Semarang – Pagelaran wayang Malam Jumat Kliwon kolaborasi Teater Lingkar dengan Disbudpar Kota Semarang yang juga didukung Pepadi ditaja di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Semarang, Jumat (03/05/24).
Gelaran wayang Malam Jumat Kliwonan yang ke – 318 yang menjadi ikon dan agenda rutin pentas budaya ini sudah berjalan puluhan tahun sekaligus untuk memeriahkan HUT Kota Semarang yang ke – 477.
Pagelaran wayang malam Jumat Kliwonan yang ke -318 ini juga merupakan bagian pentas budaya dalam rangka memeriahkan hari ulang tahun (HUT) Kota Semarang yang ke-477.
Pentas yang menghadirkan Dalang muda Ki Sindhunata Gesit Widiharto, S.Sn, M.Sn mengusung lakon “Dasamuka Bledek Sumantri Krida”. Pentas wayang ini juga disiarkan secara live streaming kanal Youtube Teater Lingkar Official Semarang.
Pementasan yang menghadirkan dalang muda potensial dari Kota Semarang Ki Sindhunata Gesit Widiharto, S.Sn potensial yang juga merupakan anak dari founder Teater Lingkar Suhartono Padmo Sumarto yang akrab disapa Maston.
Sebelum pagelaran wayang berlangsung sebagai pembuka tampil karawitan anak Sindhu Laras Bocah yang meyuguhkan Lelagon Simpang Lima Ria (Laras Pelog Nem), Lelagon Swara Suling (Laras Pelog Nem), dan Srepeg Slendra Nem.
Sindhu Laras Bocah ini selain menjadi wadah anak-anak belajar karawitan juga menjadi tempat belajar seni pedalangan.
Kepala Bidang Budaya Disbudpar Kota Semarang , Saroso, S.Sn mewakili Kadisbudpar Kota Semarang dalam sambutannya mengatakan, pergelaran wayang kerjasama antara Disbudpar dan Teater Lingkar ini merupakan salah satu upaya untuk melestarikan sekaligus nguripi budaya tradisi wayang.
Pegelaran wayang ini sudah berjalan puluhan tahun. Ini merupakan sebuah upaya untuk terus menguri-uri kesenian tradisional wayang sekaligus ikut berperan nguripi para pelaku seninya.
“Pementasan wayang Malam Jumat Kliwonan kerjasama Disbudpar Kota Semarang dan Teater Lingkar ini sudah berlangsung yang ke -318. Pada malam ini digelar di Simpang Lima sekaligus untuk memeriahkan HUT Kota Semarang yang ke -477. Harapannya penonton bisa menikmatinya tak sekadar sebagai tontonan tetapi bisa menjadi tuntunan dan tatanan,” ujar Saroso sebelum menyerahkan salah satu tokoh wayang sebagai penanda dimulainya pergelaran wayang.
Secara terpisah, Ketua Teater Lingkar Suhartono Padmo Sumarto berharap hadirnya pentas wayang kulit malam Jumat Kliwonan, dapat mengobati menjadikan hiburan sekaligus sarana edukasi serta menguri-uri warisan kesenian tradisi.
“Sebelum pagelaran wayang ditampilkan karawitan anak-anak “Sindhu Laras Bocah sebagai salah satu langkah upaya pewarisan kesenian tradisi kepada generasi muda,” imbuh Maston.
Pertunjukan yang dihadirkan Ki Sindhunata ini berhasil menyedot ratusan penonton yang dengan setia duduk lesehan di lapangan Pancasila. Ki Sindhu dengan dukungan para pengrawit para mahasiswa dari ISI Surakarta berhasil menyajikan pagelaran yang ciamik dan enak ditonton dan tidak membosankan dengan sentuhan jargon-jargon kaum milenial. Maka terlihat puluhan anak muda tak beranjak menonton hingga pertunjukan berakhir. (Christian Saputro)




