Semarang – Gebrakan upaya Klub Merby membangkitkan kembali tradisi budaya penggunaan Sanggul, Konde dan Kepang mendapat sambutan banyak pihak dari berbagai penjuru antara lain; dari media, pemerhati tradisi dan juga komunitas pelestarian budaya. Bahkan Kerajinan Sanggul Demak ini sudah tercatat sebagai Warisan Budaya Taka Benda (WBTB) di Kemendikbud, Riset dan Teknologi pada tahun 2013 dengan Nomor.
Registrasi 2013004003, Domain Kemahiran dan Kerajinan Tradisional Provinsi Jawa Tengah. Respon positip ini tak hanya datang dari Kota Semarang tetapi dari berbagai kota bahkan juga dari Jakarta.
Hal itu diungkapkan Direktur Klub Merby drg Grace Widjaya Susanto didampingi perias senior Agnes Maria Arkeini saat mengunjungi salah satu pionir dan owner usaha kerajinan sanggul asal Desa Geneng Kecamatan Mijen Djumilah yang kini tinggal di Desa Boyolali, Kecamatan Gajah,
Kabupaten Demak, Kamis (09/05/2024). Pengusaha sanggul dengan merk Djumilah Sanggul (DS) yang dulu tersohor kini tinggal di Desa Boyolali, Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak.
Founder Klub Merby lebih lanjut, mengatakan, kalau upaya membakitkan kembali budaya penggunaan Sanggul, Konde dan Kepang ini merupakan program Langkah Kecil Klub Merby Untuk Semarang dan Indonesia tahun 2024.
Untuk tahun 2024 ini kami punya komitmen dengan langkah kecil Merby untuk membangkitkan, menumbuhkembangkan dan mempopulerkan kembali penggunaan konde, kepang dan sanggul.
“Hiasan konde, kepang dan sanggul ini merupakan salah satu upaya untuk mempercantik mahkota perempuan nusantara. Yang beberapa tahun belakangan ini terkikis jaman dan budaya lain, Untuk itulah kami datang untuk mensupport pengajinnya untuk bersama-sama membangkitkan kembali penggunaan kembali hiasan mahkota perempuan berupa sanggul, konde atau kepang, ” ujar Grace Wijaya prihatin.
Legenda Djumilah Sanggul
Pada kesempatan itu, Djumilah pemilik usaha kerajinan sanggul Djumilah Sanggul (DS) juga sangat mengapresiasi kedatangan pemerhati budaya drg Grace dan rombongan.
Dikisahkannya. Djumilah bersama suaminya Suhardjo mulai menggeluti usaha Sanggul sekira tahun 2000 –an. Dulu Djumilah sebelum menggeluti usaha sanggul sempat dagang sembako. Kemudian melirik usaha jualan asesoris dan jualan sanggul. Djamilah sebelum produksi sanggul sendiri kulakan kepada pengrarjn sanggul di desa Geneng, Kecamatan Mijen, sekitaran tempat tinggalnya.
Sedangkan suami Djumilah, Suhardjo yang seniman pelukis usaha dagang di Kalimantan. Setelah dagang sanggul dan asesoris melihat prospeknya bagus Djumilah punya keputusan untuk menekuni usaha sanggul ini. Suaminya yang mendesain dan mengawal proses produksinya. Sedangkan Djumilah yang memasarkan dan membeli bahan bakunya pruduksi ke Pemalang hingga ke Cilincing (Jakarta). Merk DS digunakannya bisa singkatan dari Djumilah Sanggul atau juga Djumilah Suharjo.
“Saya dulu awalnya kulakan dari pengarjin menjualnya ke Semarang ke salon-salon pengantin dan juga ke tempat-tempat kursus ketrampilan. Kemudian buka lapak kalau pas ada seminar-seminar di berbagai kota antara lain; Pamekasan, Banyuwangi, Malang, Surabaya,Jember, Solo, Yogyakarta, Cirebon, Brebes, Pekalongan, Jakarta, dan banyak lagi. Setelah berkembang sanggul produksi DS bahkan ada yang memasarkan hingga Singapura dan Malaysia” beber Djumilah.
Menurut Djumilah usaha sanggul makin moncer setelah suaminya diajari secara kilat oleh pakar kecantikan Rudi Hadi Suwarno. Tahun 2003 ada seminar di Pekalongan nara sumbernya Rudi Hadi Suwarno. Sanggul-sanggul produksi Djamilah Sanggul digunakan untuk peragaan.
“Setelah usai peragaan beliau berkomentar sanggul-sanggulnya bagus tetapi kurang sentuhan seni jadi kelihatannya kasar. Kemudian hampir selama dua jam beliau memberi pelatihan kepada mas Suhardjo. Semenjak itu kualitas produksi dari Djamilah Sanggul (DS) dikenal dan pemasarannya lancar,” kisahnya.
Djumilah menambahkan sejak saat itu sanggul-sanggul produksi DS dikenal antara lain; saggul Bella Saphira, BCL, Iyet Bustami, Soimah dan banyak lagi. Bahkan sejumlah perias ternama antara lain; Tien Santoso, Martha Tilaar, Anne Avantie, dan Andriyanto pernah memanggil dan berbisnis dengan Djumilah. Di samping itu, penyelenggara Abang None Jakarta, Beberapa Grup Dancer ternama juga banyak yang memesan kreasi sanggul para penarinya ke DS.
“Paling booming dan trend sanggul Bella Saphira bagian produksi sampai kewalahan. Selain sanggul tradidional, sanggul nusantara, puluhan sanggul modifikasi sudah diproduksi Djumilah Sanggul. Saya berharap penggunaan sanggul ke depan akan ramai seperti dulu,” ujar Djumilah mengunci perbincangan. (Christian Saputro)
”




