Sumaterapost.co, Batubara-Pengurus DPD KNTI (Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia) Kabupaten Batubara menyambut baik kedatangan Tim TALENTA USU diketuai Dra Dara Aisyah, M.Si, Ph.D di Kantor Desa Lalang Kecamatan Medang Deras, Batubara,Selasa 21/9/2021
Tim diterima oleh Ketua DPD KNTI, Amir Tan dan Sekretaris Muhammad Rozali dengan penuh keakraban.
Kehadiran Tim Peneliti Rekayasa Sosial (Social Engineering) TALENTA USU dalam rangka memenuhi tugas salah satu pilar risetnya yaitu merancang bangun (designed) sistem pangkalan data (Data Base Management System/) sosial ekonomi dan keperluan nelayan untuk penentuan peserta program bantuan pemerintah agar tepat sasaran.
Strategi ini membantu mempercepat pengentasan kemiskinan. Diharapkan dapat membantu pemerintah mengakselerasi penurunan angka kemiskinan sesuai target / kinerja Rencana Kerja Pemerintah
Dalam kesempatan itu Ketua Tim Talenta USU Dra Dara Aisyah, M.Si.,Ph.D berharap ada kolaborasi antara Pemerintah, Universitas, Industri, KNTI, Komunitas Nelayan Tradisional, media elektronik maupun cetak (on/of line) agar bisa mendorong masalah kemiskinan yang terjadi pada keluarga nelayan tradisional.
Perlunya kolaborasi yang dijembatani oleh universitas melalui instansi terkait seperti Tim Satuan Keamanan Laut Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (SATKAMLA LANTAMAL), Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud), Dinas Sosial, Dinas Perikanan, Departemen Agama dari Pusat sampai Kabupaten, serta lembaga lain.
Disamping lembaga ini memiliki kaitan dengan perikanan, juga yang paling dekat dengan keluarga nelayan adalah pemerintahan desa. Hal ini tentu dilakukan secara teknis oleh para Kepala Dusun. Kepala desa dan kepala Dusunn harus sinergi sehibgga bisa menyatukan visi dan misi dalam mengatasi persoalan pengentasan kemiskinan.
Kalau semua instansi memiliki visi – misi yang dapat diwujudkan dalam program bersama dan bisa berkolaborasi di bawah payung hukum, dengan diketuai oleh langsung bapak Presiden Jokowi, maka penanganan program isu strategis kemiskinan keluarga nelayan tradisional akan cepat teratasi.
“Disinu perlu ketelitian, keseriusan dan kerja keras dalam mengatasi problematika nelayan. Sumber daya alam melimpah berada dekat mereka. Namun kemiskinan terus terjadi pada keluarga nelayan tradisional,” ujar Muhammad Sontang, S.Si., M.Si., Ph.D anggota Tim Talenta USU saat berbincang dengan Pengurus KNTI di sela acara FGD (Focus Group Discussion).
Kegiatan yang dilakukan Tim Talenta USU merupakan persiapan basis data sosial ekonomi dan keperluan keluarga Nelayan Tradisional di rumah salah seorang warga nelayan di Desa Pakam, Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara baru-baru ini.
Tim Talenta USU minta agar Pemerintah bersama Universitas terus mendampingi nelayan, sehingga mengetahui dengan jelas penyebab kemiskinan mereka.
Dara Aisyah mengatakan, pemerintah harus terus melakukan edukasi dan peningkatan kemahiran dalam proses penangkapan dan pengolahan ikan, agar menjadi nelayan terampil, inovatif dan produktif.
Selain itu menurut Dara merubah kapal nelayan tradisional menjadi nelayan modern sehingga keluar dari jeratan kemiskinan memang tak gampang. Setidaknya pemerintah harus menjamin kehidupan nelayan (terlepas dari jeratan hutang kepada toke akibat kapal hanya dimiliki tokeh.
