Semarang – Pelukis Zulfian Hariyadi menaja pameran tunggal bertajuk : “Colour of Energi” . Pelukis lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta tahun 2002 dalam pameran ini mnggelar 13 keping karya lukisan terbarunya dengan media Acrilic On Canvas (AOC) berukuran besar dan sedang d Tan Artspace, Jalan Papandayan, 11, Semarang.
Pameran “Colour of Energy” dibuka Dr.Eko Haryanto S.Pd, M.Ds, Minggu, (15/10/2023) dengan ditandai penglepasan pita menuju ruang pajang. Pameran Zulfian Hariyadi ini akan berlangsung hingga 27 Oktober 2023.
Dalam sambutannya, Eko Haryanto, sangat mengapresiasi gelaran pameran tunggal Zulfian Haryadi. Menurut Eko Haryanto lukisan-lukisan Zulfian Haryadi dalam pameran ini yang pernuh warna menimbulkan energy positif bagi yang melihatnya. Dalam lukisan-lukisanya Zulfian nampak memvisualkan lingkungan yang nampaknya dari hasil perjalanannya.
“Zulfian kemudian menungkan dalam lukisannya tentunya juga bermain-main dengan imajinya. Saya tertarik dengan lukisan “Melintasi Gunung Merah” yang sangat imajinatif. Harapannya, Zulfian, ke depan terus hadir dengan karya-karya terbarunya dalam ajang pameran, ” ujar Eko Haryanto.
Sementara itu, Dr. Sigit Purnomo Adi, S.Sn, M.Sn mengatakan, Zulfian pelukis dari Boyolali punya latar belakang kesenian yang kuat, sederhana, mempunyai background dari Pondok Pesantren. Tema visual yang digarap Zulfian , jujur, tidak nakal, selaras/harmonis seperti kehidupannya yang lurus-lurus.
“Prinsip pengkaryaannyapun pada konsep-konsep yang sederhana diwujudkan dalam karya yang warna-warni, asyik dan bercita rasa bagi zulfian. Karya baginya tidak harus berat tapi bisa dinikmati apresian. Kekuatan warna dan bentuk-bentuk naif jadi kekuatannya,” ujar Sigit Purnomo.
Menurut Sigit warba-warna yang dihadirkan Zulfian mempunyai kekuatan dan enegi yang mempunyai ibrasi kuat.Vibrasi-vibrasi positif terpancar di setiap karya-karyanya. Kesan dalam karya Zulfian harus enak dipandang atau “eye catching”.
“Warna-warna dalam lkaryanya cenderung harmonis. Sedangkan bentuk-bentuknya ke a naif dan stilisasi yang cukup kuat.Bagi Zulfian penyederhanaan bentuk dari bentuk realistis ke bentuk dekoratif sangat menarik baginya, karena Zulfian mempunyai imajinasi yang kuat dalam menerjemahkan setiap bentuk bentuk yang dilihatnya ke dalam medan kanvasnya,” ujar Sigit Purnomo dalam kuratorialnya.
Ditambahknnya, Zulfian juga termasuk seniman yang sangat peduli akan penyajian karya serta pemilihan teknik maupun media, karena baginya karya-karya yang bagus ditunjang juga dari segi penyajiannya.
“Bagi Zulfian warna-warna yang cerah dalam lukisannya mempunyai kekuatan energi positif yang kuat.Harapannya karya lukisannya bisa menginspirasi penikmat lukisannya dalam mengarungi bahtera kehidupan,” tandas Sigit Purnomo.
Kiprah Zulfian Hariyadi di Dunia Seni Rupa
Pelukis Zulfian Hariyadi yang kini bermukim di Boyolali ini sudah puluhan kali mengikuti gelaran pameran bersama mengatakan, pameran tunggalnya ini digelar, karena terinspirasi dan tertantang ketika melihat kawan-kawannya pameran di Tan Arspace.
Kemudian pelukis yang pernah masuk finalis 1St UOB Painting of The Competition 2011 ini mengaku pameran ini juga merupakan langkah pemanasan untuk rencana pameran tunggal berikutnya yang akan digelar berbagai kota.
“Pameran ini merupakan sebuah bentuk tanggungjawab saya sebagai sebagai pelukis sekaligus merupakan ajang pemanasan. Menurut rencana setelah ini saya akan menggelar pameran tunggal di berbagai kota, ” ujar peraih karya terbaik 1 (Non Figuratif) Kompetisi Seni Lukis Ciputat Internasional Painting Festival Galeri Rumah Puspo Tangerang 2015.
Pelukis yang pernah menyabet Nominator 10 Besra Lomba Mural di Satdion Kridoson, Yogyakarta ini mengatkan, karya-karyanya yang dipamerkan ini merupakan potret dan visualiasi perjalanannya terkini.
“Saya paling senang dengan lukisan “Rusunawa” . Saya begitu tertarik begitu lihat bangunan Rumah Susun Sewa (Rusunawa) di kawasa Sukoharjo. Kemudian saya eksekusi menjadi lukisan,” ujar pelukis kelahiran Magetan 2 Juli 1982 ini. (Christian Saputro)




