Sumaterapost.co | Pringsewu – Luar biasa perjuangan salah satu warga Pringsewu Eko Suncaka, dalam perjalanan hidupnya selama 16 tahun, mata pencahariannya hanya sebagai pengayuh becak. Akhirnya diwisudakan pada tanggal 23 Maret 2022 dengan menyandang Gelar Doktor di Universitas Islam Negeri Radin Intan Lampung (UIN).
Putra kelahiran Pringsewu yang merupakan anak dari pasangan Suratmin (Alm) dan Ibu Tuminah ini, dengan terharu dan meneteskan air matanya saat menyampaikan riwayat perjalanan hidupnya kepada awak media, dirinya dilahirkan dari keluarga kurang mampu. Namun dirinya punya cita-cita yang mulia menempuh pendidikan dalam kehidupannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari membantu orang tua serta membiayai sekolah juga tidak malu-malu mengayuh becak selama 16 tahun, pekerjaan apapun dilakukan yang penting halal, termasuk menjadi petugas kebersihan, menyapu Gereja selama 4 tahun, yang dijalani dengan ikhlas, ungkapnya.
Eko Suncoko yang mempunyai Istri bernama Nurleli yang menjadi PNS di MIN 1 Pesawaran, menuturkan pahit getirnya bertahan hidup setelah 4 tahun menjadi petugas kebersihan Gereja. Dirinya kemudian menjadi SATPAM 5 tahun dengan ulet ditekuni kemudian menjadi staf di Universitas Muhammadiyah Pringsewu (UMPRI).
Eko Suncaka pun menceritakan saat diwisuda sarjana S3, tidak dinyana-nyana ketika di umumkan. Dirinya menyandang predikat sangat memuaskan istri dan kedua orangtuanya terharu saat mendampingi wisuda serta Bangga dan senang tampak dari keluarga kecilnya.
Akhirnya pengayuh becak ini menyandang Gelar, Dr. Eko Suncaka. S.Pd., M.M, dan berharap sebuah kebanggaan untuk ke dua anaknya, Adinata Bahuwirya saat ini sedang menempuh pendidikan di MBS Yogyakarta, dan anak ke duanya, Griseldis Salsabila, yang masih duduk di bangku SD Muhammadiyah Pringsewu.
Eko mengucapkan terimakasih kepada orang tua, istri, anak, saudara dan sahabat-sahabat yang telah memberikan suport baik secara moril dan non moril sehingga dirinya dapat menyelesaikan studi S3 dan mendapatkan gelar Doktor, pencapaian ini bukan berarti di lewati dengan mudah tapi dengan tetesan keringat dan air mata saat perjalanan hidupnya yang diarungi.
Dirinya bertekad pencapaian seluruhnya ini akan diabdikan khususnya untuk keluarga besar dan kabupaten Pringsewu. Tentunya juga untuk memotivasi kepada putra dan putri di Kabupaten Jejama Secancanan.
“Bahwasannya walaupun kita lahir dari keluarga yang tidak mampu bukan berarti hak untuk belajar menjadi terbatasi, tapi hak untuk belajar adalah untuk semua orang tidak memandang kasta dan warna kulit, ketika kita bisa memimpikannya berarti kita bisa mewujudkannya, itulah yang menjadi motivasi saya,” ungkapnya.
(Andoyo)