Semarang – Di Kota Semarang bakal hadir lagi ruang publik baru yaitu; Taman Bubakan yang lokasinya tak jauh dari bundaran bubakan Kota Semarang. Taman ini merupakan bagian dari revitalisasi Kota Lama ini ditarget akhir tahun sudah bisa dinikmati masyarakat. Rencana Taman Bubakan yang pengerjaannya sudah tahap finishing ini bakal diresmikan oleh Walikota Semarang Hendrar Prihadi bersamaan dengan peresmian Museum Kota Lama.
“Sudah selesai mbak, tinggal ditambahin tanaman sama rumput jepang saja disekitarnya. Rencananya besok senin mau peresmian, tapi ya belum pasti juga, menunggu arahan dari Pemerintah Kota.” ujar Pram, Mandor proyek Taman Bubakan Semarang.
Taman Bubakan Semarang berada di ujung pertemuan antara Jalan MT Haryono dan Jalan Pattimura kawasan Kota Lama Semarang yang nantinya akan menjadi pelengkap dari Museum Kota Lama. Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang membangun Taman Bubakan yang berfungsi sebagai area pejalan kaki dan sekaligus menjadi penghubung antara kantong parkir dengan Museum Kota Lama.
Pembangunan yang dilakukan di taman dengan luas sekitar 30 x 46 meter ini berupa taman sebagai penghijauan, akses jalan, penambahan street furniture guna mempercantik taman dan menjadi spot untuk berfoto. Taman Bubakan memakan waktu pengerjaan selama kurang lebih satu bulan hingga akhir tahun 2021 dan akan secepatnya diselesaikan sebelum Museum Kota Lama difungsikan.
Wali kota Semarang, Hendrar Prihadi menuturkan Bundaran Bubakan nantinya akan menjadi destinasi yang menarik, karena selain menjadi destinasi wisata dengan sclupture dan jembatan kaca, ada sarana edukasi yaitu belajar mengenai sejarah Kota Lama Semarang. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali banjir dengan kolam poldernya.
Wahyu, salah satu petugas keamanan yang menjaga Museum Kota Lama mengatakan, Museum Kota Lama itu sendiri, nantinya akan berisikan tentang sejarah Kota Lama yang mengisahkan tentang sejarah wilayah di sekitar Kota Lama, seperti kampung Pecinan dan perkeretaapian di Kota Semarang.” Nanti ada juga replika serta miniatur kapal dan situasi perdagangan di Sungai Mberok Semarang,” terang Wahyu. (Karina Qurani/CHCS).