Sumaterapost.co | Medan – Desa Ujung Serdang Kecamatan Tanjung Morawa, salah satu dari beberapa perkampungan di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai pembudidaya ikan tawar (kolam) seperti ikan patin, nila dan lele. Pekerjaan ini digeluti sejak lama.Namun sekarang terbentur modal untuk pengembangan kapasitas usaha termasuk rakitan mesin pembuatan pakan.
Dalam upaya.menggenjot produksi ikan air tawar di Desa Ujung Serdang, Kementerian Kelautan dan Perikanan diharapkan turun ke lapangan untuk melihat dari dekat perkembangan pembudidayaan ikan air tawar dan apa saja dibutuhkan mereka setempat.
Warga membudidayakan ikan patin dan ikan air tawar lainnya sekarang ini karena sangat tinggi peminatnya. Baik di pabrik pengolahan ikan maupun untuk kebutuhan masyarakat sehari- hari. Itu sebabnya permintaan ikan air tawar terutama patin terus meningkat.
Justralam Sembiring, salah seorang pembudidaya ikan air tawar khusunya patin menuturkan budidaya ikan patin dewasa sangat menjanjikan karena kebutuhan ikan patin di pasaran terus melonjak.
Bayangkan saja katanya, berdasarkan data, dalam 100 gram ikan patin, mengandung sekitar 110-120 kalori serta beragam nutrisi seperti protein, lemak, magnisium dan mencapai 200 miigram fosfor. Bahkan memiliki 300 miligram kalium, 100 miligram natriumm plus folat dan selenium yang semuanya sangat bermanfat bagi tubuh.
Kalau soal protein, patin memang tak asing lagi bagi konsumen. Itu sebabnya, selain di pasarkan juga dilakukan pengalengan. Budi daya patin tak sulit, tapi harus .menyediakan pakan yang cukup memadai.
“Selama ini kami bergantung pada hasil kolam ikan yang pakannya dibuat oleh pabrik besar. Namun, bukanlah tanpa kendala, salah satu permasalahan yang kami hadapi saat ini adalah harga pakan. ikan,” tutur Justralam Sembiring kepada media ini, Sabtu, (18/6/2022).
Pakan ikan di pabrik besar terus mengalami kenaikan. Untuk mengatasi hal tersebut pihaknya berinovasi untuk membuat mesin pakan ikan. Mesin ini dirakit sendiri dengan biaya relatif cukup murah. Bahkan menghasilkan pakan berkualitas.tidak kalah dengan pakan produksi pabrik besar.
“Secara singkat dapat kami paparkan tujuan untuk membuat pakan ikan sendiri dan budidaya ikan patin untuk :membantu para pembudidaya ikan mendapatkan pakan ikan yang lebih murah dibandingkan pakan ikan pabrikan,” jelas Sembiring panggilan akrab.
Dengan hasil panen ikan yang sama, sehingga menambah keuntungan lebih besar. Mengubah pola pikir para peternak ikan, bahwa pakan ikan tidak hanya bisa diproduksi di pabrik besar melainkan dapat dibuat sendiri dengan bahan baku.
“Bahan baku didapatkan dari hasil pertanian di lingkungan kami, contohnya: jagung, ubi kayu, dedak bekatul, kedelai, dan lainnya. Mengingat budidaya ikan patin sangat mudah perawatannya dan tidak memerlukan kolam yang begitu luas,” papar Sembiring yang kini memiliki 7 kolam ikan patin.
Meski kolam tidak luas, namun bisa menampung jumlah ikan yang cukup banyak Maka dapat meningkatkan perekonomian para peternak ikan patin.
Terkait pakan, pembudidaya ikan patin antara lain pembuatan pakan ikan rumahan selama ini berjalan efektif dan sempat mengalami permintaan yang cukup tinggi dari pembudidaya ikan di sekitarnya.
“Akan tetapi kendala yang kami alami saat ini tidak adanya modal untuk peremajaan/penambahan mesin, juga biaya pembelian bahan baku untuk pembuatan pakan ikan. Modal usaha selama ini kami dapatkan dari pinjaman berbunga tinggi (tanpa jaminan) sehingga keuntungan yang kami dapat, hanya cukup untuk menutupi bunga pinjaman tersebut,” ucap Sembiring panggilan akrabnya.(Bachtiar Adamy)




