Semarang – Perayaan haul sastrawati asal Semarang tahun ini beda dari tahun-tahun sebelumnya. Haul NH Dini ke – 88 kesebelas windu ini istimewa karena dipandegani generasi milenial dengan berbagai sajian karya kreatifnya.
Hal itu diungkapkan sahabat yang juga inisiator kegiatan Haul NH Dini Sulis Bambang dari Bengkel Sastra Taman Maluku (BeSTM) pada gelaran soft lauching yang dimeriahkan dengan acara nyeket barenga Semarang Sketchwalk (SSW) dan hunting bareng dari komunitas fotografi Blusukan. Gelaran acara berlangsung di Rumah NH Dini dan sekitarnya di kawasan Kampung Sekayu, Semarang, Jawa Tengah.
Pada kesempatan itu, Sulis Bambang, membebekan sepenggal kisah perjalanan kreatif NH Dini yang juga kiprah literasi dengan pondok bacanya. Belasan anggota SSW dan Blusukan mengeskplor rumah yang pernah ditinggali pengarang berkelas internasioanl di Sekayu yang sering dijadikan latar ceritinya dan kawasan sekitarnya.
Ditempat terpisah project manager event ini Gemma Anindya Tedjokusumo mengatakan gelaran acara Haul NH Dini tahun ini mengusung tajuk : “Dini, Kita dan Nanti”.
Lebih lanjut, Gemma panggilan karib Gemma Anindya Tedjokusumo memaparkan event Haul NH Dini ini fokus kepada NH Dini sebagai role model dan inspirasi untuk teman-teman kreatif di Kota Semarang.
“Banyak dari generasi mudakita tidak kenal dengan beliau dan banyak yang tidak tau siapa frontrunner di Semarang di bidang kreatif. Acara ini fokus untuk generasi muda agar kenal dengan beliau dengan cara pop culture (budaya pop),” papar Gemma yang keseharian berprofesi sebagai Manager di Collabox Creative Hub Semarang.

Gemma menambahkan kegiatan kreatif anak muda Semarang in melalui arahan sastrawan Triyanto Triwikromo diberi tajuk: “Dini, Kita, Nanti”.
Acara yang bermula dengan pengenalan dengan NH Dini, fokus kepada situasi kita sekarang ini di industri kreatif dan sastra, dan role generasi muda. Harapannya melalui event perayaan NH Dini mengenalkan NH Dini sebagai contoh untuk generasi muda.
“Saya sendiri mau sebagai pemantik untuk memulai pergerakan di Semarang supaya pelaku kreatif lokal dihargai di kotanya sendiri, Sedangkan acaranya workshop, talkshow, pemutaran film documentary, market, live music, pentas dan banyak lagi,” imbuh Gemma.
Lebih lanjut, Gemma membabarkan, Bengkel Sastra Taman Maluku (BeSTM) yang menginisiasi perayaan Haul NH Dini menggandeng Collabox untuk membantu.
“Kami meresponnya dengan mengaktifkan teman teman generasi muda Collabox pelaku industri kreatif seperti; Sure Pictures, Aris dari Tridhatu, Jemi dari Saparo, Jessi dari Tekodeko, Gram dari Pasar Wiguna, Fauzan dari Bersukaria, dan lainnya.
Muaranya kami melahirkan event bertajuk : “Dini, Kita, Nanti”. Acara Haul NH Dini ini berlangsung selama 5 hari yang dirayakan di beberapa lokasi di Kota Semarang bertujuan untuk menggandeng NH Dini intergeneration.
“Harapannya kegiatan dengan role model NH Dini ini bisa menjadi motivasi dan menginspirasi anak muda Semarang untuk menjadi generasi kretaif seperti beliau. Saya berharap semangat NH Dini bisa memperkokoh kolaborasi kita. Sebagai pelaksana harapannya kami bisa menbagikan semangatnya kepada teman-teman geberasi muda Semarang,” pungkar Gemma mengunci perbincangan.
Sepenggal Kisah NH Dini
Sastrawati NH Dini lahit di Semarang 29 Februari 1934. NH Dini merupakan penulis produktif. Dari tangannya puluhan novel telah ia terbitkan.
Beberapa di antaranya, yakni Dua Dunia (1959), Hati yang Damai (1961), Pada Sebuah Kapal (1972), Namaku Hiroko (1977), Keberangkatan (1977), Sekayu; Cerita Kenangan (1981).
NH Dini hingga tahun 2000-an masih aktif menerbitkan karyanya. NH Dini juga menerjemahkan karya sastra asal Prancis, seperti Sampar karya Albert Camus, dan cerita rakyat Prancis Pery Polybotte.
Sastrawati NH Dini yang lama bermukim di Kampung Sekayu ini memang fasih berbahasa Prancis. Suaminya, Yves Coffin, seorang diplomat asal Prancis. Dari pernikahannya ini, NH Dini mempunyai dua orang anak, Marie Claire Lintang Coffin dan Pierre Padang Coffin.
Anak laki-laki NH Dini, Pierre Padang Coffin meniti karir sebagai sutradara di dunia perfilman. Film animasi Despicable Me (2010), Minions (2015) dan Despicable Me 2 (2017) merupakan film besutan Pierre Coffin yang ramai ditonton di seluruh dunia. NH Dini meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan mobil di Semarang 4 Desember 2018, (Christian Saputro)




