Sumaterapost.co | Pringsewu – Perjuangan para Patriot Olahraga dan para Pelatih Olahraga di Kabupaten Pringsewu, cukup dibanggakan, walau dengan minimnya anggaran dari Pemerintah Daerah perolehan medali pada Pekan Olahraga Provinsi Lampung IX tahun 2022 cukup maksimal sehingga masuk 5 besar.
Semangat berlatih selama 4 tahun dan berjuang dengan pertaruhan keringat bahkan nyawa, ternyata sangat miris penghargaan yang akan diberikan oleh Pemerintah Daerah Pringsewu, tidak sesuai harapan yang telah diusulkan minimal besarannya seperti Porprov sebelumnya.
Kurang dihargainya perjuangan para patriot olahraga dalam ajang bergengsi di Porprov IX Tahun 2022 lalu, maka para pengurus cabor, atlit, dan para pelatih menyatukan diri dalam Forum Martabat Olahraga Kabupaten Pringsewu, akan grudug Pemda Pringsewu, menggelar aksi damai pada Senin (3/4).
Surat pemberitahuan aksi damaipun sudah dilayangkan ke Polres Pringsewu, pada Jum’at (31/3), dalam surat tersebut di sampaikan jumlah masa aksi damai 500 orang, terdiri dari Unsur KONI, Cabor, Atlet dan para pelatih serta unsur LSM, Mahasiswa.
Dalam surat tersebut, Forum Martabat Olahraga Kabupaten Pringsewu, saat aksi akan menuntut, Pertama, Menunda pelaksanaan pemberian bonus prestasi Olahraga berprestasi bagi
atlet dan pelatih peraih medali dalam PORPROV IX Tahun 2022.
Ke Dua, Meminta besaran nilai banus prestasi bagi atlet dan pelatih minimal sama
dengan bonus pada PORPROV VIII Tahun 2017.
Ke Tiga, Copot dan ganti Kadisporapar Kabupaten Pringsewu.
Mendengar akan adanya aksi damai secara besar-besaran para pelaku olahraga di Kabupaten Pringsewu, Kepala Kesbangpol dan pihak Polres Pringsewu melakukan pendekatan, menyarankan untuk dapat ditinjau ulang aksi damai tersebut, pasalnya pada Senin 3 April bertepatan akan dilaksanakan upacara peringatan HUT Pringsewu.
Saran dari Pihak Polres Pringsewu dan Kepala Kesbangpol Pringsewu, ditanggapi oleh Forum Martabat Olahraga Pringsewu dengan di dampingi oleh Pengurus KONI Kabupaten Pringsewu, menggelar rapat, di Sekretariat KONI Pringsewu, Sabtu (1/3), yang di hadiri oleh Sukarman Kepala Kesbangpol Pringsewu, dalam rapat tersebut, Korlap aksi, Rusmanto, atas nama forum menyatakan, akan menunda aksi apabila acara pemberian bonus bagi atlit berprestasi PORPROV ditiadakan saat upacara, untuk ditunda sampai ada komitmen pemerintah daerah memenuhi tuntutan dari forum. Dan agendakan waktu dialog dengan Bupati serta hadirkan Ketua DPRD Pringsewu, dan Spanduk Tuntutan tetap kami pasang di area Pemda Pringsewu.
Mendengar tuntutan tersebut, akhirnya Sukarman Kepala Kesbagpol, menyatakan, “Saya jamin tidak ada pembagian bonus pada acara HUT Pringsewu, namun terkait tuntutan kenaikan jumlah bonus itu tidak bisa saya jamin, karena bukan wewenang saya” kata Sukarman
Dikatakan pula oleh Sukarman, akan memfasilitasi dialog antara Forum Martabat Olahraga Pringsewu dengan Pj Bupati Adi Erlansyah.
“Saya jaminannya kalau tidak Selasa ya hari Rabu, dapat berdialog dengan Pj”, ujar Sukarman
Mendengar jaminan tuntutan dalam forum rapat, akhirnya peserta rapat yang terdiri dari para ketua cabor, dan di dampingi Ketua Koni beserta jajaran pengurus, akan menunda aksi, namun tetap spanduk tuntutan terpasang.
Untuk di ketahui Ketua Koni sudah mengirimkan Surat kepada Kepala Disporapar Kabupaten Pringsewu, yang berisikan agar ditiadakaan acara pemberian penghargaan bagi para atlit berprestasi PORPROV IX, pemberian penghargaan ditunda sampai tuntutan hak atlit yang pernah diusulkan terpenuhi, minimal sama dengan PORPROV IX tahun 2022.
Ketua KONI Pringsewu Dwi Pribadi mengatakan tuntutan mereka bukan semata mata masalah uang tapi supaya ada reformasi di bidang olahraga kemudian atlet olahraga perlu dapat perhatian. “Para atlet ini telah berjuang dan membawa harum nama Pringsewu jadi wajar jika mereka diperhatikan,” kata dia.
Menurut Dwi, Pada Porprov 2017, bonus untuk atlet (perorangan) peraih medali emas sebesar Rp10 juta, perak Rp6 juta, perunggu Rp3 juta. Sedangkan bonus atlet Porprov 2022 dianggarkan untuk peraih medali emas Rp7,5 juta, perak Rp3,5 juta dan perunggu Rp2 juta, jika jumlah tersebut dibagi 2 hingga 6 orang karena beregu, maka satu orang untuk beli bensin aja gak cukup.
“Porpov 2017 bonus pelatih peraih medali emas sebesar Rp 3 juta. Sementara Porpov 2022 bonus pelatih peraih medali emas hanya dianggarkan sebesar Rp 800.000, tentu angka ini sangat jauh dari harapan apa kami harus turun ke jalan untuk mencari koin,” kata Dwi.
Sedangkan Pelatih PBSI Kabupaten Pringsewu, Karsiman, mengeluhkan, sangat tidak layak dan meprihatinkan sekali jika pelatih cabor hanya dapat Rp 800.000 percabor sedangkan bisa 2 atau 4 pelatih, jadi per pelatih hanya dapat Rp 200.000,
Bukan masalah nilai angka nya, namun martabat sebagai sosok pelatih, seperti pelatih pinggiran.
“Kalau pun tuntutan tidai dipenuhi, jangan harap Porprov 2025, ada atlet Pringsewu, yang selama ini membela panji bendera kabupaten.
Pringsewu, Eksudos ke kabupaten lain adalah pilihan” kata Karsiman.
Sementara Novi Antoni pelatih Panjat tebing, memprihatinkan wakil rakyat yang duduk di DPRD Kabupaten Pringsewu, tidak sedikitpun yang nampak peduli ketika warganya berjuang untuk kesejahteraan atlit maupun pelatih.
Noviantoni, berharap, kepada ketua DPRD dan jajarannya, harus tanggap terhadap permasalahan ini, ini masalah serius tentang pembinaan dan pengggaran olahraga di Kabupaten Pringsewu, sesuai fungsinya salah satunya pembuat anggran, dan fungsi kontrol, jangan janji-janji anggaran pro rakyat namun kenyataannya untuk masyarakat yang berprestasi sangat memprihatinkan, ungkap Noviantoni yang akrab di panggil Gendon. (tim)