Sumaterapost – Binjai | Workshop Pembuatan Soal Berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) bagi Guru di lingkungan Yayasan Perguruan Kristen Methodist Indonesia (PKMI) Kota Binjai dibuka Kepala Cabang Dinas (Kacabdis) Pendidikan Sumatera Utara Wilayah Kerja Stabat, M Basir S Hasibuan MPd, Senin, (06/12/2021) pagi.
Acara dilaksanakan di Aula Lantai IV Gedung Yayasan PKMI Kota Binjai, dengan dihadiri Ketua Yayasan, Peterus Long SH MM, diwakili Pimpinan Sekolah, Drs Robert MM, dan Guru Besar Universitas Negeri Medan (Unimed), Prof DR Sumarno MPd, serta diikuti gabungan guru SD, SMP, dan SMA di lingkungan yayasan pendidikan terkait.
Kacabdis Pendidikan Stabat, M Basir S Hasibuan MPd, menyambut baik pelaksanaan Workshop Pembuatan Soal Berbasis HOTS bagi Guru, mengingat kegiatan ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan mekanisme pembelajaran yang efektif bagi peserta didik.
“Saya bangga hadir di acara ini. Sebab ini membuktikan tekad dan komitmen yang besar dari pengurus yayasan dan unsur pimpinan sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Sumut, khususnya di Binjai. Apalagi Methodist Binjai saat ini masuk pada 15 besar sekolah unggul di Sumut,” ungkapnya.
Berbicara tentang Higher Order Thinking Skills atau berpikir tingkat tinggi, menurut Basir, setidaknya ada dua hal penting yang harus dimiliki setiap guru, yakni integritas dan kompetensi. Dengan dua modal ini, menurutnya, seorang guru akan mampu menerapkan sistem pembelajaran yang efektif, menyenangkan, dan berkualitas.
Sebagai imbasnya, kata Basir, peserta didik akan lebih termotivasi untuk aktif belajar. Sebaliknya sang guru juga akan tampil sebagai sosok pengajar yang kreatif dan inovatif, serta memiliki semangat besar untuk menyampaikan pengetahuannya secara maksimal kepada para peserta didiknya.
“Seorang guru itu harus mampu memahami karakter setiap peserta didiknya. Karena pada dasarnya tingkat kecerdasan dan kemampuan peserta didik dalam menyerap pengetahuan memang berbeda-beda,” ujarnya.
Menurut Basir, berpikir tingkat tinggi merupakan berpikir kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas mental yang paling dasar.
Dalam hal ini, katanya ada tiga aspek keterampilan dalam berpikir tingkat tinggi, yakni sebagai knowledge transfer (menyampaikan pengetahuan), sebagai critical and creative thinking (berpikir ktitis dan kreatif), serta sebagai problem solving (penyelesaian masalah).
Meskipun demikian Basir mengakui, masih banyak guru di Sumatera Utara yang memiliki kompetensi rendah, terutama di bidang literasi dan penguasaan teknologi digital. Padahal kedua hal ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam menjawab tantangan perubahan zaman dan penerapan konsep berpikir tingkat tinggi.
Atas dasar itu, Basir mengingatkan setiap yayasan pendidikan dan sekolah untuk meningkatkan perannya, terutama dalam menerapkan pola dan mekanisme pembelajaran yang lebih tepat dan efektif, bukan hanya bagi peserta didik tetapi juga kepada guru.
“Dalam arti, kemampuan penalaran dan kreativitas guru dalam mengajar dan menyampaikan pengetahuannya kepada peserta didik harus ditingkatkan. Sehingga upaya ini akan menumbuhkan motivasi, serta sikap kritis dan kemampuan analisa yang kuat dari peserta didik,” serunya.
Sebelumnya, Ketua Panitia Pelaksana Workshop Pembuatan Soal Berbasis HOTS bagi Guru, Tuah Sembiring, mengatakan, kegiatan ini digelar selama tiga hari, terhitung sejak 6 hingga 8 Desember 2021, serta diikuti 115 peserta, terdiri dari gabungan guru SD, SMP, dan SMA Methodist Kota Binjai.
Menurutnya, ada empat narasumber yang dihadirkan, yakni Kacabdis Pendidikan Stabat, M Basir S Hasibuan MPd, Guru Besar Unimed, Prof DR Sumarno MPd, Pengawas Sekolah Madya Cabdis Pendidikan Stabat, Andresta Pinem SPd MSi, dan Pengawas SMA Cabdis Pendidikan Medan Selatan, Drs Mamaek Nainggolan MSi. (andi)




