Sumaterapost.co | Banda Aceh – Pemerintah dalam waktu dekat secara serentak akan menaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) di Indonesia. Kenaikan harga BBM ini juga dirasa diperlukan demi menjaga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 agar tidak jebol.
Abu Kalued Sekjen Majelih Peduli Generasi Muda Aceh Nusantara (MPGMAN) mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan harga BBM termurah jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Pasalnya, sejauh ini pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 502 triliun untuk mensubsidi BBM jenis solar dan pertalite. Sementara Harga BBM di Thailand dijual Rp. 19,500 per liter, Vietnam Rp. 16,645 Per Liter,Filipina Rp. 21,352 Per Liter.
“Memang kita ketahui beban subsidi sangat tinggi jika dibandingkan dengan negara tetangga lain, dan beban tersebut membuat berat APBN untuk alokasi pembangunan dan infrastruktur,” ungkap Abu Kalued, kepada media ini. Sabtu, (03/09/2022).
Pemerintah Indonesia berhasil menahan laju Inflasi domestik diangka 4,9 persen. Angka ini merupakan angka yang relatif rendah dari sejumlah negara di asia dan negara maju lainnya dimana saat ini rata- rata negara asia dikisaran 7 % bahkan ada yang mencapai 9%, paparnya.
Untuk mempertahankan angka tersebut, salah satunya dengan menaikan harga BBM, sehingga perkenomian Indonesia dapat bertahan khususnya Aceh. Untuk itu, masyarakat Aceh diharapkan mendukung kebijakan tersebut agar membantu meringankan dampak inflasi di Indonesia.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengaku sepakat jika pemerintah memutuskan harga BBM naik. Tujuannya, guna mengurangi beban uang negara dalam menanggung subsidi dan kompensasi.
Abu Kalued , Sekjen Majelih Peduli Generasi Muda Aceh Nusantara Mendukung Rencana Kenaikan BBM Tersebut karena berdasarkan catatan, bahwa pemerintah tahun ini mengalokasikan sekitar Rp 502 triliun untuk subsidi energi dengan komposisi paling besar untuk BBM. Sementara, harga minyak dunia terus mengalami kenaikan dan disebut menjadi beban bagi APBN.
“Rencana pemerintah untuk melakukan penyesuaian harga BBM subsidi sudah tepat dan tidak terelakkan, sebagai dampak dari kenaikan harga minyak mentah dunia,” kata Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan.
Ia memandang melalui kenaikan ini dapat mengurangi beban subsidi energi yang saat ini sangat tinggi. Dengan begitu, subsidi bisa dialihkan secara langsung kepada masyarakat miskin dan sektor lain yang membutuhkan seperti pendidikan hingga kesehatan.
(rilis)




