Sumaterapost.co – Dalam rangka memperkuat kerukunan dan semangat kebangsaan di kalangan pemuda, Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Provinsi Lampung menggelar acara Silaturahmi Pemuda Lintas Agama dengan tema ‘Menjaga NKRI dari Gerakan Radikalisme dan Intoleransi’.
Kegiatan ini berlangsung di Hotel Kyriad Lampung dan dihadiri oleh pemuda dari berbagai latar belakang agama dan keyakinan.
Acara ini menghadirkan narasumber utama Ken Setiawan, mantan aktivis NII (Negara Islam Indonesia) yang kini dikenal sebagai pendiri NII Crisis Center, Pendiri Toleran Institute, serta penulis buku Tuhan Kita Sama.
Dalam sesi diskusi, Ken menyampaikan pentingnya keterlibatan pemuda lintas agama dalam membangun narasi perdamaian dan melawan paham-paham radikal yang mengancam keutuhan bangsa.
Ken juga berbagi pengalamannya sebagai narasumber dalam berbagai forum lintas agama, termasuk kegiatan di gereja, vihara, pura, klenteng, dan komunitas penghayat kepercayaan.
“Saya pernah ditanya, apakah saya menerima Yesus atau Isa Almasih sebagai juru selamat?
Saya jawab, iya saya menerima Yesus atau Nabi Isa adalah pribadi yang sama sebagai juru selamat.
Karena saya meyakini bahwa seluruh nabi dan rasul dari Adam hingga Muhammad adalah bagian dari Rukun Iman,” ungkapnya.
Menurut Ken, semua agama dan kepercayaan sesungguhnya adalah relasi atau hubungan yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan serta antara sesama manusia, demi menciptakan kehidupan yang damai dan harmoni.
Ia juga menjelaskan pandangannya tentang ajaran-ajaran para nabi sebagai simbol-simbol filosofi yang memiliki makna mendalam.
Salah satunya adalah mukjizat Yesus atau Isa Almasih yang dikisahkan dapat membangkitkan orang mati, yang menurutnya berarti bukan membangkitkan orang yang mati di dalam kuburan, tapi mampu membangkitkan semangat dan kebutuhan jiwa manusia melalui cinta dan kasih sayang.
“Dengan ilmu, cinta, dan kasih sayang, kita bisa melawan ‘dajjal’ zaman ini, yaitu kebodohan, denki, iri hati, dan kebencian,”
Menurut Ken, Dajjal, Al Mahdi dan Yesus atau Isa Al masih bukan hanya sosok, tapi ada makna filosofi yang sangat dalam.
Dajjal adalah filosofi kebodohan, jahiliyah yang dapat menyebabkan angkara murka, Al Mahdi adalah filosofi Ilmu pengetahuan dan Yesus atau Isa Al masih adalah filosofi kekuatan cinta dan Kasih sayang.
Jika seluruh manusia dapat menanamkan cinta, kasih dan sayang dalam dirinya, niscaya dunia ini akan menjadi damai, tidak ada lagi angkara murka, itu sama hal nya seperti Yesus atau Isa Al masih telah Turun dan hadir yang akhirnya dapat membunuh karakter Dajjal angkara murka. tegasnya.
Selain Ken Setiawan, acara ini juga menghadirkan pembicara lain yakni Martin Sudarmawan, mantan narapidana terorisme; Prof. Rudy, Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Lampung; serta Prof. Dr. Mohamad Bahrudin, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Lampung.
Ketua PW GP Ansor Lampung sekaligus ketua panitia, Budi Hadi Yunanto, mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi langkah penting dalam membangun komunikasi yang harmonis di tengah keberagaman.
“Silaturahmi dan komunikasi perlu terus dilakukan agar tercipta suasana yang sejuk di antara pemuda lintas agama.
Meski berbeda latar belakang, kita bisa hidup berdampingan secara damai dan saling menguatkan,” ujar Budi.
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari peserta dan tokoh pemuda yang hadir, serta diharapkan menjadi agenda rutin untuk memperkuat nilai-nilai toleransi dan kebangsaan di kalangan generasi muda.
Ia juga mengungkapkan rencana untuk membangun Rumah Toleransi, sebuah tempat singgah dan pusat interaksi pemuda lintas agama yang diharapkan menjadi simbol persatuan dan harmoni di Provinsi Lampung.
“Rumah Toleransi ini akan menjadi ruang bertemu, berdialog, dan merawat keberagaman kita dalam bingkai persatuan,” pungkasnya.(rls/ady)




