Ogan Ilir – Pandemi Covid-19 tak hanya berdampak bagi sektor perekonomian warga, melainkan merambah ke dunia pendidikan di Indonesia yang terpaksa menerapkan sistem pembelajaran daring. Dampak tersebut sangat dirasakan oleh para murid yang tinggal di daerah minim signal internet.
Sejumlah murid yang berada di wilayah Kecamatan Kandis Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel mengeluhkan perihal kesulitan mereka dalam mengakses internet untuk mengikuti pembelajaran daring lantaran kurangnya signal di wilayah tempat tinggal mereka.
“Kami di sini susah nyari signal baik kartu Telkomsel dan XL maupun kartu internet lainnya. Belajar daring jadi tidak maksimal”, kata salah satu murid sekolah di Kecamatan Kandis, Senin (23/8/2021).
Lebih lanjut dikatakannya, kami sangat menginginkan agar pemerintah bisa memberi solusi yang tepat bagi para pelajar di daerah minim signal seperti di wilayah Kecamatan Kandis yang mau tidak mau harus tetap mengikuti pembelajaran daring.
“Kami berharap agar akses internet di daerah ini bisa lancar seperti daerah lain. Untuk itu, semoga ke depan ada upaya dari pemerintah daerah agar pembelajaran daring bisa kami ikuti secara maksimal dengan memaksimalkan signal internet”, tuturnya.
Warga setempat yang juga wali murid tersebut mengatakan, kami sangat khawatir dengan nasib pendidikan anak-anak di tengah pandemi ini. “Terkadang anak saya harus ke kota untuk nyari signal demi ngerjakan tugas sekolahnya. Sebenarnya ada tower tapi tak berfungsi maksimal, entah apa sebabnya. Semoga nanti tower itu diperiksa pihak terkait, dicek apa kendalanya dan diperbaiki”, jelasnya.
Menurut salah satu guru SMP Negeri 1 di Kecamatan Kandis saat ditemui sekolahnya membenarkan perihal keluhan yang disampaikan oleh warga setempat selaku wali murid dan murid tersebut. “Memang benar pak, di sini susah untuk akses internet karena signal yang buruk”, katanya.
Dijelaskannya, ini adalah dilema bagi para guru, di satu sisi sekolah memang diharuskan menerapkan sistem pembelajaran daring dan di sisi lain murid mengeluhkan minimnya signal di wilayah sini.
“Kami juga bingung, mau belajar tatap muka belum diperbolehkan untuk sekarang ini. Tapi belajar daring, murid-murid kewalahan karena tidak bisa mengakses internet dengan lancar. Kadang ada yang harus ke kota terlebih dahulu, baru bisa dapat signal internet. Ada juga yang naik ke atas pohon demi mencari signal internet, tapi tak bisa maksimal. Semoga nanti ada solusinya, kasihan murid-murid”, tutupnya penuh harap. (F’R)




