Semarang – Maxi Brain Acadeny Semarang bakal menggelar konser (Gema Kehidupan). Konser yang akan digelar di Max Brain Acadeny Hall, Jalan Rinjani 18 Semarang
Brain Academy dengan bangga akan menyajikan seri 10 konser musik kamar yang akan berlangsung muali Maret hingga Desember 2024 dengan berbagai kompilasi musisi Profesional maupun Pelajar dengan sajian berbagai variasi format dalam musik kamar. Seperti kwartet cello, kwartet gesek, Soprano dan piano, quintet tiup kayu dan masih banyak formasi lainnya yang akan memainkan music-musik Indah yang akan meramaikan Semarang.
Owner Maxi Brain Acadeny Pauline Wonodadi di Semarang, Minggu (03/03/2024) mengatakan, yang mendasati konser ini esensi dari seni adalah humanitas. Musik, adalah seni yang tidak dapat disentuh, tak terlihat, dan hanya dapat didengar — tapi, musik bisa membuat kita tersenyum, tertawa, menangis, merasa bahagia, dan pengalaman serta emosi lain yang merupakan ekspresi humanitas kita.
“Saat mengapresiasi musik secara langsung, kita tidak hanya mengekspresikan humanitas individu. Terdapat gema yang beresonansi dalam setiap pendengar, yang menghubungkan satu pendengar dengan pendengar lainnya, membangun jembatan antar pendengar, “ terang Pauline
Dengan mengapresiasi musik, lanjut Pauline, kita menciptakan gema kehidupan — yang juga menggemakan sesama pendengar lainnya, dan pendengar lainnya, dan pendengar lainnya lagi.
“Kami ingin mengajak Anda mengalami fenomena ini, melalui seri 10 (sepuluh) konser sepanjang tahun 2024 dengan tajuk : Echoes if Life (Gema Kehidupan). Dalam setiap konsernya konsernya akan menampilkan musik kamar dan menggemakan serta menjembatani kita semua,” imbuhnya.
Menurut Pauline dalam setiap melodi dan harmoni yang didedahkan terdapat terdapat kekuatan yang mampu menyentuh ruang terdalam dalam jiwa manusia. Musik, sebagai bahasa universal, melampaui batasan kata-kata dan membawa kita ke dunia yang penuh emosi dan makna.
“Apresiasi terhadap musik bukanlah sekadar mendengarkan suara yang indah, melainkan meresapi kekayaan seni yang menjadi pencerminan kehidupan itu sendiri.
Melalui serangkaian nada, musik membangun jembatan tak terlihat di antara kita, menghubungkan hati dan pikiran melalui getaran-getaran yang menciptakan keajaiban, “ tandas Pauline.
Sementara itu, dedengkot Jogja Cello Krwartet ; Dr. Asep Hidayat mengatakan, kita akan menjelajahi sebuah perjalanan ke dalam dunia di mana melodi dan lirik menggambarkan kisah-kisah hidup, menciptakan pengalaman yang mendalam, dan merayakan keberagaman budaya.
“Mari kita masuki alam semesta musik, tempat di mana setiap not dan akor memiliki kekuatan untuk menyentuh emosi kita, membangkitkan kenangan, dan menyampaikan pesan yang mungkin sulit diungkapkan oleh kata-kata biasa. Dalam keheningan yang diberkahi oleh harmoni, kita akan memahami bagaimana apresiasi terhadap musik bukan hanya menyentuh diri kita sendiri, tetapi juga menjadi alat penyatuan bagi seluruh umat manusia,” ujar salah satu Cellist garda depan Indonesia ini.
Konser perdana Echoes if Life yang diimulai di bulan Maret akan menghadirkan Jogja Cello Kwartet yang digawangi para cellist kampium yaitu; Dr. Asep Hidayat, Neam SR. Hidayat M.Sn, Nandya Abror Nurmusabih M.Sn. dan R. Dwitya Tama, Untuk tiketnya seharga Rp 75 ribu atau paket terusan untuk 10 kali pertunjukan Rp 500 ribu” Bisa dipesan di Maxi Brain Academ di Jalan Rinjani 18 Semarang, HP/WA 0888 0280 9348,” terang Pauline. (Christian Saputro)




