Sergai, Sumaterapost.co | Ketua KONI Serdang Bedagai (Sergai), Usman Effendi Sitorus, menyampaikan kritik tajam terhadap panitia Turnamen Piala Inalum menyusul pertandingan PS Sergai melawan PS Sania di babak penyisihan grup, Jumat (24/1). Bertempat di Lapangan Utama Tanjung Gading, Kecamatan Seisuka, Kabupaten Batubara, ia menilai turnamen ini tidak profesional dan merugikan timnya.
“Kami sangat kecewa. Seharusnya turnamen ini menjunjung tinggi profesionalisme, tetapi justru penuh kecurangan. Pemain kami dirugikan berkali-kali. Bahkan, kiper lawan memprovokasi, tetapi justru pemain kami yang dikartu merah,” ujar Usman (Ustor) didampingi Manajer PS Sergai, Darmawan.
Selain itu, ia menyoroti kelalaian panitia dalam memverifikasi administrasi pemain yang telah dijelaskan saat technical meeting, termasuk KTP, kartu BPJS, dan SK karyawan.
PS Sergai sebelumnya meminta panitia memastikan dokumen SK pengangkatan karyawan pemain PS Sania.
Namun, pertandingan tetap dilanjutkan meski dokumen tersebut belum dilengkapi.
“Kami merasa turnamen ini sudah dikondisikan. Jika sudah ada juaranya, buat apa digelar? Kami datang dengan persiapan, bukan asal-asalan,” tegasnya.
Menanggapi tudingan ini, Ketua Panitia Piala Inalum, Fariz, membantah ada kecurangan. Ia menegaskan semua syarat . Verifikasi menyatakan pemain PS Sania adalah karyawan Multimas Grup.
“Jika ada dugaan kecurangan, silakan buktikan. Kami terbuka. Jika terbukti, tim bersangkutan akan didiskualifikasi,” ujar Fariz.
Usman berencana membawa bukti berupa rekaman video untuk mengungkap kecurangan tersebut.
Ia juga meminta PSSI dan Askab Provinsi untuk mengawasi jalannya turnamen demi menjaga sportivitas.
“Kami berharap Inalum segera mengevaluasi panitia agar nama baik turnamen tetap terjaga. Jangan sampai citra turnamen ini tercoreng karena ketidakprofesionalan,” tutupnya.
Sebelumnya dalam laga yang berlangsung sengit, PS Sergai harus menerima kekalahan 1-2. Pertandingan diwarnai insiden provokasi yang berujung kartu merah kepada pemain PS Sergai, Mahendra. Gol kemenangan PS Sania tercipta tak lama setelahnya.
Reporter: Bambang.