Sumaterapost | Bogor – Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam siaran Pers tahunan menegaskan, menghina kerasulan Nabi Muhammad adalah pelanggaran kebebasan beragama dan dapat memunculkan radikalisme kelompok tertentu sebagai bentuk perlawanan.
Rusia memiliki tradisi dan budaya menghormati agama lain dan tak ingin mengkerdilkan para pemeluk agama lain.
“Menghina kerasulan Nabi Muhammad bagian dari pelanggaran kebebasan beragama,” kata Presiden Rusia Vladimir Putin dalam siaran Pers yang di kutif kantor berita Tass, Senin, (27/12/2021).
Siaran pers tahunan Putin selalu dilakukan menjelang akhir tahun. Putin membela kerasulan Muhammad dan menegaskan menghina Nabi Muhammad bukan kebebasan berbicara yang banyak di dengungkan kelompok anti Islam dan dijadikan alat untuk mencidrai kelompok Islam.
Rusia kata Putin, sebagai negara penganut paham multi-etnis dan multi budaya. Di Rusia kata Putin budaya dan keragaman Etnis di Rusia terus berkembang dan mewakili, 11 persen daratan dunia.
“Menghina kenabian Muhammad sebagai bentuk pelanggaran kebebasan pemeluk agama dan pelanggaran terhadap perasaan suci orang-orang yang mensucikan kenabian Muhammad,” kata Putin.
Putin menjelaskan, pentingnya kebebasan artistik secara umum dan menekankan ada batasan dan mestinya tidak melanggar kebebasan komunitas lain akibat sentimen keagamaan.
Selain memiliki keragaman budaya kata Putin, Rusia memiliki tradisi menghormati budaya orang dan agama lain. Dia mengatakan, rasa hormat tak banyak tersedia di negara lain di dunia.
Karena tindakan itu tutur Putin, sangat melanggar kebebasan beragama dan melukai perasaan pemeluk agama Islam dan dapat mengundang reaksi keras dari kelompok ekstremis sebagai bentuk protes dan tak suka nabi mereka dijadikan bahan cercaan pihak lain. (Den)




