Sumaterapost.co | Lampung – “Sudah Saatnya Provinsi Lampung Bisa Memanen Air Saat Musim Penghujan” hal ini merupakan tema diskusi aktivis senior di Lampung yang tergabung dalam Generasi Cinta Lampung, berlangsung di Rumah Inspirasi kantor DPD RI Perwakilan Lampung Jalan Patimura Kupang Teluk Betung, Kamis (23/1/2025).
Munculnya diskusi berawal dari keresahan kondisi bencana banjir yang terjadi di kota Bandar Lampung dan beberapa kabupaten kota di Propinsi Lampung, menyiikapi bencana ini, Generasi Cinta Lampung yang terdiri dari Gino Vanollie Forum Martabat Guru Indonesia (FMGI), Heri Ismaryanto KBH, Lampung, Alirukman Aktivis KOAK Lampung, Andreas Andoyo aktivis lingkungan mantan Aktivis Walhi, Mislamudin Aktivis Pemuda menggelar diskusi terbatas.
Salah satu penggagas Generasi Cinta Lampung, Gino Vanollie, mengatakan, menyikapi pemikiran Senator Almira Nabila Fauzi, di media online beberapa hari lalu bahwa Kabupaten Kota di Provinsi Lampung harus ditangani serius, diurai penyebab banjir dan mencari solusi, serta di buat perencanaan pembangunan terpadu dengan pendekatan yang komperhensip, melibatkan pengelolaan sumber daya air dan lahan di suatu daerah aliran sungai (DAS) serta stakeholder terkait, sehingga jika musim penghujan tidak terjadi kejadian berulang.
Maka sudah saatnya Provinsi Lampung membuat sebuah perencanaan mengurai penyebab banjir, ungkap Gino Vanollie.
Salah satu alternatif penanganan yang bisa direncanakan , terungkap pada diskusi, saatnya memanen air saat musim penghujan.
Pemda Provinsi maupun kabupaten kota bisa melibatkan seluruh mahasiswa, pelajar menanam pohon konservasi lingkungan, Ruang Terbuka Hijau (RTH) ditata ulang dan dihijaukan kembali, pembuatan embung di setiap titik, dan dibuatnya kanal-kanal untuk jalannya air, sehingga dengan adanya embung-embung penampungan air di setiap titik dapat dimanfaatkan saat musim kemarau.
Para aktivis senior yang tergabung dalam Generasi Cinta Lampung mengakhiri diskusi dengan kesepakatan akan melakukan pertemuan secara rutin dan akan mengajak para aktivis maupun akademisi yang masih peduli dengan kondisi di Propinsi Lampung. (ando).




