Ambarawa, 22 Juli 2025 – Monumen Palagan Ambarawa kembali bakal menjadi saksi kebangkitan semangat nasionalisme generasi muda dalam perhelatan Kemrincing Fest 2025. Tahun ini akan menampilkan sebuah karya sendratari kolosal berjudul “Palagan Ambarawa: Samara Wibawa Wiyating Langit Ambarawa” (Pertempuran Agung di Bawah Langit Ambarawa).
Pagelaran ini merupakan ujian akhir tahunan dari Sanggar Tari Kemrincing Ambarawa, namun lebih dari sekadar ajang penilaian, acara ini telah menjelma menjadi festival budaya yang ditunggu-tunggu masyarakat. Dengan melibatkan lebih dari 140 pelaku seni — terdiri dari 100 penari siswa-siswi dan 40 seniman musik — acara ini mengusung visi besar: menyatukan kekuatan sejarah, gerak kontemporer Jawa, musik gamelan, dan orkestra modern dalam satu pentas kolosal yang memukau.
Disutradarai oleh JP. Awig Soedjatmika, dengan komposisi musik oleh Alrest Kentung, produksi acara ini dikelola oleh JAVAYO Production – Ambarawa. Pergelaran berlangsung pada Sabtu, 26 Juli 2025 pukul 19.00 WIB, bertempat di pelataran Monumen Palagan Ambarawa, Kabupaten Semarang.
Rekonstruksi Heroik Pertempuran Palagan
Sendratari “Palagan Ambarawa” mengangkat kembali kisah nyata perjuangan rakyat melawan Sekutu dan NICA pada Desember 1945, di bawah komando Letkol Isdiman dan Kolonel Soedirman. Dibalut dalam delapan adegan dramatik, pertunjukan ini merekonstruksi momen-momen penting seperti kedatangan pasukan sekutu, gugurnya Letkol Isdiman, pengkhianatan dalam perundingan, hingga kemenangan melalui strategi militer “Supit Urang” yang memaksa penjajah mundur dari bumi Ambarawa.
Lewat gerak tari, puisi naratif, visualisasi teatrikal, dan musik lintas genre, pertunjukan ini menjadi bentuk penghormatan atas sejarah dan pengorbanan para pahlawan, serta menjadi ruang edukatif bagi penonton lintas usia.
Hadirnya Tokoh Nasional dan Ribuan Penonton
Tahun ini, Kemrincing Fest diharapakn kembali akan menarik lebih dari 3.000 penonton, terdiri dari masyarakat umum, komunitas budaya, serta tamu undangan istimewa seperti Samuel Wattimena (anggota DPR RI), Bagus Suryokusumo (Komisi E DPRD Jawa Tengah), FORKOMPINDA dan FORKOMPINCAM Kabupaten Semarang, pejabat Dinas Pariwisata dan Dikbudpora, hingga sesepuh seni dan tokoh pendidikan daerah.
Gelaran acara ini juga menampilkan kolaborasi dari beberapa sanggar tamu, yakni ;Sanggar Tari Oengaran Menari (Ungaran), Sanggar Metta (Tuntang), dan Sanggar Centini (Ambarawa) – 13 penari. Serta penampilan musik kolaboratif dari Sanggar Karawitan Nayanika, yang menyatukan elemen karawitan tradisional dengan musik modern barat.
Rangkaian Acara dan Puncak Pementasan
Acara dimulai sejak pukul 18.00 WIB dengan registrasi dan iringan musik oleh BDS Congrok, dilanjutkan pembukaan resmi, sambutan dari panitia dan perwakilan dinas. Rentetan penampilan pembuka dari sanggar tamu menciptakan suasana meriah sebelum memasuki puncak acara: pementasan sendratari “Palagan Ambarawa” pukul 20.00 WIB.
Acara akan ditutup dengan pemberian lencana dan sertifikat kepada para siswa-siswi, penghormatan kepada seluruh pengisi acara, dan pertunjukan musik dari BDS Congrok, yang menutup malam penuh sejarah dan seni dengan semarak. (Christian Saputro)




