Oleh. Hasbullah
Dosen Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Founder Tadarus Kehidupan
Sumaterapost.co | Pringsewu – Perjuangan para kaum idealisme penggagas kebaikan politik sedang diuji di negeri ini. Walaupun kita telah kita paham bersama, telah banyak para petinggi negeri hari ini, merupakan mereka yang juga mengaku sebagai seorang pejuang idealisme pada waktunya. Namun disisi lain bahwa menjadi satu hal yang wajar, ketika seseorang ingin terus berjuang melakukan perubahan yang dihantarkan dalam politik kekuasaan (power strunggle) atau sering kita sebut “politik praktis”. Namun bagi kaum idealis dalam politik, semestinya perjalanan pada perjuangan tidak bisa dilepas dengan keberanian, kecerdasan, kejujuran, dan memiliki keberpihakan pada kebaikan bersama.
Dari kaum idealisme ini seharusnya tumbuh, hidup dan berkembang pandangan-pandangan yang positif dan optimisme terhadap politik kekuasaan. Sehingga politik kekuasaan menjadi bagian dari menghilangkan bahaya-bahaya kehidupan dalam berbangsa serta bernegara. Sehingga hukum dapat di jalankan dengan adil yang dapat memberikan kemaslahatan kehidupan warga negara. Sehingga dapat di artikan bahwa sebenarnya berkuasa itu dalam hal ini berpolitik praktik itu adalah upaya untuk mengimplementasikan nilai-nilai kebaikan semata.
Harus dipahami bahwa sebenarnya manusia itu memiliki kecenderungan hidup ingin aman dan damai, berkelompok, bermasyarakat namun di lain sisi manusia itu juga memiliki kecenderungan untuk mewujudkan keinginan salah satunya kekuasaan. Pemahaman lainya bahwa kekuasaan yang dimiliki oleh manusia, tentunya akan senantiasa dipertahankan kekuasaannya bukan saja sebagai satu kesenangan, kepuasan namun lebih pada memperlihatkan kelanggengan dan legitimasi atas politik yang di mainnya. Dalam padangan penulis, justru inilah yang akan merusak kebersamaan dan kedamaian kehidupan. Sehingga kekuasaan yang di jalani harus memiliki indikator berupa prinsip kekuasaan.
Prinsip Politik Kekuasaan
Penting kiranya dalam memperjuangkan idealisme pada dunia politik kekuasaan memahami dan memiliki prinsip tatkala berkuasa. Pertama bahwa prinsip dari kekuasaan sebagai amanah. Ketika kekuasaan di pandangan sebagai amanah yang sudah pasti akan dimintai pertanggung jawaban. Secara kenegaraan kekuasaan dipertanggung jawabkan berdasarkan hukum yang ada. Namun secara individu, sudah pasti akan bertanggung jawab kepada yang berdaulat terhadap diri sendiri yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Prinsip ini adalah bentuk dari kita meyakini sila ke satu dari Pancasila yang sudah menjadi ketentuan pemimpin negara harus menjadi teladan dalam mengamalkannya.
Kedua, prinsip kemerdekaan dan kebebasan. Prinsip ini menggambarkan bahwa kekuasaan tidak akan anti masukkan dan kritik, baik itu yang membangun maupun yang menilai sisi keburukan. Sebenarnya dari sinilah, pelaksana negara akan melihat kekurangan dan kelebihan negara yang sedang dipimpinnya. Sehingga akan menghadirkan pemikiran dan rumusan program yang akan disusun selanjutnya. Pada hakikatnya kegiatan dari kebebasan dan kemerdekaan adalah hak asasi manusia, yang dalam proses kenegaraan dan bernegara keduanya harus diberi ruang dan kesempatan.
Ketiga. Prinsip mengedepankan Musyawarah. Di tengah kekuasaan yang memiliki ragam kepentingan dan juga kemajemukan latar belakang pemikiran. Tentu akan sangat rentang dengan konflik ketika akan mengambil kebijakan dan keputusan yang pasti akan berdampak kepada tatanan moral dan sosial warga negara. Maka harus ada jalan komunikasi, koordinasi, kolaboratif dan kompromi tentu jalan ini adalah musyawarah.
Keempat. Prinsip kekuasaan itu adalah persamaan. Dalam perjalanan kekuasaan itu akan saling membutuhkan satu dengan yang lain, saling meminta satu sama lainnya dan semua dilakukan untuk menjaga hubungan agar tetap baik. Sehingga penting pemimpin yang sedang menjadi penguasa memegang erat prinsip persamaan, di padangan dari asal usul bahwa manusia itu hakikatnya sama. Maka sudah semestinya menyadari bahwa politik ada cara mendapatkan kekuasaan bukan untuk dilebihkan dari ketentuan yang ada ini juga penting. Kesamaan sebagai warga negara, antara hak dan kewajiban ini yang harus dipegang dan dijunjung untuk keadilan dan keluhuran hidup berbangsa dan bernegara.
Kelima. Prinsip melahirkan perdamaian. Sesungguhnya bernegara dalam ini melalui jalur politik praktis adalah jalan yang di harapkan jangan saling menggagu satu sama lain. Jangan sampai dunia politik merusakan ketenangan dan keteduhan kehidupan antar anak bangsa. Menyadarkan dan memahamkan kepada pemimpin negara ini, bahwa kedamaian merupakan misi utama dari kehadiran negara ini dari awal kemerdekaan ini. Dengan jalan saling mengutamakan perdamaian hal ini justru akan menguatkan persatuan, kesatuan dan keharmonisan antar anak bangsa dalam menjalankan dan berkompetisi dalam memperjuangkan hak-hak politiknya.
Keenam. Prinsip melindungi Hak Asasi manusia. Proses kepemimpinan dalam kekuasaan negara bukan hal yang mudah namun juga tidak sulit bagi mereka yang tetap pada idealisme kepemimpinan yang utuh. Penguasa yang berani, tegas dan cerdas tentu akan melindungi segala macam perbedaan keyakinan (agama), senantiasa berjuang untuk menghadirkan ketenangan jiwa rakyatnya, memberikan ruang dalam perkembangan pemikiran dan keilmuan serta melindungi generasi serta kekayaan negara dalam segala bentuk penjajahan.
Ketujuh. Terakhir adalah prinsip dari mengutamakan kedaulatan rakyat. Prinsip ini adalah bentuk dari usaha agar semua rakyat patuh dan taat terhadap segala bentuk kebijakan dan keputusan yang di ambil oleh negara. Harus dipahami bahwa dalam negara demokrasi tentunya kekuasaan tertinggi itu ada pada rakyat dan pemerintah sebagai pemegang kekuasaan negara itu bersifat sementara dan pasti akan berganti. Sehingga kesadaran bahwa kekuasaan itu sementara dan rakyat itu memiliki kedaulatan selamanya harus juga ada dalam setiap pemegang kekuasaan di negeri ini.
Kekuasaan yang baik itu adalah kekuasaan dipimpin oleh seorang yang memiliki gagasan. Dari gagasan itulah merangkai banyak harapan atas perubahan dan kemajuan. Gagasan bukan dalam bentuk janji, namun ia dapat terwujud dalam kenyataan yang terlihat dari keilmuan, pengalaman dan kemampuannya dan menghidup berbagai macam potensi dan kekuatan yang dimiliki oleh rakyat.




