JAKARTA – Delapan koleksi gerabah Majapahit berusia ratusan tahun dipertemukan dengan karya kontemporer sebelas seniman keramik Indonesia dalam pameran temporer bertajuk Terra Motion: Routes, Rites, Roots di Museum Seni Rupa dan Keramik, Jakarta. Pameran yang dibuka Rabu (20/8/2025) ini berlangsung hingga 21 September mendatang.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Mochamad Miftahulloh Tamary, menyebut pameran ini sebagai cara untuk membaca ulang keramik, bukan hanya sebagai benda fungsional, melainkan juga saksi perjalanan peradaban.“Keramik adalah penghubung budaya dan identitas yang terus bergerak,” ujarnya.
Kurator utama, Sudjud Dartanto, menegaskan bahwa pameran ini menghadirkan dialog lintas zaman.
“Warisan terakota Majapahit yang tersimpan di museum dipertemukan dengan tafsir visual baru para seniman.
Pertemuan ini bukan sekadar perbandingan antara yang lampau dan kini, melainkan ruang dialog kreatif lintas generasi,” jelasnya.
Artefak Majapahit yang ditampilkan antara lain kemuncak atap berbentuk burung, kendi, miniatur rumah, hingga saluran air terakota. Dalam bingkai kuratorial, koleksi itu dipandang sebagai “arsip hidup” yang terus berinteraksi dengan isu-isu kontemporer, seperti pluralitas sosial, urbanisasi, hingga keberlanjutan material.
Sebelas seniman keramik yang terlibat ialah Antin Sambodo, Dona Prawita Arissuta, Dyah Retno, Endang Lestari, Evy Yonathan, Jenny Lee, Lisa Sumardi, Nia Gautama, Noor Sudiyati, Sekar Puti, dan Tisa Granicia.
Selain pameran, rangkaian acara juga menghadirkan workshop gerabah untuk pelajar serta diskusi publik.
Pameran Terra Motion: Routes, Rites, Roots dibuka setiap Selasa–Jumat pukul 09.00–15.00 WIB dan Sabtu–Minggu pukul 09.00–19.00 WIB di Aula Museum Seni Rupa dan Keramik, Jakarta. (Christian Saputro)




