Halaban (Sumbar) SP.co – Kerumunan puluhan orang masyarakat Nagari Halaban Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat yang berorasi di depan halaman Kantor tersebut akhirnya di mediasi ke Ruang Aula Kantor Wali Nagari Senin 15 Januari 2024 yang disambut langsung oleh Wali Nagari beserta semua perangkatnya termasuk APH (Aparat Penegak Hukum) Babinsa dan Bhabinkamtibmas Polsek Luhak Kabupaten Lima Puluh Kota.
Disaat mediasi sedang berlangsung, H Baidar yang saat ini menjabat sebagai Ketua Kerapatan Adat Nagari Halaban ini melontarkan kata menjawab argumentasi dari Salahsatu masyarakat yang hadir di dalam forum tersebut, “haa…. Muuunduuuurrr, Kalau bisa saya jadi Presiden, jadi Presiden saya” dan di sambut gelak tawa cemooh oleh banyak masyarakat yang hadir dalam forum tersebut.
Iwit, seorang ibu rumah tangga warga Nagari Halaban yang belakangan di ketahui adalah satu Suku dengan H. Baidar yaitu Suku Melayu, dimana itu artinya adalah Keponakan dari H Baidar sendiri lah yang menjadi penyebab ucapan tersebut keluar dari mulut H. Baidar.
Iwit yang belakangan diketahui adalah Keponakan H Baidar ini mengatakan dan meminta kepada Mamak nya yang juga adalah Ketua KAN Nagari Halaban meminta Mamaknya untuk turun dari jabatannya sebagai ketua KAN, mundur lah mamak mundur, ucapnya dengan nada lembut seorang ibu menyapa anaknya yang tersayang, ingat usia Mak, jangan lagi urus kertas kertas itu, ke mesjid saja lah lagi Mamak kumpulkan pahala, dan dijawablah oleh H Baidar dengan gagahnya ” Haaa….. MuunnnDuuur, Kalau bisa jadi presiden, jadi Presiden saya” dan langsung dijawab dengan spontan oleh iwit, untuk ngurus Nagari saja tidak beres, apalagi Presiden ucap Iwit menimpali dan kembali membuat suasana ruangan Aula Kantor Wali Nagari Halaban itu dipenuhi tawa.
Senada dengan Iwit, sebut saja INod yang juga adalah masyarakat Asli Nagari Halaban juga mengatakan hal yang sama kepada media ini, memang sungguh arogan sekali Mamaknya Iwit ini,
Bagaimana akan jadi presiden mengurus Negara, keponakan sendiri saja tidak mampu dia mengurus, padahal usianya sudah 80 tahun lebih, He gaek gaek, lah Baun tanah masih juo ajak itu, (Sudah bau tanah masih saja seperti itu,) pungkasnya
*Piss*




