Semarang – Peringatan Haul kesebelas windu atau ke – 88 sastrawati NH Dini tahun ini beda seperti biasanya. Tahun-tahun sebelumnya hanya diadakan dengan sederhana berkumpul bersama komunitas di rumah almarhum NH Dini di Sekayu atau di Monod Deiphuis Kota Lama dengan acara kirim doa, gelaran diskusi dan pertunjukan sastra.
Hal itu dungkapkan Sulis Bambang dari Bengkel Sastra Taman Maluku (BeSTM) selaku inisiator perhelatan Haul NH Dini. Sebetulnya, lanjut Sulis Bambang, tahun ini kegiatan Haul NH Dini dirancang di Monod Deiphuis tetapi mbak Dewi dan Mbak Yanti sedang repot banyak kegiatan sehingga persiapannya agak terlambat.
“Pada suatu saat saya ketemu dengan Gemma dan Gram serta beberapa teman muda kreatif lainnya. Rencana Haul NH Dini ini saya ceritakan mereka sangat antusia dan tertarik untuk membantu memeriahkan acara ini,” terang Sulis Bambang.
Lebih lanjut, papar Founder BeSTM, terjadilah jalinan kerja bareng BeSTM dengan Tim Collabox dan tkomunitas anak-anak muda kreatif sehingga kemasan acara haul ini ber beda dari biasanya.
“Anak-anak muda ini akan mengusung spirit NH Dini dengan sentuhan kreatif. Mereka akan menampilkan gelaran kreatif dalam sentuhan gaya pop culture seperti; pada soft launching mereka gelar nyeket bareng Semarang Sketchwalk dan hunting bareng bersama komunitas fotografi Blusuk.an,” imbuh Sulis Bambang yang dikenal merupakan sahabat baik NH Dini.
Acara yang tadinya hanya dilaksanakan pada Kamis 29 Februari 2024 tepat hari kelahiran NH Dini. Haul NH Dini ke- 88 yang mengusung tema : “Dini, Kita, Nanti” akan berlangsung selama hari dari 29 Februari 2024 hingga 3 Maret 2024.
Sedangkan tempat acaranya pun tak hanya di satu venue, antara lain; di Sekayu, Collabox dan Teko Deko
Menurut Sulis Bambang sasaran kegiatan Haul NH Dini tentu ingin mengajak mengajak generasi muda untuk mengingat kembali bahwa di Kota Semarang memiliki tokoh literasi yang namanya mendunia. Tetapi mirisnya banyak anak muda sekarang yang tak tahu siapa NH Dini dan kiprahnya.
“Diharapkan dengan gelaran acara yang dimotori kaum muda kreatif Kota Semarang kegiatan literasi yang dikemas dengan apik da menarik anak-anak muda tertarik untuk mengenal sastrawati NH Dini,” ujar Sulis Bambang optimistis.
Sulis Bambang menambahkan dulu dirinya bersama sastrawan Handry TM pernah berbincang kalau Kota Semarang tidak punya event literasi yang besar sekelas Ubud Writer.
“Saya berkeinginan acara yang diselengarakan 4 tahun sekali saat tahun kabisat untuk merayakan haul NH Dini. Nantinya bisa menjadi acara literasi yang bergengsi. Masyarakat sastra juga berbagai pihak tentunya diharapkan bisa nyengkuyung agar gelaran ini bisa terwujud lebih baik di masa mendatang,” imbuhnya.
Museum dan Kota NH Dini
Pelaksanaan 4 tahun ke depan, lanjut Sulis,waktu persiapannya panjang. Acara-acaranya pun bisa dipersiapkan lebih baik lagi. Harapan ke depannya bisa mewujudkan kembali Pondok Baca “Dini”.
“Syukur-syukur kita bisa mewujudkan Museum NH Dini. Bahkan menjadikan Semarang menjadikan Kota NH Dini. Ini memang baru sebuah impian yang boleh dikatakan dikatakan muluk-muluk. Tetapi kalau tidak kita mulai dari sekarang kapan lagi kita bisa mewujudkannya,” tandas Sulis Bambang.
Kegiatan Haul NH Dini ke -88 ini, imbuh Sulis Bambang, terselenggara dengan semangat kolaborasi. Acara ini benar-benar dari masyarakat untuk masyarakat.
Gelaran acara ini berkat kerjasama biayanya menjadi murah, tetapi acaranya itu bukan acara yang murahan.
Dengan bergandeng tangan dengan para pengisi acara biaya bisa seminimal mungkin. Para pengisi acara dengan suka rela tampil tanpa bayaran. Bahkan para pembicara yang datang dari Jakarta itu pun tidak di fasilitasi.
“Mereka hadir dengan transport , akomodasi bahkan jemputan dengan biaya sendiri. Ini menjadi sebuah acara kolaborasi. Siapa pun yang ingin menyumbangkan pemikiran dan lainnya silahkan. Saya berharap acara ini akan menjadi mile stone untuk helat NH Dini empat tahun mendatang. Selanjutnya kita bisa mewujudkan Pondok Baca Dini, Museum dan Semarang, Kota NH Dini. Semoga,” ujar Sulis mengunci perbincangan.
Spirit NH Dini Jadi Role Model
Sementara Manager event Gemma Anindya Tedjokusumo mengatakan gelaran acara Haul NH Dini tahun ini mengusung tajuk : “Dini, Kita, Nanti”.
Lebih lanjut, Gemma panggilan karib cewek energik ini memaparkan event Haul NH Dini ini fokus kepada NH Dini sebagai role model dan inspirasi bagi anak-anak muda kreatif di Kota Semarang.
“Banyak dari generasi muda yang tidak kenal dengan NH Dini dan banyak yang tidak tahu siapa frontrunner di Semarang di bidang kreatif. Acara ini fokus untuk generasi muda agar kenal dengan beliau dengan sentuhan dan suguhan pop culture (budaya pop),” papar Gemma yang keseharian dikenal sebagai Manager di Collabox Creative Hub Semarang.
Gemma menambahkan kegiatan kreatif anak muda Semarang in melalui arahan Creative Placemaker Gilang Ramadhan (Gram) dan sastrawan Triyanto Triwikromo diberi tajuk: “Dini, Kita, Nanti”.
Acara yang bermula dengan pengenalan dengan NH Dini, fokus kepada situasi kita sekarang ini di industri kreatif dan sastra, dan role generasi muda. Harapannya melalui event perayaan NH Dini mengenalkan NH Dini sebagai contoh untuk generasi muda.
“Saya sendiri ingin menjadi pemantik untuk memulai pergerakan di Semarang supaya pelaku kreatif lokal dihargai di kotanya sendiri, Sedangkan acaranya pameran sketsa, fotografi, workshop, talkshow, pemutaran film documentary, market, live music, pentas dan banyak lagi. Sedangkan venuenya antara lain; di Rumah NH Dini (Sekayu), Collabox, dan Teko Deko” imbuh Gemma. (Christian Saputro)