Pesawaran (Sumaterapost.co) – Meski telah lanjut usia, itu tidak menyurutkan niatnya untuk mengajarkan cara membaca Qalam Ilahi. Ia berharap ilmu yang disalurkannya menjadi amal jariah, tak kala ia pergi selamanya dari dunia ini.
Demikian diungkapkan Cecep (56) seorang guru ngaji Taman Pendidikan Al-quran (TPA) ASHIDIQ yang terletak di RT 01, dusun Sukaraja 1, Desa Sukaraja, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, kepada Wartawan “Sumaterapost.co” saat bincang santai di TPA setempat.
Dikatakan Cecep, selama puluhan tahun dirinya mengajar ngaji anak-anak menjadi dekat dan cinta kepada Alquran. Diakuinya memang butuh kesabaran ekstra mengajarkan anak-anak belajar Alquran dari dasar.
“Sifatnya anak-anak ya begitulah. Namun kita senang,”ujarnya sambil tersenyum.
Hari demi hari santri pak Cecep, kian bertambah hingga mencapai 60 santri. Sehingga ruang belajar ngaji semakin sempit. Sejak saat itu pula pak Cecep berharap bisa mendirikan sebuah balai Taman Pendidikan Al-quran yang berukuran 4×5,6 meter atau seluas 28 meter persegi dilahan kosong (tanah,red) miliknya. Ditambah Al-quran serta satu buah lemari tempat menyimpan Alquran.
Ternyata, dalam penantiannya selama ini, dikabulkan oleh Allah SWT dan selang beberapa waktu pembangunan Taman Pendidikan Al-quran sudah berdiri dilahan tanah seluas 28 meter persegi.
“Alhamdulilah, berkat kebaikan dari seluruh sahabat, dermawan dan para tokoh pemuda di dusun ini, kini balai pengajian dapat dibangun dengan area seluas 4 x 5,6 meter. Balai ASHIDID, RT 01 Dusun Sukaraja 1, Desa Sukaraja, Kecamatan Gendong Tataan, Kabupaten Pesawaran, telah rampung dikerjakan. Lengkap dengan lemari tempat penyimpanan Alquran yang diinginkan oleh pak Cecep.
Balai ini diresmikan pada Kamis 24 Agustus 2023 dengan mengundang perangkat kampung. Cecep bercerita selama ia mengajar sejak tahun 2019, ingin sekali mempunyai sebuah balai pengajian sendiri.
Dengan haru dan terbata. pak Cecep mengucapkan rasa syukur dan terimakasihnya kepada seluruh sahabat dan pak Aria Guna yang berdonasi membantu pembangunan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA). Tujuannya agar anak-anak dilingkungan tempat tinggalnya di RT01, dusun Sukaraja 1, desa setempat mendapat bekal pendidikan baca Al Qur’an sejak dini.
“Akhirnya, apa yang saya impikan selama bertahun-tahun ingin mempunyai TPQ bener-benar terwujud, saya sangat berterimakasih kepada Allah SWT dan kepada semua orang yang membantu semuanya. Hanya Allah yang balas amal jariahnya,”ucap Cecep.
Adapun Balai TPQ ASHIDID dibangun atas kebaikan dari Sahabat Darmawan yang menyumbangkan sedikit demi sedikit rejekinya, sehingga dana yang terkumpul dapat digunakan untuk membangun balai pengajian ini..
Sementara itu, salah satu tokoh pemuda Kusuma, dikonfirmasi, Minggu 27 Desember 2023 menjelaskan keberadaan TPA ASHIDIQ memberi manfaat dibidang pendidikan agama, tidak hanya digunakan sebagai tempat ibadah/sholat berjama’ah.
Selama ini, sambung Kusuma, proses belajar mengaji berlangsung setiap hari dan tercatat sampai saat ini sebanyak 60 anak-anak dan remaja sudah ikut belajar mengaji di balai ini. Namun waktu mengajarkan dibagi dua sip yakni sore dan malam.
“Pendidikan agama sangat perlu untuk anak sejak usia dini agar kelak mereka dapat berahlak baik dan menjalankan perintah agama dengan sempurna,” jelas Kusuma, saat dikonfirmasi, Minggu 27 Agustus 2023.
Sebagai tokoh pemuda, Kusuma memiliki pandangan akan pentingnya pendidikan agama bagi generasi muda. Selain, pendidikan baca Al-Qur’an, tetapi juga mengajarkan anak-anak tata cara Sholat lima waktu, dikirim dan Do’a.
“Dengan menanamkan AL Qur’an untuk generasi muda, minimal dirumah ada yang membaca Al Qur’an dan mengerjakan sholat,” kata Kusuma.
Tujuan mendirikan TPQ, lanjut Kusuma, agar anak-anak dilingkungan tempat tinggalnya ada solusi untuk hiburan dan kegiatan, tidak terfokus hanya pada main game, handphone dan lainnya.
Pendidikan karakter yang dilakukan dia (Ceceo,red) kepada anak anak memberikan dampak yang sangat baik dalam merubah perilaku anak menjadi lebih baik.
“Bahkan saya menerima informasi, karena melihat anaknya rajin ibadah dan baca Al Qur’an, ada wali santri yang tidak pernah sholat, sekarang jadi mau sholat, karena termotivasi melihat anaknya,” terangnya.
Ia bersyukur melalui pendidikan anak-anak dengan ilmu agama bisa memberikan hidayah juga kepada orang tuanya untuk lebih taat kepada Allah SWT.
“Ini semua harapan kita semua, terutama harapan pak Cecep. Untuk pembangunan TPA ini memang sudah menjadi keinginan pak Cecep. Oleh karenanya beliau (cecep,red) rela mewakaf-kan sebidang tanahnya untuk pembangunan bangun TPA ini. Disamping itu juga, menurutnya, dibangunnya TPA ini dengan maksud agar anak–anak yang ingin belajar mengaji dapat terfasilitasi sehingga mereka tidak kesulitan,”pungkasnya.(Zainal)