Semarang – Kelenteng TITD Tay Kak Sie setiap tahun menggelar acara peringatan kedatangan Dewa Obat Poo Seng Tay Tee. Peringatan yang ke -165 ini bertujuan untuk mengenang peristiwa wabah penyakit (pagebluk) malaria yang terjadi di Semarang pada tahun 1853. Peringatan ini juga bertujuan sebagai doa dan harapan agar masyarakat Kota Semarang dijauhkan dari segala macam penyakit.
Tradisi untuk menyambut Poo Seng Tay Tee rutin diselenggarakan pada setiap lima penanggalan Imlek. Tahun ini peringatan arak-arakan untk menyabut Dewa Pengobatan jatuh pada hari Rabu –Kamis, 28/29 Mei 2025. Kisah ini diperingati setiap tahun dengan kirab dan perayaan di berbagai kelenteng, khususnya di kawasan Pecinan Semarang.
Kisah kedatangan Dewa Obat (Kiem Sien Kong Co Poo Seng Tay Tee) ke Semarang berkaitan erat dengan wabah penyakit yang pernah terjadi di kota Semarang. Dewa Obat diyakini dapat menyembuhkan dan memberikan perlindungan dari penyakit.
Umat Tri Dharma memperingati kedatangan kimsin YS Poo Seng Tay Tee atau Dewa Obat di Semarang degan prosesi kirab. Helat aacara imulai pukul 05.00 WIB, umat dari Kelenteng TITD Tay Kak Sie Gang Lombok melakukan perjalanan menuju Pantai Marina. Di tempat tersebut, mereka sembahyang Liam Keng menghadap ke laut. Siang harinya pukul 13.00 WIB, rombongan kembali ke kawasan pecinan untuk kirab keliling Pecinan menyambangi sejumlah kelenteng.
Rombongan kirab antara lain pembawa bendera merah putih, kemudian bendera kebesaran, pusaka, bhikun, liong dan barongsai pembuka, dan empat kio dari tuan rumah, yakni abu dan tiga Kongco dari kelenteng TITD Tay Kak Sie, yakni Hauw Ciang Kun, Lo Cia, dan Poo Seng Tay Tee. Di belakangnya diikuti tujuh kio tamu kelenteng, seperti Semarang, Jakarta, dan Malang. Liong dan barongsai dari enam perkumpulan yang ada di Semarang ikut memarakkan gelaran kirab.
Ketua Panitia Perayaan YS Poo Seng Tay Tee, Santika Yohanto memaparkan , peringatan kedatangan Dewa Obat ini dilakukan pada bulan kelima tanggal 1 pada penanggalan Lunar. “Seharusnya peringatan jatuh pada hari Selasa (27/5/2025), tetapi kami memilih dekat dengan tanggal merah, jadinya dilaksanakan pada hari Rabu dan Kamis (28-29/5/2025),’ katanya.
Lebih lanjut, Santika, membabarkan dulu kapal yang membawa kimsin YS Poo Seng Tay Tee berhenti di Boom Lama dan peringatan digelar di tempat tersebut. Akan tetapi, setelah wilayah tersebut padat penduduk, pihaknya memilih di Pantai Marina yang representatif. “Ritual kami lakukan menghadap ke laut, karena berhadapan dengan samudera,” imbuhnya.
Dia berharap, peringatan kedatangan kimsin dewa obat ini bisa memberikan kesehatan, kesejahteraan, dan mengobati masyarakat apabila sakit. “Tradisi ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu dulu saat pagebluk atau banyak wabah, kimsin didatangkan dari Tiongkok sehingga penyembuhan penyakit ini bisa rata dan dirasakan oleh masyarakat,” pungkasnya. (Christian Saputro)




