Solo 6 September 2025 – Festival Payung Indonesia XII di Solo jadi panggung penting pelestarian budaya Panji. Sebuah momen budaya yang sarat makna tersaji dalam rangkaian Festival Payung Indonesia XII di Taman Balekambang, Solo. Bedah buku berjudul “Catra Panji: Cerita Panji dan Dongeng Nusantara” resmi digelar dan menjadi ruang dialog inspiratif tentang pelestarian warisan budaya tak benda Indonesia.
Acara ini menghadirkan Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, sebagai keynote speaker. Dalam pemaparannya, Wardiman menekankan bahwa cerita Panji bukan sekadar kisah romantik masa lalu, tapi bagian dari kekayaan budaya yang bisa menjadi sumber daya pembangunan bangsa jika terus dikembangkan dan dikenalkan pada generasi muda.
“Cerita Panji adalah warisan budaya yang telah menembus batas negara dan bahasa. Sudah selayaknya kita menjaganya sebagai bagian dari identitas bangsa yang luhur,” ujar Wardiman di hadapan peserta.
Diskusi semakin kaya dengan kehadiran narasumber lain, yaitu budayawan Henri Nurcahyo, penulis dan editor Kurnia Effendi, koordinator buku Maya Dewi, serta penerbit dari NAD Publishing, Briggita Ines. Mereka membahas proses kreatif, nilai historis, dan potensi cerita Panji untuk terus dikembangkan dalam berbagai medium seni.
Tak hanya diskusi, acara juga diselingi pergelaran seni tradisi dan kontemporer. Penampilan Wayang Beber oleh Ganjar (dalang, Pacitan) dan Dani Iswardana (pelukis) membawa penonton menyusuri kisah Panji secara visual. Sementara Tari Catra Panji yang dibawakan oleh Adif Marhaendra dan Okvalica Harlis Natasya, serta Tari Topeng Indramayu oleh Andhara Qirania Rahma, memberikan sentuhan dramatik dan elegan yang memikat.
Penyelenggara berharap acara ini dapat menjadi batu pijakan penting bagi revitalisasi cerita Panji di ranah publik, seni, dan pendidikan.
Festival ini terbuka untuk umum dan mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat, akademisi, seniman, hingga pelajar. Semua sepakat: pelestarian budaya dimulai dari kecintaan dan pengenalan yang konsisten. (Christian Saputro)




