Oleh : Rezi Nabilah
Mahasiswa S2 Bioteknologi Universitas Andalas
Serai wangi merupakan salah satu tanaman herbal yang banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengobati sakit tenggorokan, sakit perut, dan obat pasca bersalin. Selain itu tanaman ini juga dimanfaatkan sebagai aromaterapi. Tanaman serai wangi ternyata juga dapat dimanfaatkan sebagai pestisida alami karena memiliki kandungan geraniol dan sitronelal yang berfungsi sebagai antimikroba dan minyak atsiri yang tidak disukai oleh serangga.
Namun ternyata pestisida dari minyak serai wangi memiliki kelemahan karena mudah menguap dan tidak larut dalam air, sehingga dalam pengaplikasiannya tidak efektif karena cepat habis sebelum benar-benar bekerja pada tanaman dan malah berakibat pada penggunaan tanaman serai wangi yang berlebihan tanpa memperoleh hasil yang diinginkan. Sehingga diperlukan pengaplikasian minyak serai yang lebih efektif. Salah satu pengaplikasian minyak serai wangi yang efektif adalah dengan aplikasi nanoteknologi.
Sebelumnya mari kita ketahui apa itu nanoteknologi. Nanoteknologi adalah ilmu yang mempelajari, memproduksi dan menggunakan material dalam skala nano. Skala nano adalah material yang berukuran 100 nanometer (100 juta milimeter) atau lebih kecil. Pengaplikasian teknologi nano pada Minyak serai wangi dilakukan dengan menggunakan metode nanoemulsi. Dengan teknologi ini dapat membuat minyak serai berada pada kondisi yang stabil dan tidak mudah menguap.
Selain itu, juga dapat meningkatkan efektifitas bahan aktif minyak atsiri yang ada pada serai wangi. Nanopestisida dari minyak serai wangi telah diketahui berhasil dalam menghadapi penyakit dan hama pada tanaman. Seperti penyakit Kuning pada tanaman cabai[1], penyakit mosaik dan serangga pada tanaman nilam [2] dan hama ulat penggulung daun pisang[3] .
Selain dari segi efektifitasnya pengaplikasian nanopestisida minyak serai wangi juga memiliki keuntungan dalam segi ekonomi.
Dengan menggunakan nanopestisida yang memiliki ukuran nano sehingga hanya menggunakan dosis yang kecil dalam pengaplikasiannya sudah sangat efektif bagi tanaman. Hal ini tentunya dapat menekan biaya yang dikeluarkan untuk membeli pestisida. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan yang diperoleh oleh petani.
Selain itu nanopestisida dari minyak serai wangi seperti halnya pestisida alami lainnya memiliki sifat yang tidak toksik baik bagi manusia, hewan, tanaman itu sendiri bahkan untuk tanah. Sehingga nanopestisida ini dapat digunakan sebagai pengganti pupuk kimia yang dapat berbahaya jika diaplikasikan secara berlebihan.
Dengan mengetahui manfaat pengaplikasian nanopestisida dari minyak serai wangi diharapkan dapat menjadi salah satu pilihan yang dapat digunakan sebagai pestisida alami yang ramah lingkungan pagi para petani maupun bagi Masyarakat yang ingin berkebun dirumah.
Sumber :
[1] Septariani DN, Hadiwiyono H, Harsono P, Mawar M. Pemanfaatan Minyak Serai Sebagai Bahan Aktif Nanovirusida untuk Pengendalian Penyakit Kuning pada Cabai. PRIMA J Community Empower Serv 2020;4:51. https://doi.org/10.20961/prima.v4i2.39797.
[2] Noveriza R, Mariana M, Yuliani S. Keefektifan Formula Nanoemulsi Minyak Serai Wangi Terhadap Potyvirus Penyebab Penyakit Mosaik Pada Tanaman Nilam. Bul Penelit Tanam Rempah Dan Obat 2017;28:47. https://doi.org/10.21082/bullittro.v28n1.2017.47-56.
[3] Girsang JS. Efektifitas Aplikasi Formula Nanoemulsi Minyak Serai Wangi (Cymbopogon Nardus L.(Rendl)) Terhadap Ulat Penggulung Daun Pisang (Erionota thrax L.). Universitas Medan Area, 2020.
[4] Yuliani S, Noveriza R. Nano-emulsification of citronella oil using spontaneous diffusion and phase inversion techniques. Congr. Food Sci. Technol., 2016.




