Oleh. Hasbullah
Dosen Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Petugas Haji Daerah Kloter 49 Lampung
Haji merupakan ibadah yang berhukum wajib bagi yang mampu, sebagaimana dijelaskan dalam rukun Islam. Setiap tahun, jutaan umat Islam dari seluruh penjuru dunia memenuhi panggilan suci dari Illahi untuk menuaikan ibadah haji di tanah suci Mekkah dan Madinah. Haji merupakan ibadah yang bukan bernilai wajib saja, melainkan mejadi puncak spirtual bagi setiap muslim yang mampu menunaikannya. Semua muslim pasti siap dan semangat, jika diberangkatkan untuk menunaikan ibadah haji sebab di sudah di pastikan akan bertemu dengan pusat (kiblat) ibadah umat Islam.
Haji adalah ibadah yang membutuhkan kesiapan fisik dan mental yang baik oleh serluruh jamaah, terutama bagi jamaah lansia. Oleh karena itu, penting bagi pihak terkait untuk terus berupaya menciptakan lingkungan yang ramah dan mendukung bagi para jemaah terkhusus lansia. Sehingga semua proses ibadah baik itu rukun, wajib dan sunna haji dapat ditunaikan dengan baik. Dengan demikian, setiap muslim tanpa memandang usia dan keadaan, dapat menjalani ibadah haji dengan penuh kenyamanan, ketenangan, keamanan, dan kebahagiaan. Sehingga perjalanan dan pengalaman spiritual ibadah ketanah suci dapat dinikmati sepenuhnya oleh semua umat Islam.
Setiap tahun, jutaan umat Islam dari seluruh penjuru dunia memenuhi panggilan suci untuk menunaikan ibadah haji di tanah suci Makkah dan Madinah. Ibadah ini tidak hanya menjadi kewajiban agama, tetapi juga merupakan puncak spiritual bagi setiap muslim yang mampu melaksanakannya. Di tengah semangat kesucian ini, ada satu aspek yang semakin diperhatikan oleh pemerintah Arab Saudi dan pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan ibadah haji, yaitu kenyamanan dan kemudahan bagi para jemaah lanjut usia atau lansia.
Haji Ramah Lansia, menjadi tema besar Ibadah haji tahun 2024. Tema ini mencerminkan kebijakan dan penghormatan terhadap lansia agar semua kebutuhan mereka dapat terlayani dengan baik dan bahagia. Karena ibadah haji bukan saja tentang waktu dan tempat, ibadah haji menguras energi fisik yang banyak. Sehingga sudah tepat, jika penyelenggaraan haji di Indonesia ingin menghadirkan pelaksanaan ibadah haji yang aman, adil dan ramah kepada semua jamaah terutama lansian.
Maka untuk mendukung haji yang ramah terhadap jamaah terutama jamaah lansia, maka kedepan harus dipersiapkan dengan baik. Misalnya dari segi kesehatan, kementrian kesehatan sudah mulai jauh-jauh hari memberikan panduan yang jelas dari sisi kesehatan terutama perilaku bagi para calon jamaah haji. Kesiapan ini akan membentu pengetahuan jamaah dari sisi kesehatan, sehingga hal yang berkaitan kesehatan jamaah di siapkan jauh-jauh hari. Sehingga kelompok-kelompok bimbingan Haji dan Umrah (KBIHU) juga bisa mempersiapkan untuk memberikan ruang lebih untuk hal yang berikaitan dengan kesehatan. Kesehatan yang bukan hanya dipantau dari pengetahuan saja, namun sudah terpantau dari hal-hal yang praktis berikatan dengan hidup bersih dan sehat bagi para calon jamaah.
Selanjutnya, persoalan manasik haji. Kementrian agama harus juga memberikan panduan jelas terhadap alur dan materi dari manasik haji yang dilakukan oleh KBIHU dan juga oleh kementrian agama itu sendiri. Akan semakin baik jika masik memiliki kurikulum dan juga narsumber yang sudah dilatih oleh kementrian agama. Sehingga semua rangkaian mansik akan di sesuaikan dengan tema besar dan capaian yang diingin oleh kementrian agam sebagai penyelenggara dari rangkain ibadah haji. Jika semua fasilitator manasik sudah latih, begitu juga tim kesehatan sudah dilatih dengan baik dengan ukuran komptensi yang dapat di ukur maka untuk menghadirkan ibadah haji yang ramah lansia akan dapat terwujud dengan baik.
Oleh karena itu, penyelengaraan ibadah haji harus diiringi dengan semangat kolobarasi dan kebersamaan. Sehingga akan haris program-program yang inovatif serta kreatif namun bisa di terevaluasi, selian itu dapat mendorong terwujudnya Haji Ramah Lansia. Kita menyadari dalam setiap penyelenggaraan ibadah haji, pasti akan ada kekurangan. Sebab melayani jamaah ibahda haji harus luas dan dalam kesabaran dan keikhlasan. Maka, penyelenggara ibadah haji harus sungguh-sungguh dan memiliki integritas dalam menjalankan dan mensuksesan semua rangkaian ibadah haji. Semua pasti sudah faham bawah merawat lansian itu tidak mudah, akan tetapi dalam ketidak mudah itu akan banyak keberkahan dan kemudahan dalam pelaksanaan ibadah haji.
Akhirnya, haji ramah lansia tidak boleh berhenti dalam bentuk tema yang tertulis. Tapi ini harus menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam memastikan keselamatan, kebahagiaan, kegemberiaan dan kesehatan seluruh jamaah dari Idonesia terutama lansiaan dalam menjalan rangkai ibadah haji. Selain itu, kita jadikan ibadah haji tahun ini memberikan pesan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia memegang teguh dan mengutamakan nilai-nilai keagamaan, kemanusiaan, dan penghormatan terhadap orang tua terutama usia lanjut. Mari kita doakan, semua jamaah hari dari Indonesia khususnya dan jamaah haji tahun ini tahun ini umumnya menjadi haji yang mambarur, ibadah yang menghadirkan komitmen dalam menjalankan ajaran Isalam, setelah selesai menjalankan rangkaian ibadah haji.




