SUMATERAPOST.co, Medan-“Gayung bersambut”, setidaknya inilah ungkapan Ketua Masyarakat Sejarawan Sumatera Utara Dr Suprayitno, M Hum saat berbincang tentang rempah Indonesia yang terkenal sejak zaman dulu
Menatap kembali sejarah gemilang rempah nusantara ini pihaknya berhasrat melakukan napak tilas menelusuri rempah dari pesisir timur ke barat mengangkat kembali harkat-martabat Sumatera Utara.
“Kami akan melakukan napak tilas menelusuri rempah dari pesisir timur ke barat bulan depan,” katanya kepada Sumaterapost.co melalui telepon selular, Rabu 27/10/2021.
Dia menjelaskan kegiatan Napak Tilas Rempah Indonesia (NTRI) sehubungan akan digelarnya ISFBE atas kerjasama Dewan Rempah Indonesia (DRI) dengan Kadin Sumut di kawasan Danau Toba bulan Desember mendatang.
Menurut Suprayitno, Barus adalah situs rempah barus yang sejarahnya dikenal seluruh jagad raya, dari sebelum masehi.
Kota Barus menjadi pintu masuknya Islam pada abad pertama Islam. Kota Barus menjadi *mile stone* Islam masuk Nusantara yang telah ditetapkan pemerintah RI.
“Sayangnya, tanaman rempah barus sudah masuk dalam daftar tanaman yang terancam punah, menurut *IUCN (International Union for the Concervation of Nature and Natural Resources),” ujar Suprayitno
Sejarawan ini mengingatkan kekayaan alam perlu dilestarikan, dan memberikan kesejahteraan pada rakyat sekitarnya.
“Seperti kemenyan Toba (styrax sumatrana ) adalah kemenyan terbaik dan termahal. Sayangnya harga premium belum ada *trickledown effect* memberikan kesejahteraan bagi produsennya,” katanya.
Suprayitno meyakini Napak Tilas Rempah Indonesia (NTRI) mudah-mudahan bermanfaat dalam memberikan dorongan kepada Sejarawan Indonesia.
Ketua Kadin Sumatera Utara, Khairul Mahalli mengapresiasi Masyarakat Sejarawan Indonesia Sumatera Utara yang akan mengadakan NTRI menelusuri Jalur Rempah dari Pesisir Deli ke Pedalaman, Tanah Karo.
“Kegiatan ini merupakan pemanasan menjelang ISFBE di Parapat. ISFBE sendiri menurut rencana akan dibuka Presiden Joko Widodo,” kata.Mahalli yang juga Ketua Umum DPP Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) ini. (tiar)




