Sumaterapost.co | Medan – Tempurung kelapa tak asing lagi bagi masyarakat, Apalagi kalau di desa-desa banyak terdapat kebun kelapa, maka tak ada yang tidak kenal dengan buah kelapa termasuk tempurungnya.
Sekarang bukan hanya buah kelapa dijual di pasar tapi juga tempurung kelapa menjadi komoditas perdagangan diantaranya di pasar tradisional, dibeli pedagang pengumpul.
Lantas, Kh. Dr. M Sontang Sihotang, SSi, MSi – Kepala Lab Inti (nuklir) Universitas Sumatera Utara (USU) mencoba melakukan penelitian dan analisis terhadap tempurung kelapa.
Sontang menyebutkan Tempurung Kelapa di Karbonisasi menghasilkan karbon mengikuti proses briket untuk mengetahui kualitas karbon yang dihasilkan setelah karbonisasi.
Kemudian melakukan analisis seperti kadar abu, kadar air Volatile Matter, karbon terikat (Fixed Carbon), kadar sulphur, dan nilai kalor.
“Coba kita lihat Tabel Hasil Analisis Uji Bahan baku tempurung kelapa.Parameter Penguji Hasil. Kadar Abu 6,8 %, Kadar Air % 6,98, Zat Terbang 6,98 % Karbon Terikat 69,20%, Kadar Sulphur 0,50 % , Nilai Kalor 6.641,30 cal/g dan
Analisa Sifat Fisis,” jelas Sontang kepada media inj, Senin, (13/6/2022).
Dia menjelaskan hasil dan pembahasan Analisa Baking Filter Dust PT. Inalum Sebelum limbah Baking Filter Dust PT Inalum dijadikan sebuah briket, kemudian lakukan analisis seperti analisa kadar abu, kadar air, zat terbang (volatile matter ), karbon terikat
meliputi beberapa parameter pengujian yaitu : Nilai kalor, Kadar abu, dan Zat menguap memenuhi syarat mutu Standart Nasional Indonesia (SNI) 0162352000.
Sedangkan kadar sulphur memenuhi syarat Peraturan Menteri ESDM No. 47 Tahun 2006. Namun untuk Kadar air dan Kadar carbon tidak memenuhi kedua standar tersebut.
Pengaruh penambahan arang tempurung kelapa terhadap Baking Filter Dust PT.INALUM adalah terdapat penurunan kadar air, zat menguap, dan kadar sulphur. Namun naik untuk kadar nilai kalor, kadar karbon dan kadar abu ketika penambahan arang tempurung kelapa.
“Kualitas optimum dari sifat fisik dan kimia dalam briket pada beberapa parameter adalah nilai kalor : 7062 cal/g, kadar sulphur : 52 %, kadar karbon terikat : 69 %, zat terbang : 14 %, kadar air : 23 %, kadar abu : 5 %,” terang Sontang Sihotang.
Dosen USU ini juga menyarankan untuk kesempurnaan penelitian ini perlu dilakukan uji emisi gas pada briket agar briket yang diperoleh aman ketika digunakan.
“Disamping itu perlu penambahan bahan yang bersifat menghilangkan bau pada saat pembakaran dan dilakukan uji kuat tekan terhadap briket yang diperoleh,” ujar M Sontang Sihotang, dari Departemen Prodi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, USU ini.
Dari analisis hasil penelitian tersebut Sontang yang memperkuatkan hasil penelitiannya dari berbagai sumber dan pustaka itu mengambil kesimpulan dan saran yaitu antara lain penentuan variasi briket Baking Filter Dust PT.INALUM arang tempurung kelapa terbaik.
(Bachtiar Adamy)




