Desa serbajadi IV adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Sungal, Kabupaten Deli Serdang, yang berada dipinggir Ibu Kota Sumatera Utara, yaitu kota Medan. Bisa dibilang desa Serbajadi IV ini juga termasuk desa pinggir ibu kota yang terdapat beragam suku, agama, dan kebudayaan yang bersatu padu menjalin interaksi sosial yang harmonis.
Menurut cerita yang beredar dikalangan masyarakat desa Serbajadi desa Serbajadi IV adalah suatu daerah rawa yang berada di pinggir kota dan belum terjamah manusia. Namun rawa tersebut dikelola oleh para transmigrasi-transmigrasi yang berasal dari pulau jawa, yang menjadi tempat tinggal mereka. Jadi bisa dibilang desa serbajadi berawal dari transmigran yang mayoritas berasal dari pulau jawa dan ingin menetap juga membangun keluarga di pulau Sumatera ini. Dan desa Serbajadi juga dibagi menjadi beberapa bagian dusun, yaitu ada Dusun I desa Serbajadi, Dusun II desa Serbajadi, Dusun III desa Serbajadi dan Dusun IV desa Serbajadi.
Meskipun desa Serbajadi tersebut di huni oleh masyarakat – masyarakat yang memiliki beraneka ragam agama, suku, dan kebudayaan. Namun, masyarakat desa tersebut tetap hidup rukun dan saling berdampingan. Penulis percaya hal tersebut dapat terjadi karena masyarakat desa Serbajadi memiliki sifat toleransi yang tinggi terhadap perbedaan. Baik perbedaan agama, suku maupun budaya yang menjadi satu padu dalam lingkungan masyarakat desa Serbajadi.
Penulis juga merasa sifat toleransi yang tinggi tersebut telah mendarah daging dan beranak cucu pada masyarakat desa Serbajadi. Dikarenakan mayoritas masyarakat desa Serbajadi memiliki pemikiran yang cukup maju dan terdepan terhadap perbedaan. Masyarakat juga berpendapat, jika tidak diganggu maka jangan mengganggu. Tidak hanya masyarakatnya yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap perubahan. Masyarakat desa Serbajadi juga selalu ramah tamah terhadap para pendatang yang sekedar hanya ingin bertamu maupun pendatang yang tinggal menetap di desa tersebut.
Hal ini juga dibuktikan oleh beberapa kegiatan yang menjadi cikal bakal keharmonisan masyarakat desa Serbajadi. Yaitu, setiap minggu terakhir pada tiap bulan, masyarakat desa serbajadi selalu melakukan gotong royong yang dikordinasi langsung oleh kepala desa Serbajadi.
Tidak sampai disitu saja, masyarakat desa Serbajadi juga melakukan beberapa kegiatan yang produktif salah satunya membuat usaha skala mikro kecil menengah (UMKM). Masyarakat desa juga saling mensupport sesama pelaku usaha, dengan cara membeli kebutuhan sehari-hari dari UMKM yang berada di sekitar lingkungan desa Serbajadi.
Nah, salah satu hal yang menarik perhatian penulis adalah adanya sebuah usaha kedai kopi milenial (coffeshop) yang di dirikan dan dikelola oleh seorang mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) jurusan Ekonomi Pembangunan Stambuk 2019 Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang bernama (Rivaldy Nafis/bang Aldy). Coffeshop tersebut mengambil tema vintage dengan nuansa kayu sebagai bahan dasar pembuaatan coffeshop tersebut dan dipadukan dengan lampu berwarna kuning yang menambah ciri khas tersendiri pada coffeshop tersebut.
“Coffeshop OmKapten Mempunyai Ciri Khas Tersendiri, dan Wadah Tempat Untuk Menambah Wawasan”
Pemilik usaha ini memilih sendiri bahan dasar kopi yang dipilih untuk usaha coffeshopnya, sehingga ada ciri khas tersendiri yang menjadi coffeshop ini berbada dengan coffeshop lainnya. Pemilik usaha coffeshop ini juga berkata, “Omkapten hadir dengan berani sebagai perintis awal yang memulai memperkenalkan hal-hal baru yang belum ada di desa Serbajadi ini khususnya di ruang lingkup perkopian, sehingga dapat membangun desa Serbajadi ini menjadi maju dan mengetahui hal-hal yang baru, yang belum ada di desa Serbajadi ini”.
Dan yang membuat coffeshop ini berbeda dari pada yang lain adalah, idealisme owner terhadap produk minuman yang dibuatnya. Terutama kopi yang disajikan memiliki ciri khasnya tersendiri dan berbeda dari coffeshop lainnya. Idealisme tersebut tertuang pada proses penyajian kopi, mulai dari biji kopi utuh hingga menjadi segelas kopi yang siap untuk disajikan kepada konsumen.
Adapun yang menjadi nilai lebih dari OmKapten coffeshop ini adalah, apabila ketika konsumen ingin mengetahui lebih banyak mengenai kopi dan cara penyeduhannya maka bang Aldy selaku owner sekaligus barista siap melayani dan memberi pengetahuan mengenai kopi dan cara penyeduhannya. Dan yang menjadi nilai tambah untuk Omkapten koffie adalah proses penyeduhannya bersifat open kitchen. Sehingga konsumen dapat melihat langsung proses penyeduhan kopi tersebut. Tidak hanya dengan itu saja, konsumen juga dapat banyak ilmu jika berkunjung dan menikmati kopi di coffeshop OmKapten ini.
Banyak juga pengaruh positif dari coffeshop OmKapten koffie ini terhadap kemajuan masyarakat desa Serbajadi. Yaitu OmKapten koffie mampu menarik masyarakat desa Serbajadi terkhusus pemuda-pemuda desa yang berumur lebih dari 15 tahun untuk memiliki tongkrongan yang lebih sehat agar terhindar dari kegiatan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Selain itu coffeshop OmKapten ini adalah wadah untuk masyarakat desa Serbajadi melakukan kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan maupun tidak. Pemilik coffeshop OmKapten ini sendiri yaitu bang Aldy berkata “Kedai kopi ini tidak hanya sekedar kedai kopi saja, tetapi bisa menjadi wadah untuk masyarakat berkegiatan, baik itu tempat rapat, tempat diskusi, tempat refreshing, dan tempat menyalurkan bakat-bakat yang dimiliki oleh masyarakat desa Serbajadi ini”.
Nah, bagi anda yang belum pernah dan penasaran bagaimana coffeshop OmKapten ini, dan ingin untuk mencicipi bagaimana ciri khas kopi OmKapten ini, ataupun ingin menikmati fasilitas dan wadah yang disajikan kedai kopi ini, silahkan berkunjung ke Desa Serbajadi, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara.
Ditulis oleh :
Mahasiswa KPM-KS TEMATIK Semester Ganjil IAIN LANGSA 2021, TERMIN I Aigatama Rafida, Nim 4012018136, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Jurusan Perbankan Syariah