Oleh : Hasbullah
Dosen Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Sumaterapost.co | Pringsewu – Isra Mi’raj merupakan salah satu peristiwa paling monumental dalam sejarah Islam yang memiliki makna yang sangat mendalam, tidak hanya bagi Rasulullah Muhammad SAW, tetapi juga bagi seluruh umat Islam di berbagai generasi. Peristiwa ini bukan hanya sekadar perjalanan fisik dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa (Isra) dan dilanjutkan dengan perjalanan menuju Sidratul Muntaha (Mi’raj), tetapi juga mengandung pesan spiritual, teologis, dan etis yang terus relevan dalam memberikan inspirasi untuk mencari makna kehidupan. Secara spiritual, Isra Mi’raj mengajarkan pentingnya hubungan yang erat antara manusia dan Tuhannya. Dari sisi teologis, peristiwa ini memperkuat keyakinan umat Islam terhadap kebesaran Allah SWT yang mampu menjadikan segala sesuatu mungkin, di luar batas pemahaman manusia. Sementara itu, secara etis, Isra Mi’raj mengajarkan nilai-nilai keadilan, keteguhan, dan optimisme.
Isra merupakan bagian pertama dari perjalanan Nabi Muhammad SAW yang sangat luar biasa, di mana beliau dibawa oleh malaikat Jibril dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem dalam waktu yang sangat singkat, hanya dalam semalam. Peristiwa ini dikenal dengan nama “Isra” dalam rangkaian Isra Mi’raj, yang merupakan sebuah perjalanan yang tidak hanya memukau secara fisik, tetapi juga penuh dengan makna spiritual yang mendalam. Peristiwa ini tercatat dalam Al-Qur’an, Surah Al-Isra’ ayat 1: Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Perjalanan ini bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan simbol hubungan yang kuat antara dua tempat suci dalam Islam dan pentingnya persatuan umat. Isra juga mengandung pelajaran penting mengenai perjalanan spiritual. Selain menunjukkan kekuasaan Allah, perjalanan ini menandakan pentingnya keyakinan dan kesabaran dalam menjalani ujian hidup. Rasulullah SAW menunjukkan keteguhan hati dalam menghadapi perjalanan ini, yang menjadi contoh bagi umat Islam dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Isra merupakan momen yang sangat penting dalam sejarah Islam, Isra mengajarkan umat Islam tentang kekuatan spiritual, persatuan umat nabi-nabi, dan kepercayaan kepada Allah SWT yang tidak terbatas.
Bagian kedua dari perjalanan ini adalah Mi’raj. Perjalanan kedua ini merupakan pendakian Rasulullah ke langit-langit tertinggi. Dalam perjalanan ini, beliau bertemu dengan para nabi terdahulu seperti Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Isa. Setiap pertemuan membawa pesan dan pelajaran tentang kepemimpinan, kesabaran, kemuliaan dan ketaatan. Puncak dari Mi’raj adalah ketika Rasulullah mencapai Sidratul Muntaha, tempat tertinggi yang tidak bisa dijangkau oleh makhluk biasa. Di sini, beliau menerima perintah shalat lima waktu langsung dari Allah SWT. Shalat ini menjadi ibadah yang wajib dan tiang agama, mengajarkan pentingnya hubungan langsung antara manusia dengan Penciptanya.
Terus apa makna filosofis dari Isra Mi’raj itu sendiri. Tentnunya makna inilah yang akan menjadi pelajaran yang konkrit bagi umat Islam, sehingga Isra Mi’raj bukan hanya sebatas sejarah dan pengetahuan, namun akan mempengaruhi nilai kehidupan sehari-hari. Makna filofis tesebut: pertama, Kedekatan dengan Allah SWT. Secara makna yang mendalam bahwa perjalanan ini, mengingatkan umat manusia untuk untuk terus mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah dan ketaatan. Sebagaimana ayat yang menjelaskan dengan menggunakan awal kalimat mahasuci Allah SWT, hal ini mengandung pesan bahwa tiada kesucian yang berhak di sembah kecuali Allah SWT. Kedua, Kesabaran dalam Menghadapi Ujian. Sebagaimana kita ketahui bahwa perjalanan Isra Mi’raj merupakan perjalnan setelah banyak peristiwa yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan oleh seorang hambah yang mulia. Rasulullah menghadapi banyak cobaan sebelum Isra Mi’raj, seperti kehilangan istri tercinta Khadijah dan pamannya Abu Thalib. Perjalanan ini menjadi bentuk penghargaan dan penghiburan dari Allah SWT, serta meyakinkan kepada Rasulullah bahwa semua hanya bagian dari ujian dakwah seorang hambah.
