Sumaterapost – Pematang Siantar | Pihak kepolisian polda sumatera utara diminta usut tuntas Seorang Dosen bernama Fristan Parhusip dan rekannya inisial H.S yang berprofesi sebagai Guru Yayasan Swasta, warga Kampung Lalang, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan.
Selasa,19/12/23.
Mereka berdua diduga telah melakukan bisnis Ijazah Sarjana, dengan cara bobol (hacker) data pokok pendidikan (dapodik) Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan.
Dalam hal ini mereka Tak tanggung-tanggung mendapatkan uang dari hasil bisnis ini, Dosen dan Guru tersebut, dimungkinkan meraup keuntungan miliaran rupiah.
“Untuk Memuluskan bisnis ini, mereka mencari tenaga ahli teknologi informasi yang berada di luar kota Medan, serta memberikan data mahasiswa-mahasiswi yang diduga dari kampus fiktif tidak pernah berkuliah,” kata Icon Panjaitan, warga Pematang Siantar yang diminta Frista Parhusip lewat seorang rekannya sebagai penghubung untuk mencari tenaga hacker beberapa waktu lalu.
Setelah menemukan orang yang mereka cari selanjutnya mereka pun bertemu di salah satu tempat tongkrongan yang ada di Kota Pematang Siantar.
“Icon Panjaitan juga menjelaskan, bahwa sistem kerja bisnis Fristan Parhusip dan temannya Hotman Simanjuntak berprofesi guru swasta itu, menawarkan kepada khalayak siapa yang mau memiliki Ijazah Sarjana, dengan cara merekayasa Nama, NIM, Jurusan dan Riwayat Perkuliahannya.
Setelah ada yang terpikat, lanjut Icon, dijadikan data dan diberikan kepada tenaga ahli teknologi informasi, untuk dimasukkan ke dapodik (alamat link internet) Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Data-data tersebut, akan disisip dengan cara membobol sistem dapodik, sehingga itu yang dijadikan dasar untuk pengajuan penerbitan ijazah sarjana,” kata Icon.
“Icon juga mengaku sempat berkomunikasi dengan Fristan Parhusip dan diutus untuk mencari tenaga teknologi informasi.
Lebih lanjut, Icon menyebutkan, Dosen dan Guru Sekolah swasta itu, sempat memberikan 32 data nama yang akan mau disisip ke Dapodik Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan.
“Semoga ini menjadi atensi kita semua, untuk tidak terjebak dan mendukung adanya Frista-frista yang lain,” tutup Icon Panjaitan mengakhiri.
“Terpisah, dalam menermpuh konfirmasi masih dalam penelusuran pencarian keberadaan Fristan Parhusip dan Hotman Simanjuntak, sebab hingga saat ini kedua orang tersebut belum dapat ditemui.
Dengan adanya kejahatan ini pihak poldasu pun diminta lebih tanggap dan membentuk tim guna menangkap kedua pelaku, sebab ini sudah menjadi kejahatan luar biasa dilakukan oleh seorang oknum Dosen. (ns*)




