Semarang – Memarakkan malam tahun baru Bakti Budaya Djarum Foundation mengandeng Wayang Orang (WO) Ngesti Pandowo dan didukung Klub Merby Semarang menaja pertunjukan wayang orang di Taman Indonesia Kaya (TIK), Semarang, Jawa Tengah.
Pagelaran wayang orang mengusung lakon : “Gareng Kembar Lima’ ini disutradarai sutradara Ricky Padovano Lee komposer Gamelan Mas Ngabehi Giyantodiprojo. Pertunjukan wayang orang ini diwali dengan kirab kentongan dan flashmob “Gugur Gunung”.
Pagelan yang berlangsung Minggu malam (31/12/2023) hingga menjelang dini hari ini berlangsung dengan spektakuler dan gayeng memberi kesan tersendiri dalam menyongsong tahun baru 2024.

Masyarakat dari anak-anak hingga orang tua memadati arena TIK dengan duduk lesehan menyaksikan pagelaran Wayang Orang Ngesti Pandowo Semarang yang memikat. Pentas dengan lakon ‘Gareng Kembar Lima’ menyajikan atraksi pelakon yang menarik dengan dukungan tata cahaya panggung yang ciamik.
Kisah Gareng Kembar Lima
WO Ngesti Pandowo kali ini mengusung lakon yang tak biasa yang membuat geger sekaligus ger-geran. Lakon “Gareng Kembar Lima” mengisahkan tentang Gareng salah satu Ponokawan Pandawa yang telah sekian lama melangsungkan pernikahan dengan Endang Warningtyas puteri dari Begawan Jatimulya dari pertapan Manikrengga.
Dikisahkan saat itu Gareng dengan wujud aslinya bernama Bambang Priya Asmara dengan menggunakan busana kadewatan yang dirias oleh batara Kumajaya. Dari perjalanan waktu Gareng dan Endang Warningdyah dalam membina rumah tangga begitu bahagianya. Namun setiap perjalanan hidup dalam berumah tangga kadang tak semulus yang dibayangkan. Tentunya banyak sekali godaan dan rintangan sebagai bumbu dalam membina hubungan untuk mencapai sebuah kebahagiaan yang sejati. Tak beda Gareng dan Endang Warningdyah yang saat itu Endang Warningdyah hamil tua nyidam.
Gareng sebagai suami yang bertanggungjawab dan bentuk rasa sayangnya tentunya bakal memenuhi keiinginan istrinya.
Endang Warningdyah istri dari Gareng yang saat itu hamil tuan nyidam nanas madu yang tumbuh ditengah hutan.Gareng berupaya mencari nanas madu yang diinginkan suaminya. Hal ini ternyata jadi awal rintangan dan cobaan hubungan keduanya.
Prabu Kala Darupaksa dari kerajaan Selatantra yang dalam mimpinya bertemu dengan Endang Warningdyah merasa tertarik dan jatuh cinta. Meski dia tahu bahwa Endang Warningdyah sudah menjadi istri Gareng. Tetapi terdorong jiwa angkara dalam dirinya tetap ingin mempersunting Endang Warningtyas dengan berbagai cara. Kemudian Prabu Kala Darupaksa memanggil Togog dan Mbilung diminta bantuan untuk mewujudkan keinginanya tersebut. Meski sejatinya Togog dan Mbilung tahu dan masih ada hubungan Keluarga dari Gareng tetap tidak bisa menolak keinginan dari Kala Darupaksa hingga mencari cara bagaimana bisa menculik Endang Warningdyah dari Karang Kadempel.
Ternyata tak hanya Prab. Kala Darupaksa saja yang gandrung dengan Endang Warningdyah saja, tetapi juga ada sosok Siluman yang bernama Gandarwabadra juga sangat menginginkan Endang Warningdyah menjadi istrinya.Gandarwabadra dengan segala upayanya berusaha untuk mewujudkan keinginannya. Dengan menggunakan trik dan intrik yang penuh dengan humor dan kelucuan. Tetapi sudah menjadi pinesti semua kepalsuan dan kejahatan akan terbongkar.
Sebuah kisah yang diusung dari jagad pewayangan yang mengambil cerita humor dan menarik tetapi juga mengandung nilai nilai edukasi bagi kehidupan. Hal yang bisa kita petik dalam dunia kehidupan nyata bagaiman kita membina hubungan harus bisa mempertahankan dengan penuh tanggung jawab meski godaan dan rintangan selalu ada.
Pentas WO Ngesti Pandowo , Lakon : “Gareng Kembar Lima”
Sutradara : Budi Lee
Asisten .Sutradara : Wiradyo, Sunarno, Paminta, Bagas
Peanata Iringan : Gitunk Swara
Asisten .Penata Iringan : Sihanto
Niyaga : Tirang dan Ngesti
Property dan Dekor : Gelek CS
Official : Djoko Mulyono, Purwanto, Sarosa, Benny
Pembina : Prof.Hardhono dan Drg.Grace Widjaya
Para Pelakon :
Pr. Kaladarupaksa (Bagas Surya), Patih (Utoro, Agus P), Prajurit (Ngesti Pandowo dan Tirang Community) Togog ( Sunarno), Mbilung (Anom), Rd. Samba (Fajrin), Rd. Setyaki (Endik), Rd.Udawa ( Jiono), Gareng( Asli) (Sugeng)Gareng ( Pr. Selatantra) Agus Budi Santoso, Gareng (Togog) Teguh, Gareng (mbilung) (Ganis) , Gareng ( Gandarwabadra) Saguh. Endang Warningdya (Maya), Para Dungik/Cantrik (Ngesti Pandowo dan Tirang Community), Semar (Huluk), Petruk (Sihadi), Bagong (Totok), Gandarwabadra (Wijanarko) Para Jin (Ngesti Pandawa dan Tirang Community), Prabu Kresna (Paminta), Prabu Puntadewa (Yaka), Werkudara (Aris), Arjuna (Nunug), Nakula (Fitri) dan Sadewa (Maudi) (Christian Saputro)




