Sumaterapost.co | Pringsewu – Dalam rangka meningkatkan integritas, kompetensi dan budaya positif, Kepala UPT SMPN 5 Pringsewu adakan kegiatan Upgrade melalui komunitas guru secara terpisah dan bertahap, yang berlangsung di sekolah setempat, Senin, (4/11/2024).
Kepala UPT SMP N 5 Pringsewu, Dr. H. Muhtasor.S.Pd.,M.M, mengatakan, Kali ini sasaran kegiatan kepada pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja /guru PPPK. Sebelumnya kepada beberapa guru ASN melalui kegiatan Komunitas Belajar dan Pokja Manajemen Operasional (PMO).
Kepala UPT lebih lanjut menjelaskan bahwa dasar dari kegiatan ini diantaranya selain melaksanakan tupoksi kepala sekolah juga berasal dari rekomendasi kementrian pendidikan melalui rekomendasi dalam raport pendidikan sekolah setempat.
Saya yakin sekali berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi yang saya dan jajaran manajemen Spenla lakukan, akar masalah terjadinya penurunan kualitas pembelajaran diantaranya adalah adanya penurunan integritas, kompetensi dan budaya positif dari sisi pendidik. Dan kesimpulan tersebut diaminkan oleh komunitas belajar yang beranggotakan para guru dan tenaga kependidikan.
“Masalah bukan untuk diratapi tapi harus dicarikan solusi”kata Muhtasor.
Maka selain sekolah rutin mengadakan kegiatan refleksi 1 x seminggu setiap hari senin langkah kedua melakukan kegiatan untuk meng Up ketiga hal di atas.
Integriti perlu dibangun melalui kesadaran moral sebagai aparatur negara dalam hal ini pendidik untuk pandai bersyukur dan sadar akan kewajiban tugas sebagai abdi negara.
Kompetensi perlu dibangun yang fokusnya adalah kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran makin berkualitas diantaranya dengan meningkatkan pengetahuannya, keterampilan metode pembelajaran yang beragam dan menyenangkan serta rutin merefleksi setiap akhir kegiatan pembelajaran.
Budaya positif perlu diimplementasikan melalui kebiasaan-kebiasan positif seperti hadir sebelum waktu yang ditentukan minimal tepat waktu dan pulang dialhir waktu. Selain itu contoh tauladan guru adalah hal pokok dan utama sehingga muridpun dapat mengikuti tauladan tersebut dengan kesadaran kolegial tanpa paksaan.
Harapannya, setelah guru sebagai mampu berefleksi, menyadari akan kekurangan dari sisi guru, kemudian guru memiliki komitmen untuk melakukan perubahan- perubahan yang progresif dalam rangka perbaikan, berinovasi dan berkreasi untuk mencapai kualitas pembelajaran yang tinggi.
Dikatakan Muhtasor, Budaya positif lainnya masih sangat banyak yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dan guru sampai menjadi habitual di sekolah ini. Misal dengan saling senyum salam dan sapa setiap hari, berdoa dan membaca kitab suci setiap pagi sebelum memulai pembelajaran, bergotong royong untuk menghasilkan kohesivitas warga sekolah, saling menghargai, menyalurkan aspirasi pada jalurnya dan lain-lain.
Semua ini sesuai dengan visi sekolah yakni menjadi sekolah yang berbudaya dan religius.
Semoga dapat terwujud, aamiin, ujar Dr. Muhtasor (ando)




