Semarang – Pameran “In Flux” gelaran Komunitas Pojok Warna Semarang bersama Konco Lukis di De Warisan Art & Curio, Kota Lama, Semarang dibuka Minggu (25/02/2024).
Pameran yang melibatkan 24 pelukis dari berbagai kota ini dibuka Kabid Kesenian Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Semarang Deasy Ismalia, SE mewakili Walikota Semarang. Pembukaan ditandai dengan goresan cat pada sebidang kanvas oleh Deasy Ismalia yang diikuti pelukis Agus Salim dan Heriwanto.
Dalam sambutan tertulisnya Walikota Semarang Ir. Hj Hevearita Gunaryanti Rahayu yang dibacakan Desay Ismalia mengatakan sangat mengapresisi dan menyampaikan penghargaan kepada Kelompok Pojok Warna bersama Konco Lukis Semarang yang menginisiasi dan menggelar kegiatan yang sangat menarik ini.
“Pemerintah Kota memperhatikan semua kesenian yang bertumbuhkembang di Kota Semarang Untuk itu Pemkot siap berkolaborasi dan akan memfasilitasi para seniman untuk menampilkan karyanya.
Harapannya seniman bisa mengkomunikasikan acara yang akan dilaksanakan,” ujar Deasy.
Pada kesempatan itu, Deasy Ismalia selaku Kabid Kesenian Disbudpar Kota Semarang mengatakan, sangat senang bisa hadir pada acara ini dan berinteraksi langsung dengan pelukis dari berbagai kota.

“Sore hari ini saya tak hanya merasa dicubit tetapi diciwel yang mengingatkan saya untuk terus belajar bersama untuk mengembangkan dunia seni rupa di Kota Semarang. Mudah-mudahan kita bisa berkolaborasi menggelar kegiatan pameran seni rupa. Kalau saya lupa tolong diingatkan,” imbuh Deasy.
Ketua Pelaksana pameran bersama “In Flux” Ge Haryanto mengatakan, Komunitas Pojok Warna bareng Konco Lukis menginisiasi hajatan pameran ini bertujuan untuk meningkatkan silaturahmi antar pelukis, kolaborasi dan membangun jejaring.
“Langkah ini sesuai dengan visi dari Komunitas Pojok Warna yang berdiri sejak 25 Juni 2022 mewujudkan masyarakat yang berbudaya, mandiri, kreatif inovatif dan memiliki skill di bidang kesenian dalam hal ini seni rupa. Kali ini pada gelaran pameran yang kedua merangkul pelukis dari luar sanggar tak hanya dari Semarang bahkan dari luar Jawa, “ terang Haryanyo.
Menurut Haryanyo di era sekarang ini kolaborasi menjadi sangat penting dalam proses menelurkan gagasan atau ide dan menyelesaikan masalah dunia seni rupa secara bersama-sama. “Tujuan akhirnya untuk menuju visi bersama memakmurkan dunia seni rupa. Bersama membangun ekosistem jagad seni rupa yang kondusif,” imbuh Haryanto.
H Agus Salim alias Agus Bebek mewakili pelukis yang berpameran menandaskan kalau mau disebut pelukis dan harga lukisannya mahal pelukis harus berpameran. “Ini merupakan sebuah proses yang harus dijalani. Saya siap medukung kegiatan pameran yang ada di Semarang. Saya nekat meninggalkan pekerjaan saya sebagai karyawan Bank menjadi pelukis,” ujar pemilik Galleri Reavan Ungaran ini membagikan kisahnya.
Sekretaris panitia Heriwanto menambahkan para pelukis peserta pameran dengan kreativitasnya memiliki kualitas eksperimen tinggi, bisa menerobos sekat-sekat dengan menghadirkan karya rupa yang estetis.
“Mudah-mudahan kreativitasnya tidak tergerus oleh kepentingan pasar dan membuka cakrawala pemikiran para pekarya sehingga bisa eksis dan diperhitungkan,” tanda Heri
Pameran bersama “In Flux” ini diikuti 24 pelukis dari yang berasal dari Jawad an Baliyaitu; Gagoek Hardiman (Semarang), Tedjo Konte (Surabaya),Yoyok Barokallah(Semarang), Inug ( Ambarawa), Didik Cahlorkidul (Demak) , Augustinus MP (Yogyakarta) , Suhartono (Semarang) , Totok Nuryanto (Solo) . Retno Pramubinasih (Kebumen), Feri Soma (Jepara) Be Sugianto (Jepara) Imron Rosadi (Semarang),Sony Pahlevi (Jepara) Daniel Catur (Semarang). Tiyok Black(Semarang) Darmanto (Semarang) Heriwanto (Semarang), Ge Haryanto (Semarang) Manik Mustiko (Semarang) Anang Syaroni (Solo) H.Agus Salim (Semarang) .Tri Irianto (Banyuwangi). Achmad Tem (Bali) dan Kol (Purn)Aris S (Semarang).
Sementara itu, Christian Heru Cahyo Saputro selaku penulis dalam pengantarnya mengatakan, semangat kebersamaan, kerja bareng dan berjejaring senantiasa harus digemakan karena saat ini pelukis tak hanya bersaing dengan sesama seniman tetapi juga teknologi Artificial Inteligence (AI).
Menariknya,lanjut Christian, para pelukis yang berasal dari berbagai kota dengan latar lintas generasi dan lintas profesi dan juga beragam aliran. Sedangkan temanya “In Flux” yang punya makna mengalir, tumbuh dan perubahan berlanjut,” papar Christian
“Aliran, langgam atau corak lukisan dan media boleh beda tetapi semangat bersama untuk merayakan dan memakmurkan dunia seni rupa Indonesia harus tetap menyala,” ujar jurnalis yang juga pengamat seni rupa ini.
Christian menandaskan semangat bersama yang sudah dinyalakan harus terus hidup tak kunjung padam. Ada sebuah ujaran bijakyang harus diugemi menjadi langkah bersama para pelukis demi masa depan seni rupa Indonesia agar benderang.
“Kalau bukan kita siapa lagi ? Kalau tidak sekarang kapan lagi ?. Ini merupakan tanggungjawab bersama pelukis Indonesia untuk menumbuhkembangkan dunia seni rupa, ” tandas Christian mengingatkan (Chrisa)




