Sumaterapost.co, Medan – Sekjen MUI Pusat, DR H Amirsyah Tambunan SH, resmi membuka Workshop Literasi Media Multiplatform Berwawasan Islam Wasathiyah di Aula Lantai II Hotel Grand Mercure Medan, Sumatera Utara, dalam komunikasi secara virtual, Senin (15/11/2021) siang.
Kegiatan yang terlaksana atas kerjasama MUI Pusat dan Kementerian Kominfo RI tersebut dihadiri Sekjen Kementerian Kominfo RI, Sumiati, dan Ketua MUI Sumatera Utara, DR H Maratua Simanjuntak, serta diikuti lebih dari 60 peserta dari berbagai wilayah di Pulau Sumatera.
Dalam sambutannya, Sekjen MUI Pusat, DR H Amirsyah Tambunan SH, menekankan pentingnya konsep Islam Wasathiyah dalam kehidupan dan aktivitas bermedia sosial.
Wasathiyah sendiri, katanya, dapat diartikan sebagai ukuran keseimbangan atau jalan tengah. Namun secara umum, wasathiyah berbicara tentang keadilan, i’tidal (tegak lurus), dan keseimbangan yang bermuara pada kebaikan.
“Dan upaya mengembangkan dan menyebarluaskan konsep Islam Wasathiyah kepada masyarakat merupakan bagian dari tugas MUI sebagai mitra pemerintah dan pelayan umat. Sehingga menjadi kewajiban kita untuk menyebarkan pemahaman Islam Wasathiyah,” terang Amirsyah.
Berbicara media dan media sosial, dia mengakui memiliki spektrum yang luas tanpa ada batasan umur dari penggunanya. Karena itu konten media sosial harus aplikasikan untuk kebaikan. Hal ini penting untuk mencegah konten kebohongan (hoax) dan mencegah pemahaman ekstrem.
Untuk mencegah hoax, Amirsyah menyatakan, MUI Pusat telah mengeluarkan fatwa, bahwa media wajib hukumnya memberitakan hal-hal yang benar dan bermanfaat. Sebaliknya media diharamkan memberitakan hal-hal yang bersifat bohong dan adu domba.
Sebaliknya, pengembangan konten media sosial kreatif dapat pula membantu menekan penggunaan media sosial yang tidak sesuai dengan fungsinya, memotivasi masyarakat untuk melakukan kebaikan, serta meningkatkan kecerdasaan intelektual, emosional, spiritual, sosial, dan iwa enterpreneurship masyarakat.
“Karena itu saya mengingatkan semua pihak, khususnya jajaran MUI di daerah, untuk menjadikan media sosial sebagai sarana dakwah. Menjelaskan dan menyampaikan hal yang benar dan bertanggungjawab, demi terwujudnya amar ma’ruf nahi mungkar,” serunya.
Sementara itu, Sekjen Kementerian Kominfo RI, Sumiati, mengatakan, Workshop Literasi Media Multiplatform Berwawasan Islam Wasathiyah merupakan bagian dari upaya pihaknya membangun kreativitas masyarakat dalam membuat dan mengelola konten media sosial yang bermanfaat, serta mampu mengenali dan memilah informasi yang hoax atau tidak.
“Tentu saja kami tidak bisa bekerja sendiri untuk menginformasikan kepada masyarakat. Sehingga kami melibatkan mitra-mitra kerja, yang dalam hal ini MUi, mengingat jaringan MUI yang luas hingga ke daerah,” ungkapnya.
Secara khusus Sumiati, meminta masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial. Sebab data dan jejak digital tidak dapat hilang begitu saja.
Atas dasar itu, dia berharap seluruh peserta mampun tampil menjadi pioner-pioner di lingkungannya, serta menularkan ilmu dan pengetahuan yang didapat kepada keluarga, tetangga, dan masyarajkat umum, agar manfaatnya dapat lebih meluas.
“Namun saya tetap menghimbau masyarakat bijak dan bertnaggungjawab dalam bermedia sosial. Senantiasa jaga lidah dan jari kita,” seru Sumiati.
Sebelumnya, Ketua MUI Sumatera Utara, DR H Maratua Simanjuntak, mengungkapkan rasa Terimakasih ya kepada MUI Pusat dan Kementerian Kominfo RI karena telah dipercaya sebagai tuan rumah.
Diapun menegaskan bahwa MUI pada prinsipnya dibangun berdasarkan konsep Islam Wasathiyah. Sebab dalam melaksanakan suatu kegiatan MUI tetap mengedepankan keseimbangan, keselamatan, serta terus memperbaiki dan evaluasi kinerja organisasi.
“Berkaitan dengan kegiatan pada hari ini, kita dari MUI Sumut sendiri terus melakukan konsolidasi organisasi. Sebab di media sosial ini, benar sekalipun kita lakukan, dapat saja kalah dengan orang-orang batil yang terorganisir,” ujar Maratua. (andi)




