Oleh : Christian Heru Cahyo Saputro *)
Maxi Brain Acadeny menggelar konser bertajuk : “Nationalism versus Orientalism” menghadirkan musikus bertaraf Internasional Lidya Evania (violin) dan Jonathan Wibowo (piano). Konser ditaja di Maxi Brain Academy Hall, Jalan Rinjani 18 Semarang, Rabu (25/06/2025).
Konser yang berlangsung dengan ciamik dan gayeng ini tak hanya sekadar tontonan tetapi menjadi sebuah ruang kontemplasi musikal tentang identitas, sejarah, dan narasi budaya.
Keduanya tampil ngeblend dalam dialektika rasa berbalut elegansi dan pertarungan wacana estetika. Dalam konser ini mereka mengusung karya-karya Paganini, Atmojo, Schubert, Debussy, dan Ravel, Sekira 60 menit tanpa jeda mereka menyuguhkan karya-karya komponis dunia dan tanah air yaitul; CANTABILE, OP. 17 ( N.Paganini), FANTASIA IN G MAJOR, OP. 11 (S.K Atmojo), VALSE-CAPRICE NO. 6 F ( Schubert/ D Oistrakh), III. FINALEVIOLIN SONATA IN G MINOR, L. 140 (C Debussy) I. ALLEGRO VIVO II. INTERMEDÉ dan III. FINALE, dan TZIGANE ( M.Ravel).
Konser ini membentangkan pertanyaan klasik: bagaimana musik Barat membingkai Timur, dan bagaimana suara nasional mampu menjawab atau menggugatnya?
Konser ini tak sekadar pertunjukan, melainkan juga dialog lintas budaya dan zaman—di mana romantisme Eropa bertemu semangat lokal yang resistan. Sebuah perjalanan estetik menuju pengertian baru: bahwa nasionalisme bukan benteng, dan oriëntalisme bukan sekadar eksotisme—melainkan pintu-pintu tafsir yang saling menguji.
Lidya dan Jonathan mengajak audien merayakan pertemuan gagasan dan melodi dalam harmoni yang menggugah. Konser bertajuk “Nationalism versus Orientalism” disuguhkan bukan sekadar pertunjukan, melainkan medan tafsir atas dua kutub estetika yang kerap berkelindan dalam sejarah musik klasik: nasionalisme yang mengakar dan oriëntalisme yang memandang. Suguhan karya-karya dari Paganini, Atmojo, Schubert, Debussy, dan Ravel—sebuah rangkaian nada yang menjelma menjadi gugatan dan perenungan. Apakah Timur selalu hanya objek? Apakah nasionalisme mampu membebaskan tanpa jatuh pada kekakuan?
Konser ini seperti ziarah musikal—di mana nyanyian tanah air bertemu mimpi eksotik dunia lain, saling menyelami dan mungkin, saling mencerminkan.
Lidya Evania Lukito dan Jonathan C. T. Wibowo adalah dua musikus klasik Indonesia yang menempuh pendidikan tinggi di Rusia dan kini aktif memperkaya lanskap musik klasik di tanah air.
Tentang Artis Penamil Konser “Nationalism versus Orientalism”
Konser bertajuk : “Nationalism versus Orientalism” yang dipersembahkan Maxi Brain Academy menghadirkan Lidya Evania (Violinis) dan Jonathan Wibowo (Pianis). Kedua musikus jebolan sekolah usik di Rusia ini kini aktif dalam dunia musik klasik Indonesia, berkontribusi melalui penampilan, pendidikan, dan kolaborasi artistik, membawa pengalaman dan wawasan internasional ke panggung-panggung lokal.
