Bandar Lampung – Provinsi Lampung menyimpan potensi wisata alam dan budaya yang melimpah, mulai dari Festival Krakatau, Tubaba Art Festival, hingga keindahan Pantai Pahawang dan Taman Nasional Way Kambas. Namun, data BPS 2024 mencatat kunjungan wisata ke Lampung hanya mencapai 17,87 juta atau 1,9% dari total kunjungan wisatawan di Indonesia.
Kondisi ini mendorong lahirnya riset yang digagas tim dari Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya, yang fokus pada optimalisasi pemasaran digital untuk mempromosikan pariwisata berbasis kearifan lokal. Riset ini menggabungkan konsep Community Based Tourism (CBT) dengan strategi promosi modern.
Ketua tim riset, Dr. Novita Sari, S.Sos., M.M., bersama anggota Muhammad Saputra, S.E., M.M. dan Ketut Artaye, S.Kom., M.T.I., menegaskan bahwa pemanfaatan teknologi digital menjadi kunci untuk memperluas jangkauan promosi destinasi. “Wisata berbasis kearifan lokal menawarkan pengalaman autentik dan bernilai bagi wisatawan. Tantangannya adalah mengemas nilai-nilai tradisional ini ke dalam konten digital yang menarik, sehingga dapat menjangkau audiens global tanpa menghilangkan esensi budaya lokal,” ujar Dr. Novita saat diwawancarai pada Rabu (13/8/2025) seperti dikutip dari darmajaya.ac.id.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara pelaku wisata lokal, pemerintah, dan komunitas digital. “Promosi konvensional saja tidak cukup. Diperlukan strategi content marketing, optimasi mesin pencari, hingga kolaborasi dengan influencer untuk membangun citra destinasi Lampung. Dengan pendekatan ini, kunjungan wisata bisa meningkat sekaligus menggerakkan ekonomi kreatif masyarakat,” tambahnya.
Penelitian ini menargetkan penyusunan model strategi pemasaran digital yang aplikatif dan berbasis data. Dengan metode Thematic Analysis, tim memetakan pola promosi yang sudah dan belum efektif, untuk menghasilkan rekomendasi strategis bagi pemerintah daerah, pengelola destinasi, dan pelaku UMKM pariwisata.
Riset ini juga sejalan dengan program “100 Smart City” Kementerian Komunikasi dan Informatika RI yang mendorong pengembangan pariwisata berbasis teknologi. Lampung, dengan kekayaan budaya dan potensi ekowisata, diharapkan menjadi model pengembangan pariwisata berkelanjutan tingkat nasional.
Jika strategi pemasaran digital ini diterapkan secara konsisten, Lampung berpeluang menjadi destinasi unggulan yang dikenal bukan hanya karena pesona alamnya, tetapi juga kekuatan cerita dan nilai kearifan lokalnya. Dengan demikian, pertumbuhan kunjungan wisatawan diharapkan melampaui capaian saat ini, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. (**)