Sumaterapost.co – Ogan Ilir | Menanggapi pemberitaan sebelumnya, terkait dugaan pembagian honor Tim Vaksinator yang tidak wajar. Akhirnya membuat Kepala (Ka) UPTD Puskesmas Tanjung Raja Nelly Anggia Murni angkat bicara berikan klarifikasinya melalui sambungan telepon selulernya.
Saat awak media mendatangi Puskesmas Tanjung Raja, Ka UPTD sedang tidak berada di tempat tengah pelayanan vaksinasi di sekolah. Nelly Anggia Murni yang dihubungi via telepon mengatakan bahwa terkait honor yang diberikan itu ialah sebagai bentuk penghargaan dari Tim Vaksinator 11 untuk dirinya yang telah membantu kegiatan vaksinasi kemarin. Masalah dia terima atau tidaknya, ya tapi memang begitulah, itu penghargaan dari tim sesuai hasil kesepakatan bersama.
“Jadi, uang tersebut benar dikumpulkan lalu dibagikan sesuai hasil kesepakatan bersama. Tidak benar bila honor itu dibagikan sesuka hati saya, melainkan hasil kesepakatan. Uang tersebut kami bagikan kepada 22 orang, bahkan tukang sapu pun kami bagikan honornya. Bila dia merasa tidak puas dengan uang yang kami berikan kemarin, itu urusan dia pak, yang jelas uang itulah penghargaan yang tim kami berikan untuknya”, ujar Nelly via telepon, Senin, (6/12).
Masih katanya, terkait uang makan tim Vaksinator yang digunakan untuk jalan-jalan ke luar kota beberapa waktu lalu. Ka UPTD membenarkannya, akan tetapi hal tersebut dilakukan berdasarkan keputusan bersama bahwa tim sepakat agar uang makan itu tidak dibagikan karena tim menginginkan liburan saja menghilangkan rasa penat, tapi bukan berarti uang makan tersebut saya ambil atau tidak saya bagikan.
“Uang makan itu kan masuk ke dalam satu nomor rekening terpisah dan tim sepakat uang makan itu tidak dibagikan tapi digunakan untuk biaya jalan-jalan saja. Lagipula uang makan yang dari Dinas itu hanya untuk 12 hari kerja dalam 1 bulan sedangkan kami turun ke lapangan belum tentu 12 kali, saat ini kami malah turun ke lapangan itu hampir setiap hari”, terangnya.
Jadi, lanjutnya lagi, pada saat tim Vaksinator bertugas, Ka UPTD lah yang bertanggungjawab atas biaya konsumsi tim. Bila sedang di desa, ya untuk makan kami dibantu pihak desa.
“Bahkan saat pelayanan vaksin di puskesmas pun, untuk makan tim Vaksinator itu acap kali menggunakan uang pribadi saya dan uang makan saya pun tidak saya ambil dan saya mengikhlaskan hal itu untuk makan tim. Sesuai kesepakatan yang tidak ikut jalan-jalan, ya mereka kan sudah dapat makan waktu itu dan mereka sudah diajak juga tapi menolak dengan alasan ada urusan lain”, ungkapnya.
Saat disinggung mengenai stok obat seperti parasetamol yang kerap kosong, Nelly mengatakan bahwa saat ini memang stok di Dinas pun lagi memutus, lagipula dana untuk pembelian obatpun belum cair. Dan untuk mengatasi itu, kami sudah ambil kebijakan dengan membelikan obat di luar kalau obat yang dibutuhkan habis.
“Saya sering bilang pada staf di apotek, bila obat habis segera laporkan ke saya agar bisa diatasi. Kami yang belikan obatnya bila di apotek puskesmas lagi kosong stoknya, tidak pernah kami menyuruh masyarakat beli obat di apotek luar, kami yang talangi”, pungkasnya. (F’R)




