OKI – Terkait pemberitaan BLT DD warga Desa Penyandingan Kecamatan Teluk Gelam Kabupaten Ogan Komering, yang tertunda penyalurannya. Pihak BNI Kayu Agung yang diwakili oleh Rizki petugas bagian APB, yang bertindak sebagai pengurus pembukaan rekening bank KPM BLT DD akhirnya angkat bicara.
Menurut Rizki, mengingat masih dalam masa pandemi Covid-19, untuk menghindari kerumunan di Bank, maka kepengurusan pembukaan rekening bagi KPM BLT DD diambil alih oleh mitra kami yakni Agen BNI 46 yang tersebar di wilayah OKI ini.
“Sedangkan bagi warga Desa Penyandingan, Agen BNI 46 yang kami tunjuk untuk pengurusan pembukaan rekening BNI atas nama Rani yang berlokasi di Desa Sukaraja Kecamatan Pedamaran Kabupaten OKI”, katanya saat dikonfirmasi di kantornya, Senin (6/9) pagi.
Saat disinggung mengenai adanya biaya pembuatan rekening yang telah dikeluarkan oleh warga Desa Penyandingan. Rizki mengatakan bahwa biaya tersebut dikenakan oleh Agen BNI 46 dengan alasan untuk ongkos bolak balik ngurus pembuatan rekening warga.
“Kalau kami dari pihak BNI tidak ada sepeserpun memungut biaya untuk pembuatan rekening KPM alias gratis. Biaya Rp 50.000 tersebut ditetapkan oleh mitra kami (agen BNI 46). Uang itu dipergunakan oleh mitra kami untuk ngisi saldo rekening sebesar Rp 20.000 dan Rp 30.000 nya untuk ongkos/biaya transportasinya. Namun biaya tersebut merupakan kesepakatan antara agen dengan Sekdes dan masyarakat. Masalah biaya itu terserah dengan mitra kami. Mungkin itu untuk ongkos, biaya makan minum, upah ngetik (input data). Yang jelas dari pihak BNI tidak dipungut biaya”, tandasnya.
Ketika dimintai komentarnya mengenai keterlambatan penyaluran BLT DD warga Desa Penyandingan ini sebagaimana dikatakan Pemdes dikarenakan belum bisa dicairkan harus 100 persen, tidak boleh ada yang bermasalah. Rizki membantahnya dan mengatakan, setahu dirinya tidak harus 100 persen, 50 persen pun sudah bisa disalurkan.
“Setahu saya ya pak, hal itu tidak benar. Informasinya, kalau yang dari Desa lain itu, begitu selesai pembuatan rekening minimal 50 persen KPM, maka sudah bisa disalurkan ke rekening penerimanya masing-masing, jadi tidak harus 100 persen. Jadi infonya, yang dari desa lain itu rata-rata sudah selesai semua penyalurannya”, jelasnya.
Ditambahkannya, kalau tidak salah untuk penyaluran/pencairannya itu dari pihak Pemdes (Sekdesnya) yang mengurus ke PMD OKI lalu dari PMD OKI diurus ke pihak BNI oleh Sekdesnya tadi.
“Tapi mohon maaf ya pak, saya tidak begitu tahu bagaimana mekanismenya, takutnya saya salah jawab. Untuk Desa Penyandingan itu yang mengurusnya Sekdesnya”, tukasnya.
Sementara Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) OKI Hj Nursulah saat dikonfirmasi di kantornya, beliau tidak berhasil ditemui lantaran sedang tidak berada di tempat. Namun melalui aplikasi WhatsApp nya, Nursulah mengatakan agar menemui Jauhari saja tapi dia sedang ke luar kantor dan kembali jam 12 siang.
Ketika tim mencoba menemui Jauhari, salah satu staf di sana mengatakan, beliau juga sedang tidak ada di kantor. “maaf, pak Jauhari nya sedang ke luar kantor, mungkin sedang rapat. Tapi kami tidak tahu beliau rapatnya di mana”, katanya singkat. (F’R)




