Semarang – Perkumpulan Karawitan dan Pedalangan Sanggar “Monod Laras” Semarang kiprahnya memasuki usianya yang kelima. Dalam rangka merayakan hari jadinya yang ke–5, sekaligus memperingati Hari Wayang Naional (HWN) menaja pagelaran wayang menampilkan para siswanya, yaitu; Bintang, Dudu, Bilal Assegaf, Aldebaran Ihsan, Glenn, Bima, Abbiyu, Wiguno, R.Rangga, Rizki D, Reynand, Sagara, Erick dan Jaya.
Perhelatan peringatan yang berlangsung gayeng digelar di Gedung Monod Deiphuis, Jalan Kepodang, Kota Lama, Semarang, Minggu (19/11/23).

Pembukaan dengan ditandai tancep dengan pemotongan tumpeng oleh Ketua Umum Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Provinsi Jawa Tengah Ir Agus Wariyanto SIP MM.
Ketua Umum KSBN Jawa Tengah Agus Wariyanto dalam sambutannya, sangat mengapresiasi kehadiran Sanggar Monod Laras di Kota Semarang yang ikut mabil bagian dalam nguri-uri dan ngurip-urip budaya warisan leluhur seni karawitan dan pedalangan.
“Sanggar Monod Laras telah membuktikan eksistensinya dengan mengambil peran mengedukasi dan memberi ruang kepada anak-anak untuk belajar seni karawitan dan pedalangan. Ini merupakan bukti nyata peran Monod Laras dalam menumbuhkembangkan dan melestarikan wayang yang sudah diakui menjadi warisan budaya dunia oleh UNESCO,” ujar Agus Wuryanto.
Sevara terpisah Pamong Perkumpulan Karawitan dan Pedalangan “Monod Laras”, Tjahjono Rahardjo mengatakan, Monod Laras didirikan bertujuan sebagai wadah untuk melestarikan dan mengembangkan kesenian dan kebudayaan dalam hal ini budaya tradisi karawitan dan wayang.
Lebih lanjut, Tjahjono, mengatakan, Sanggar Monod Laras didirikan untuk memberikan ruang pembelajaran bagi anak-anak tentang dunia karawitan dan pedalangan.
Ditambahkannya, Monod Laras ingin mendidik anak-anak yang notabene generasi muda belajar pedalangan dan karawitan dengan benar. “Harapannya ke depan mereka bisa jadi dalang yang mumpuni dan punya otoritas ketika berpentas Kalau pun tak jadi dalang mereka akan menjadi penonton yang apresiatif,” tandas Tjahjono.
Sementara itu, Ki Supono, salah satu pamong sanggar membabarkan Monod Larasmuridnya diawali dengan 2 orang siswa yang dipandegani diampu FX Rudjito. Tetapi karena beliau sudah sepuh, kini diteruskan oleh Ki Tjahjono Raharjo, Ki Supono, Ki Guwarso dan Ki Bambang sebagai pengampu.
Kini Sanggar Monod Laras yang diresmikan pendiriannya oleh Direktur Kesenian Kemendikbudristek Restu Gunawan pada 10 November 2018 mempunyai 48 siswa dengan rincian Kelas Pra ada 26 Siswa, Kelas 1 ada 10 Siswa dan Kelas 12 Siswa.Setelah lima tahun berjalan terus bertumbuhkembang. Terkini beberapa muridnya menyabet prestasi dalam ajang Festival Dalang Anak Boyolali 2023 dan Festival Dalang Anak Kota Semarang 2023.
“Semoga mereka bisa menjadi penerus pelestari seni budaya adiluhung karawitan dan pedalangan. Tentu semua keberhasilan itu merupakan buah kerjasama dari pamong, para orang tua siswa dan dukungan bapak Agus Winarto pemilik Monod Huis,” ujar Supono.
Hal senada juga diungkapkan Ki Guwarso, yang merasa bangga dengan banyaknya anak-anak yang memiliki potensi istimewa dan mencintai wayang dan karawitan yang bergabung di Sanggar Monod Laras.
“Mudah-mudahan Sanggar Monod Laras terus eksis ikut berperan menguri-uri, menumbuhkembangkan dan melestarikan budaya Jawa khususnya seni karawitan dan pedalangan,” ujar Ki Guwarso mengunciperbincangan. (Christian Saputro)




