Semarang – Pembukaan pameran lukisan bertajuk : “Melangkah Bersama” yang diusung komunitas kreatif “Gasspl Community” berlangsung meriah dan gayeng.
Gasspol Community merupakan komunitas perupa dari Semarang dan Yogyakarta yang beranggotakan Ahmad Muzayin, Goenarso (Semarang) Lukman, Suranto Ipung Bantul, Yanto to (Yogyakarta).
Dalam eksebisi perdana ini memajang 23 lukisan karya punggawa “Gasspol Community” yaitu; “Ratu Suci”, “Bank Indonesia Yogyakarta”, “Expressi Merapi 1”, “Expresi Merapi 2”, dan “Mampir Ngombe” (Ahmad Muzayin), “Cinta 1”, “Cinta 2” , “Cinta”,” Jejaranan”, dan Baiti Janatti (Goenarso), Umbul/Abstrak Series #1, Umbul /Abstrak Series #2, Umbul /Abstrak Series #3, dan Larut Dalam Warna (Lukman), Rai Gedhek, Mulut, Beban Dunia, dan Lupa (Suranto Ipong), dan Gerbang Kemakmuran, Bunga di Tepi Jalan, Gereja Blenduk, Istana Kaktus dan Padang Savana, (Yanto To).
Pameran yang ditaja di Tan Artspace, Jalan Papandayan 11, Semarang dibuka oleh Kaprodi Design Komunikasi Visual (DKV) Univeritas Dian Nuswantoro Ir. S. Hadiati Nugraini M.Kom.,Ph.D, Minggu (11/06/2023) ditandai dengan pengguntingan pita.
Pameran yang berlangsung dari 11 – 23 Juni 2023 ini dihadiri puluhan seniman dan tamu undangan dari berbagai kota antara lain; Jakarta, Kendal, Salatiga, Yogyakarta, dan Semarang.
S. Hadiati Nugraini dalam sambutannya , mengatakan mengapresiasi gelaran pameran yang dilakukan kolaborasi seniman Semarang dan Yogyakarta ini. “Saya dari Udinus mengapresiasi dan senang ikut dilibatkan dalam pameran ini. Mudah-mudahan lain kali DKV Unidinus bisa berkolabrasi dengan seniman,” ujar Hadiati.
Dalam kesempatan itu, dikatakannya, kehadiran AI (Artificial Intellengence) menghadirkan kecemasan bagi semua orang terutama terutama bagi creator. “Adanya AI membuat pekerjaan bisa dilakukan dengan mudah dan efisien. Tetapi tentunya bisa menjadi pesaing berbagi profesi yang dijalani manusia,” ujar Hadiati.
Sebelumnya, Ketua “Gasspol Community” Suranto Ipong Bantul membeberkan “Gasspol” punya arti yang ringan dan merupakan ekspresi keriangan.“Gass” punya makna mengumpilkan kekuatan,untuk memaksimalkan potensi dengan segala daya upaya, inovasi dan kreativitas. Siap bergerak cepat dengan energi yang penuh. .
Sedangkan “Pol” artinya maksimal alias mentok abis.. “Gasspol Cummunity” berikhtiar siap bergerak bersama melesat dengan maksimal ikut serta mewarnai dan muaranya diperhitungkan di jagad seni rupa Indonesia. “ “Gasspol” akan terus bergerak dengan terus berproses, berkarya dan berpameran,” tandas Suranto yang diamini para punggawa komunitas ini.
“Tujuan dari pameran ini untuk membangun silaturahmi, membuat jejaring dan belajar bersama menumbuhkan semangat berkarya’ imbuh Suranto.
Sementara pengamat seni rupa Christian HC Saputro, mengatakan di era modern yang serba cepat ini kolaborasi menjadi kunci.Kolaborasi bisa menjadi salah satu pilihan strategi bukan kompetisi. Pun dalam dunia seni rupa.
“Melalui kolaborasi, seseorang dapat memberikan umpan-balik dan satu sama lain bisa belajar dari pengalaman yang berbeda-beda.Nilai-nilai yang mendasari sebuah kolaborasi adalah tujuan yang sama, kesamaan persepsi, kemauan untuk berproses, saling memberikan manfaat, serta kejujuran,” beber Christian.
“Gasspol Community” mempersembahkan gelaran pameran “Melangkah Bersama’ ini sebagai nawaitu dan wujud komitmen bersama para anggotanya untuk berkiprah di dunia seni rupa.
“Terus bergerak, berkarya, berpameran, menginspirasi dan mewarnai dunia seni rupa Indonesia. Gasspol !, Jangan kasih kendor !,” pesan Christian.
Sementara Kyai Muhammad Ali Munawar Al Khumasi yang merupakan Khodimul Majlis Al Furqon dalam tahusiyahnya menandaskan para seniman Semarang harus tetap optimistis dan istiqomah dalam menjalani profesinya. “Seniman harus berpikir positif dan terus berkarya. Jangan takut dengan stigma Semarang Kuburan Seni.Ambil positifnya, kalau makam atau kuburan kiyai atau tokoh pasti banyak dikunungi orang bahkan jadi destinasi wisata,” ujarnya.
(Elkana/CHCS)