Ketiga, Persatuan Umat. Isra Mi’jar merupakan perjalanan yang sangat bernilai tinggi dalam pandangan pesatuan umat saat itu. Perjalanan dimulai dari Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa menyampaikn pesan dan mencerminkan pentingnya persatuan umat Islam, tanpa memandang perbedaan geografis, bangsa, warna kulit bahkan budaya. Hal ini juga menggambarkan bahwa apa yang sedang di jalani Rasulullah dan hasil dari yang dijalni oleh Rasulullah merupakan upaya dalam mempersatukan umat. Keempat, Shalat sebagai Pilar Kehidupan. Puncak dari perjalanan Isra Mi’raj Rasulullah adalah mendatkan perintah sholat lima waktu. Perintah shalat lima waktu menunjukkan betapa pentingnya disiplin spiritual dalam menjalani kehidupan yang penuh makna. Perintah ini menyampaikan bahwa kehidupan yang bermakna adalah ketika melibatkan Allah SWT dalam lini kehidupan.
Isra Mi’raj memiliki relevanasi yang kuat terhadap kehidupan, terutama kehidupan modern. Isra Mi’raj menyampikan pesan bahwa kehidupan dunia modern ini akan penuh dengan distraksi dan tantangan maka refleksi spritual sangat di butuhkan sebagai pengingat dari kehidupan itu sendiri. Pesan spritual begitu terlihat nyata dan terang dari perjalanan Rasulullah, yang secara ketaatan sangat di uji dan juga bertemu dengan para Nabi terdahulu menjadi dukungan secara spirtual juga. Ketika Rasulullah SAW melakukan perjalanan Isra Mi’raj, beliau diberikan kesempatan untuk menyaksikan kebesaran Allah SWT melalui pengalaman yang luar biasa. Perjalanan ini bukan hanya tentang peningkatan spiritual pribadi beliau, tetapi juga merupakan pengingat bagi umat manusia tentang pentingnya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam perjalanan ini, Rasulullah menerima perintah salat sebagai ibadah yang menghubungkan manusia langsung dengan Tuhan. Salat menjadi simbol refleksi spiritual yang setiap Muslim lakukan untuk mengingat Allah dalam keseharian mereka.
Selanjutanya relevansi dalam Isra Mi’raj dalam kehidupan modern ini, yaitu keberanian seorang hamba menghadapi tidak pastian hidup. Perjalanan Rasulullah menjadi bukti bahwa keberanian dan keyakinan menjadi kekuatan untuk menghadapi hal yang tidak pasti. Namun tidak pastian tersebut tidak melemahkan keberanian, sebab Rasulullah senantias menghadirkan Allah SWT dan percaya terhadap segala rencan Allah SWT. Dalam menghadapi segala ketidakpastian tersebut, Rasulullah SAW menunjukkan keteguhan hati, keberanian, dan kepercayaan yang tidak tergoyahkan kepada Allah SWT. Beliau tidak gentar meskipun perjalanan tersebut tampak mustahil secara logika manusia. Keteguhan dan keberanian ini mengajarkan umat Islam bahwa hidup ini penuh dengan ketidakpastian, tetapi dengan iman yang kuat, keberanian untuk menghadapi tantangan, dan ketergantungan kepada Allah, seorang hamba dapat melewati segala rintangan dan mencapai tujuan yang lebih besar.
Relevansi Isra Mi’raj dan kehidupan modern berikutnya adalah penting untuk memiliki pemimpin yang visoner. Rasulullah SAW dalam peristiwa ini menunjukkan karakter seorang pemimpin yang tidak hanya memahami kebutuhan mendesak umatnya, tetapi juga memiliki pandangan jauh ke depan. Dalam Isra Mi’raj, beliau menerima perintah salat sebagai bentuk ibadah yang menjadi inti kehidupan spiritual umat Islam hingga hari ini. Keputusan ini mencerminkan kepemimpinan visioner yang mampu menanamkan nilai-nilai fundamental yang relevan lintas zaman. Pemimpin visioner adalah mereka yang tidak hanya berfokus pada solusi jangka pendek, tetapi juga merancang jalan untuk mencapai keberlanjutan, kedamaian, dan kemajuan bagi generasi mendatang.
Isra Mi’raj bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan perjalanan spiritual yang penuh hikmah. Peristiwa ini mengajarkan kita untuk selalu mencari makna hidup melalui kedekatan dengan Allah, menjaga persatuan umat, dan menjalankan kewajiban dengan penuh kesungguhan. Dengan memahami pesan-pesan yang terkandung dalam Isra Mi’raj, kita dapat menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan harmonis.




