Sidoharjo, Way Panji – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali menghantam wilayah Kecamatan Way Panji, Lampung Selatan. Dilaporkan sebanyak 14 ekor sapi tewas akibat penyakit mematikan ini.
Wagisah (75), warga Desa Sidoharjo yang memelihara dua ekor sapi jenis Limosin berbasis sistem gadu, mengungkapkan kegelisahannya: “Kedua sapinya terkena PMK. Kukunya terinfeksi, dan mulut serta hidungnya tersumbat lendir. Saya takut mereka mati seperti yang lain,” ujarnya dengan raut wajah cemas.
Menurut Yogi, mantri hewan Kecamatan Way Panji, PMK merupakan wabah dengan gejala khas seperti lendir yang keluar dari mulut dan hidung, lidah putih, serta infeksi pada kuku. “Kalau penanganan terlambat, kuku bisa copot, sapi tak bisa berdiri, dan akhirnya lemas hingga mati karena tidak bisa makan,” jelasnya. Ia menyarankan agar peternak rutin membersihkan kuku dengan larutan asam sitrat dan meningkatkan kualitas pakan, supaya fisik sapi tetap kuat dan lebih mudah pulih.
Yogi juga menyayangkan minimnya partisipasi peternak terhadap program imunisasi sapi. Padahal, vaksinasi seharusnya bisa meningkatkan kekebalan ternak terhadap PMK.
Capaian Program Pengendalian PMK di Lampung Selatan dan Provinsi Lampung
Di Lampung Selatan:
Data dari Dinas Peternakan Lampung mencatat bahwa pada tahun 2023, Lampung telah melakukan vaksinasi terhadap sekitar 1.004.533 ekor hewan, dari target sebanyak 1.236.184 ekor—atau sekitar 81,26 % realisasi vaksinasi PMK .
Pada tahun 2022, terdapat 1.987 ekor ternak terjangkit PMK di Lampung, dengan 1.855 ekor dinyatakan sembuh, 91 ekor dipotong paksa, dan 41 ekor mati. Dari jumlah hewan sembuh tersebut, Lampung Selatan menyumbang 70 ekor .
Di Provinsi Lampung secara umum:
Pada 4 September 2022, tercatat 1.978 kasus PMK tersebar di 35 kecamatan dan 62 desa. Dari itu, 1.816 ekor sembuh (sekitar 91,8 %) .
Pada kurun akhir tahun 2024 hingga 23 Januari 2025, laporan mencatat 28.725 ekor sapi terdampak PMK di sembilan provinsi zona merah, dengan 858 ekor di antaranya mati. Namun, data spesifik sebaran per provinsi termasuk Lampung tidak dirinci .
Sampai 16 Mei 2025, vaksinasi PMK di Provinsi Lampung telah mencapai 139.852 dosis atau sekitar 72 % dari distribusi total yang mencapai 193.500 dosis. Total distribusi vaksin yang diterima Lampung dari pemerintah pusat mencapai 195.275 dosis .
Per Mei 2025, populasi sapi potong di Lampung mencapai 820.246 ekor, dan jumlah hewan ternak yang dilalulintaskan secara nasional (yang mencakup Lampung) mencapai 140 juta ekor .
Ringkasan Data
Lokasi / Tingkat Kasus PMK (Jumlah Terserang) Sembuh Mati Vaksinasi
Lampung Selatan (2022–2023) Termasuk 70 sembuh dari 1.987 kasus di Lampung provinsi 70 di Lamsel (sembuh total 1.855) 41 di seluruh Lampung ~1.004.533 hewan divaksinasi (81,26 %)
Provinsi Lampung (2022) 1.978 total kasus 1.816 (~91,8 %) Tidak disebut Distribusi vaksin awal >148.000 dosis
Provinsi Lampung (2025) Tidak dirinci — 858 (zona merah total) Realisasi vaksinasi ~139.852 dosis (72 %) dari 195.275 dosis diterima
Kesimpulan
Jumlah kematian akibat PMK di Lampung Selatan (14 ekor) adalah tambahan signifikan di tengah upaya penanganan lokal.
Secara umum, Kabupaten Lampung Selatan dan Provinsi Lampung telah menunjukkan kesuksesan dalam penanganan PMK, terbukti dari tingkat kesembuhan yang tinggi dan vaksinasi yang sudah meluas.
Namun, kematian 14 sapi tetap menjadi sinyal penting bahwa penguatan biosecurity, edukasi, dan vaksinasi tidak boleh lengah—apalagi jika partisipasi peternak masih rendah.
(Kasiono)