Para nelayan hanya menumpang atau sebagai buruhnya, semua belanja perbekalan ke laut berhutang pada tokeh, pulang dari laut semua ikan diserahkan pada toke sebagai pengganti hutang belanja perbekalan nelayan),
Itu sebabnya pemerintah harus memfasilitasi segala keperluan mereka, agar terputus mata rantai antara toke dan nelayan. Pemerintah juga harus menjamin pemasaran ikan nelayan agar tidak dikuasai tokeh.
Pemerintah juga harus ada di lokasi pendaratan kapal, agar membeli semua ikan nelayan, sehingga nelayan mandiri dengan adanya Pemerintah sebagai tokel para nelayan tradisional, yang berperan sebagai majikan/tokeh mereka, jelas Dara.
Tim Talenta USU meminta pemerintah harus berperan sebagai penjamin keluarga nelayan tradisional yaitu sebagai pemilik atau penyedia Kapal untuk menjamin Keperluan mereka, menjamin Permodalan atau Biaya perbekalan nelayan, menjamin kualitas peralatan menangkap ikan (tidak ada tantangan dengan Trawl) .
Senada dengan itu, Amir Tan dan M. Rozali juga meminta Pemerintah menjamin penegakan hukum kepada kapal yang menggunakan Trawl / Pukat Harimau atau Pukat Tarik agar tidak masuk dalam kawasan atau zona operasi nelayan tradisional.
Tim Talenta USU selanjutnya meminta pemerintah menjamin akses pemasaran (memutus mata rantai para penjerat hutang), menjamin keluarga nelayan punya keterampilan, serta menjamin terciptanya kewirausahaan sosial berbasis kemitraan melalui Transfer Knowledge & Technology serta Teaching Factory.
Dengan adanya pihak pendampingan di keluarga nelayan dengan MODEL HELIX antara Universitas, Pemerintah, Industri (Pengusaha), Komunitas Nelayan Tradisional dan KNTI diharapkan.mereka dapat meningkatkan pendapatannya.
Menurut Dara, Tim Talenta USU akan merintis kerja sama dengan berbagai pihak termasuk KNTI pertanda peduli terhadap keluarga nelayan tradisional, terutama dalam hal mengatasi masalah pengentasan.kemiskinan.
Muhammad Sontang berharap pemerintah dapat mengubah kehidupan nelayan dengan berlokasi kantornya di dekat nelayan. Pemerintah harus siapkan peralatan untuk meningkatkan teknologi penangkapan ikan di laut dengan mengikuti era teknologi negara maju seperti teknologi untuk mendeteksi keberadaan ikan dengan GPS (Global Position System)
Begitu pula Teknologi SONAR untuk kuantifikasi sumber daya ikan yang juga merupakan sistem dengan menggunakan gelombang suara bawah air yang dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi sekaligus menetapkan lokasi keberadaan ikan.
Termasuk alat sensor pelacak posisi ikan dengan Teknologi Fish Finder. Ini merupakan alat berbentuk monitor yang digunakan untuk mencari lokasi ikan, serta Teknologi Akustik / Hidroakustik.
Teknologi Hidroakustik merupakan salah satu teknologi dengan keunggulan dapat mendeteksi sumberdaya hayati laut termasuk pendugaan densitas dan keberadaan ikan secara langsung.
Peralatan tersebut relatif lebih akurat dari metode konvensional yang digunakan nelayan selama ini. Metode ini diharapkan dapat digunakan dalam penangkapan ikan yang menjadi salah satu metode yang efektif mendeteksi keberadaan ikan secara langsung, cepat, dan akurat.
Semua Teknologi ini di maksudkan agar dapat menambah pendapatan nelayan,” jelas Muhammad Sontang seraya meminta kepada pemerintah khususnya kepada Departemen Agama agar menjadi motivator penggerak dan pendampingan dalam menjalankan aplikasi revolusi mental khususnya pembinaan kerohanian masyarakat nelayan di pesisir pantai.
“Soalnya sangat banyak masalah kehidupan remaja nelayan yang putus sekolah, terkena narkoba dan begal. Hal ini didapati dalam hasil kajian peneliti sebelumnya,” ujar Muhammad Sontang.(tiar)