Lidya Evania (Violinis)
Lidya adalah seorang musisi biola Indonesia yang menyelesaikan studi Magister (cum laude) di Rostov State Conservatory, di bawah bimbingan
Vladimir Filatov dan Prof. Evgeniya Gorbenko. Sebelumnya, Lidya menyelesaikan studi Sarjana dengan predikat magna cum laude di Universitas Pelita Harapan dibawah bimbingan Dr. Tomislav Dimov. Selama studinya, Lidya pernah mendapat penghargaan baik dari dalam negeri maupun Pada tahun 2013, Lidya pernah mengikuti Southeast Asia Youth Orchestra di Thailand dan Vietnam dan menjadi salah satu perwakilan dari Indonesia. Lidya juga mengikuti Korean Symphony International Orchestra Academy yang diselenggarakan di Seoul, Korea pada tahun 2021.
Lidya juga pernah tergabung dalam grup Cascade Trio dan telah menghelat konser di berbagai kota di baik di Indonesia maupun luar negeri. Pada tahun 2017, Lidya juga berpartisipasi dalam acara Apple HillCenter for Chamber Music di New Hampshire, Amerika Serikat. Lidya juga aktif dalam mengikuti masterclass untuk menambah wawasannya,di antaranya dengan Gia Jashvili (Georgia-Austria), Halska (Perancis),
David Frühwirth (Austria), Prof. Marilyn McDonald (Amerika), Dr. Ayke Agus (Indonesia-Amerika), Maxim Fedotov (Rusia) dan masih banyak lagi.
Saat ini, Lidya aktif dalam mengembangkan edukasi musik di Indonesia, khususnya alat musik biola. Selain itu, Lidya juga aktif dalam berbagai kolaborasi dan proyek seni musik.
Lidya adalah seorang musisi biola Indonesia yang menyelesaikan studi Magister (cum laude) di Rostov State Conservatory, di bawah bimbingan Vladimir Filatov dan Prof. Evgeniya Gorbenko. Sebelumnya, Lidya menyelesaikan studi Sarjana dengan predikat magna cum laude di Universitas Pelita Harapan dibawah bimbingan Dr. Tomislav Dimov. Selama studinya, Lidya pernah mendapat penghargaan baik dari dalam negeri maupun luar negeri seperti Singapura dan Australia.
Jonathan Wibowo (Pianis)
Jonathan memulai pendidikan musiknya dimulai di usia 8 tahun dan pada tahun 2003, ia diterima di Sekolah Musik Yayasan Pendidikan Musik.
Selama Pendidikan Dasar, Jonathan dibimbing oleh Bapak Paulus Kristianto dan Ibu Carolina Lukito. Kemudian di jenjang Persiapan Konservatorium dan Pendidikan Keguruan, iamendapat bimbingan dari Ibu Iravati M. Sudiarso.
Pada tahun 2016, Jonathan mendapat beasiswa dari Pemerintah Federasi Rusia untuk melanjutkan pendidikan musiknya di Akademi Musik Gnesin, Moskow. Ia dibimbing oleh Dekan Fakultas Piano, Honored Artist of Russia Tatiana Levitina pada kelas piano solo, oleh Sergei Margaritov dan Viktor Vlasov pada kelas piano iringan, serta oleh Irina Silivanova pada kelas musik kamar.
Selama studinya, Jonathan aktif berpartisipasi dalam berbagai kompetisi, festival, masterclass, dan pagelaran konser, baik di Akademi Musik Gnesin, maupun di berbagai panggung kota Moskow dan di berbagai penjuru Rusia lainnya. Di samping itu, Jonathan telah beberapa kali berpartisipasi dalam masterclass sebagai peserta aktif, antara lain oleh Berenika Zakrzewski, Boaz Sharon, Mikhail Petukhov, dan Sergei Dreznin.
Jonathan lulus dengan gelar Master of Fine Arts dan predikat Cum Laude dari Akademi Musik Gnesin pada bulan Juni 2022. Saat dari Akademi Musik Gnesin pada bulan Juni 2022. Saat ini, Jonathan aktif sebagai pemain dan pengajar musik di Jakarta.
*) Jurnalis pemerhati musik dan heritage tinggal di Tembalang, Semarang.




