Bandar Lampung – Mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Jenjang Madya, di Bandar Lampung pada 10 hingga 11 Januari 2024, pada mulanya membuat jantungku berdetak kencang.
Penyebabnya, selain jarang membaca kode etik jurnalistik, kode perilaku wartawan dan undang undang ramah anak, mentor atau penguji kami bukan orang sembarangan di dunia jurnalistik.
Dr. H. Firdaus Komar, S.Pd, M.Si, namanya, jabatannya Direktur Lembaga Uji Kompetensi Wartawan (UKW) PWI Pusat.
Awalnya kami tak berani menatapnya, “takut, segan, khawatir,” pokoknya campur aduk. Maklum wartawan daerah berhadapan langsung dengan “Komandan UKW Indonesia”.
Akan tetapi setelah menduduki tempat masing-masing kami ber-enam, Hanibal Batman wartawan Radar Tanggamus, Nyoman Subagio Radar Lamsel, Idho Mai Saputra Radar Lamsel, ketiganya duduk dihadapan kami, tepatnya berada disebelah kiri penguji.
Kemudian disebelah kanan penguji, Agustiawan wartawan Sumaterapost.co, Joko Sulistyo Harian Momentum dan Rozi Ardiansyah wartawan Warta9.com.
Sebelum acara atau ujian dimulai, kami diberikan soal mata uji, jumlahnya 10. Setelah itu penguji memberikan nasihat. Intinya jika memang mencintai profesi dengan sungguh-sungguh, pasti peserta UKW akan berhasil alias kompeten.
Sejak dari itulah rasa takut, segan, dan khawatir nyaris hilang. Dalam hati ternyata penguji yang ada dihadapan kami ternyata humble (rendah hati). Setelah dimulai, hari pertama kami dapat menyelesaikan enam soal.
Pada esok harinya atau dihari kedua tak lupa kami berdoa terlebih dahulu, baru melanjutkan membuka soal mata uji.
Ujian berjalan terus jarum jam pun begitu juga. Usai mengikuti dan menjawab empat soal mata uji, hati kami lega, tapi belumlah lega seratus persen. Meski telah selesai menyelesaikan 10 soal, penilaian dan pengumuman hasil ujian belum diketahui, kompeten atau tidak, pertanyaan itu berkecamuk dalam hati, huuuh gundah-gulana jadinya.
Waktu yang ditunggupun tiba, usai soal mata uji dinilai penguji, satu persatu kami bergantian duduk dihadapan penguji. Saat giliran saya duduk, dengan suara lembutnya penguji berujar, dari 10 soal mata uji satu nilaimu paling rendah nilainya 70, yang lain lebih dari 70. “Anda dinyatakan kompeten, teruslah belajar,” ucap penguji.
Terimakasih penguji, saran dan nasihatmu akan saya laksanakan, Mata aimasho (Sampai Berjumpa Lagi) Kakanda Dr.H. Firdaus Komar.
Agustiawan, jurnalis tinggal di Krui Lampung.




