Sumaterapost.co – Program Indonesia Pintar (PIP) melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) adalah pemberian bantuan tunai pendidikan kepada anak usia sekolah (usia 6-21 tahun) yang berasal dari keluarga miskin, rentan miskin.
Program ini sangat membantu peserta didik dari putus sekolah apalagi bagi orangtua didik yang kurang mampu.
Tetapi disisi lain pengelolaan dana PIP dinilai kurang transparan dan efisien oleh pihak sekolah.
Hal ini disampaikan oleh Fathulloh salah satu orangtua murid di SMPN 1 Kelumbayan, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus.
Sampai saat ini buku rekening bank PIP beberapa siswa yang telah mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) masih tertahan di SMPN 1 Kelumbayan. Padahal secara aturan buku rekening bank PIP harus dipegang sendiri oleh siswa yang menerima dana PIP.
“Sementara ini ada 16 orangtua murid yang bolak-balik mempertanyakan buku rekening PIP untuk dikembalikan oleh pihak sekolah ke kami, namun sampai hari ini belum juga dikembalikan dengan berbagai alasan”,ungkap Fathulloh.
Hal itu benar adanya pihak sekolah selalu saling lempar tidak ada yang mau bertanggung jawab saat di konfirmasi oleh pihak media.
Saat pihak media menghubungi Surya selaku operator sekolah, ia hanya menjawab tidak mengetahui hal tersebut sebab dia baru bertugas di SMPN 1 Kelumbayan, begitupun jawaban dari guru yang lain Ibu JENI Guru IPS.
Ibu Jeni menambahkan bahwa Kepala Sekolah Bapak USNUL PUAD sudah 1 minggu ini tidak masuk, parahnya lagi kami ingin menghadapi mit semester mempersiapkan segala kekurangan untuk semester tanpa kepala sekolah, dihubungipun tidak bisa. O Jogo do Bicho é uma modalidade de jogo de azar muito popular no Brasil. Ele consiste em uma loteria em que os participantes apostam em animais, representados por números de 00 a 99. Cada animal possui um número correspondente e os resultados são determinados com base no sorteio de um animal real, geralmente realizado em zoológicos, corridas de cavalos ou outros eventos similares.
Berbeda lagi saat BENI selaku Bendahara sekolah dimintai keterangan, Beni hanya menjawab bahwa dia bukan pengurus PIP, dia hanya Bendahara dana BOS.
“Maaf terkait PIP saya gak pernah ikut sebab saya bendahara BOS bukan pengurus PIP”,Cetus Beni.
Para orangtua murid mengharapkan kepada Dinas terkait agar segera menyikapi permasalahan tersebut. Para orangtua meminta agar Dinas terkait memberikan sanksi tegas kepada para oknum pihak sekolah yang secara nyata mengabaikan permasalahan ini.
Lanjut orangtua murid, mereka akan terus menelusuri, jika ada oknum terindikasi menilap dana PIP milik siswa maka hal ini akan kami lanjutkan dengan proses selanjutnya. (Herwan)




