Semarang – Kolektif Hysteria, Semarang membuka rangkaian Road to Penta K Labs 5 melalui acara bertajuk Kick-Off Penta K Labs 5: Tulang Lunak Bandeng Juwana, yang diselenggarakan di Parjo Mulawarman, Semarang Selasa malam (08/07/2025). Dengan mengusung semangat temu jaringan, acara ini mempertemukan berbagai komunitas atau pelaku kreatif lintas bidang dalam suasana kolaboratif yang hangat dan terbuka.
Acara ini merupakan bagian dari Untuk Perhatian, sebuah inisiatif Kolektif Hysteria yang telah menjadi ruang alternatif bagi ekspresi artistik dan praktik kesenian di Semarang. Temu Jaringan seniman ini tak hanya menjadi penanda dimulainya Penta K Labs edisi kelima, namun juga turut merayakan 20 tahun perjalanan budaya Hysteria
Sebanyak 17 kolektif dan komunitas kreatif dari berbagai disiplin asal Semarang hadir dalam acara ini, di antaranya Gemuruh, Omnipotensial, Setitik, HAE Teater, Semarang Sketchwalk, Segi Film, 50:50 Artlab, Distopia Kolektif, Indonesia Fashion Chamber (IFC), Sure Picture, Yuhu Project, Collabox, Denok Kenang, Radical Corps, Semarangker, Bergrafis, dan Miarsa.
Direktur Kolektif Hysteria, Ahmad Khairudin, atau kerap disapa Adin, menegaskan bahwa kelahiran Penta K Labs 5 ini berangkat dari pengalaman bersama para pelaku seni di Semarang yang kerap menghadapi keterbatasan akses terhadap alat dan ruang kreasi.
“Kami sadar, Hysteria tidak mungkin bertahan tanpa solidaritas komunitas. Kami berusaha memutus lingkaran ketidakpedulian antar kelompok,” ujar Adin dalam sambutannya.
Ditambahkannya , keberlanjutan ekosistem budaya di kota ini tidak bisa hanya diserahkan pada satu pihak. “Kota ini tidak bisa dibangun sendirian oleh stakeholder. Harus ada kolaborasi lintas sektor,” tegasnya.
Acara malam itu berlangsung interaktif, dengan sejumlah pengenalan program dan panduan teknis seputar jalannya Penta K Labs 5. Adapun itu, Biennale Penta K Labs 5 dijadwalkan berlangsung dari awal hingga akhir Agustus 2025 dengan beragam aktivitas seni berbasis ruang dan komunitas. Program ini tidak hanya menampilkan karya-karya seniman dari berbagai disiplin seni, namun juga mendorong interaksi antar warga kota melalui pendekatan partisipatoris. (Christian Saputro)




