SUMATERA POST-PRINGSEWU-Dampak dari pandemi covid-19 dirasakan pula oleh Pengrajin tampah, Sri Ismiyati (47) warga dusun Tulung Rejo 1 Pekon Tulung Agung Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu, Lampung.
Sri Ismiyati pengrajin tampah dari anyaman bambu, berkeluh kesah saat Mahasiswa KKN STMIK Pringsewu mengunjungi rumahnya guna melakukan survai dampak pandemi terhadap penjualan home industri.
Menurut pengakuan Sri Ismiyati, menekuni pekerjaannya sebagai pengrajin tampah dari bambu mengaku sudah 25 tahun membuat anyaman tampah. Dari modal 10 batang bambu bisa menghasilkan 5 kodi atau 100 tampah.
Ibu yang mempunyai 3 anak ini, lebih lanjut mengatakan, tampah yang sudah jadi, akan diambil oleh pedagang dengan harga Rp 9.000. Sedangkan waktu Pengerjaannya dalam waktu 4 hari hanya mampu 50 tampah. Sementara dimasa pandemi covid-19 ini sangat sepi pembeli, ungkap Sri Ismiyati.
Salah satu Mahasiswa KKN di pekon Tulung Agung Kecamatan Gading rejo, Evi Dahlia, mengatakan, bahwa dari hasil survai yang dirinya lakukan di pekon Tulung Agung bukan hanya Ibu Sri Ismiyati saja sebagai pengrajin rumahan dari bahan bambu, namun banyak yang memanfaarkan bambu untuk dibuat berbagai macam kerajinan, diantara Tampah.
Mereka juga mengalami keluhan yang sama, namun mereka ulet walau produksi dan Penjualannnya menurun, namun tetap melaksanakan pembuatan anyaman bambu yang diberinama tampah, ujarnya (ndy)