Bandarlampung – Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Lampung (DKL) siap menggelar pameran tunggal perupa Ari Susiwa Manangisi. Pameran tunggal pertama pelukis kelahiran Lahat 10 Oktober 1952 bertajuk: The Last Limit ini ditaja di Gedung Dewan Kesenian Lampung, Komplek PKOR Sumpah Pemuda, Way Halim, Bandar Lampung. Pameran akan dibuka Mantan Wagub Lampung Bachtiar Basri yang juga pelukis Rabu (29/11/2023) Pukul 19.00 WIB. Pembukaan pameran ini akan dimeriahkan penampilan perfoming art oleh Insanbul Insan.
Ketua Panitia Pelaksana Pameran Ir. Anshori Djausal mengatakan, dalam pameran tunggalnya ini Ari Susiwa Manangisi akan menaja karyanya berupa; 22 lukisan, 3patung dan 4 isnstalasi.
Menurut Anshori yang juga pelukis karya-karya Ari Susiwa sangat hidup dan menginspirasi. Helat pameran yang akab berlangsung selama 10 hari ini juga akan diisi dengan sarasehan seni bertema : “Argumen Perupa” oleh Ari Susiwa Manangisi, workshop mural dan lomba lukis anak-anak.
“Pameran tunggal yang dipersiapkan senimannya dari 3 tahun lalu ini tentunya sangat membanggakan. Yang menarik dalam pameran ini akan dipajang lukisan berukuran 11 meter X 1,5 meter. Lukisan bertajuk: The Last Limit (Logi I Mr.ES) ini merupakan karya yang pertama kali dibuat dan dipamerkan oleh pelukis Lampung,” papar Anshori Djausal.
Ketua Komite Seni Rupa DKL Ch Sapto Wibowo ketika dihubungi mengatakan, pameran tunggal perupa Ari Susiwa Manangisi ini diinisiasi oleh Dewan Kesenian Lampung melalui Komite Seni Rupa.
“Gelaran pameran ini merupakan salah satu program dari Komite Seni Rupa DKL untuk mendukung agar perupa Lampung berpameran tunggal. Mudah-mudahan ini bisa menjadi pemantik agar pelukis Lampung berpameran tungga. Mas Ari Susiwa yang memulai harapannya ke depan ada petupa lain yang menyusul,” ujar Ch. Sapto Wibowo.
Sementara itu, Ari Susiwa Manangisi, mengatakan, pameran ini merupakan pameran tunggalnya yang pertama.
Menurut Ari Susiwa meski karyanya pernah dipamerkan diberbagai galeri bergengsi antara lain; Galeri Nasional Indonesia dan Beijing tetapi ini dalam gelaran pameran bersama. “Saya merasa bersyukur pada usia saya yang ke -71 bisa berpameran tunggal. Ini merupakan pertanggungjawaban saya sebagai perupa. Sensasinya memang beda. Mudah-mudahan pameran ini bermanfaat bagi masyarakat dan menginspirasi perupa lainnya,” ujar Ari penuh rasa syukur. (Christian Saputro)




