Pesawaran (SumateraPost.co) – Masyarakat Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran selalu memegang teguh dan menjunjung tradisi adat istiadat pendahulunya.
Seperti yang dilakukan kali ini, masyarakat desa Bagelen hadir memeriahkan lomba ‘kontekan lesung’ dalam rrangka memperingati hari bhakti transmigrasi ke 73 UPTD museum transmigrasi lampung.
Terselenggaranya kegiatan ini, yang digelar oleh Pemerintahan Provinsi Lampung Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di Pusatkan di Museum Transmigrasi Lampung, Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran.
Perayaan tersebut mengambil tema
“Melalui lomba kesenian tradisional warga transmigrasi Gejog/ kita wujudkan museum transmigrasi lampung yang dan inklusif”.
Meskipun pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pesawaran, maupun pihak Pemda Pesawaran tidak nampak di tengah-tengah perayaan, namun semangat dari 13 grup peserta lomba tetap semangat dan kesatuan dalam merayakan peristiwa bersejarah tersebut tetap terasa kuat.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi momen untuk merayakan, tetapi juga sebagai momentum penting dalam memperkuat sinergi dan komitmen dalam melanjutkan upaya-upaya transmigrasi di masa yang akan datang.
Hal tersebut diungkapkan, Kepala Desa Bagelen, Merdi di sela-sela kegiatan perlombaan.
Ia berharap, bahwa semangat Hari Bhakti Transmigrasi ke 73 ini akan terus mendorong inovasi dan perkembangan yang lebih baik bagi program transmigrasi di Provinsi Lampung.
“Tujuan dilaksanakan perlombaan kontekan lesung ini, agar warga Museum Transmigrasi yang terletak di Desa Bagelen bisa merasakan hari Bhakti Transmigrasi ke 73 bersama masyarakat langsung di lokasi Transmigrasi,”ujar Merdi kepada media ini saat di konfirmasi di sela-sela kegiatan, Kamis 21 Desember 2023.
“Dari 13 grup dari peserta lomba kontekan lesung ini yang diikuti oleh 3 desa yakni Desa Bagen, Karang Anyar dan desa Bogerejo, ” terang Merdi.
Ia menambahkan, warga Bagelen, khususnya para peserta sangat antusias dalam mengikuti perlombaan, termasuk menyiapkan konsumsi dari masing-masing peserta.
Ia mengungkapkan, jika perlombaan gejog atau gojeg lesung ini juga menjadi sarana untuk saling silaturahmi para peserta lomba.
“Saya harapkan para peserta bisa bertanding dengan baik, kerahkan segala kemampuannya,”ucapnya.
Merdi juga berpesan kepada para peserta agar menjaga sportifitas, siap berkompetisi dengan segala konsekuensianya baik menang maupun kalah. “Serta tidak lupa tetap jaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan, mari menjaga lingkungan di area museum transmigrasi ini tetap bersih,”tandasnya.
Disisi lain, Yana salah satu peserta lomba gojeg lesung menyambut baik dan mengapresiasi pelaksanaan kegiatan Lomba Gojeg Lesung ini,
karena kegiatan ini bagian dari pelestarian budaya khususnya bagian masyarakat Pesawaran.
Yana juga menyakini jika kegiatan ini bisa menjadi sarana hiburan sekaligus pengembangan potensi kepariwisataan.
“Lomba Gojeg Lesung
ini dapat menjadi event hiburan dan pengembangan potensi budaya masyarakat Jawa serta pengembangan dan pemanfaatan potensi budaya ini, masih perlu terus kita tingkatkan di masa-masa yang akan datang,” ungkapnya.
Sementara itu, keluar sebagai juara dari 13 grup perserta yakni juara 1 diraih oleh grup Galenta dengan nilai 707, dan juara ke 2 diraih oleh grup Setia Kawan dengan total nilai 703, sedangkan juara ke 3 diraih oleh grup kasum lumayan dengan nilai 695. Sementara juara harapan 1 diraih oleh grup Karya Remaja Bangunsari dengan nilai 691, harapan 2 diraih oleh Jaya Kusuma dengan total nilai 682 dan juara harapan 3 diraih oleh Lebak Bulus dengan nilai 680. (Zainal)




