Sumaterapost.co | Pringsewu – Generasi muda memegang peran krusial dalam mengakhiri Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), maupun Kekerasan Berbasis Gender baik sebagai subjek yang sering menjadi sasaran maupun sebagai agen perubahan. Dengan memanfaatkan kemampuan digital dan inovasi, mereka dapat membangun kesadaran dan merancang solusi untuk masalah ini, hal ini salah satu yang melatar belakangi diselenggarakannya Lokakarya Kesetaraan Gender dan Migrasi Aman yang digelar oleh JPIC-FSGM Indonesia bersama GENRE Kabupaten Pringsewu, selama dua hari, Sabtu – Minggu, (18-19/10) di Griya Anselma Pringsewu.
Dalam Lokakarya Kesetaraan GENDER dan Migrasi Aman, dengan tema “Membongkar Perendahan Martabat Manusia” menghadirkan Narasumber, Diniyati Mardiningsih (Pendampung GENRE), Sr. M. Katarina FSGM (Ketua JPIC-FSGM dan JMMPO Kabupaten Pringsewu).
Dikatakan Ketua JPIC-FSGM dan JMMPO Kabupaten Pringsewu, Sr. M. Katarina FSGM, lokakarya yang melibatkan kelompok GENRE Kabupaten Pringsewu bertujuan antara lain, edukasi kesetaraan gender yaitu, menciptakan masyarakat yang adil dan setara dengan membongkar stereotip gender, menantang diskriminasi, dan memberdayakan setiap individu untuk memiliki kesempatan yang sama dalam semua aspek kehidupan.
Serta meningkatkan kesehatan dan keselamatan, serta mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan memastikan partisipasi penuh dan efektif perempuan dan laki-laki. Dan meningkatkan kesadaran tentang perdagangan manusia dan melindungi hak-hak penyintas, serta terus waspada bahwa perdagangan manusia merupakan kejahatan terorganisir
“Lokakarya juga sebagai bentuk komitmen bersama untuk meningkatkan kesadaran publik, memperkuat kolaborasi, serta menggerakkan aksi nyata memberantas TPPO di tanah air. Akhiri eksploitasi”.kata Suster M.Katarian FSGM.
Salah satu peserta Lokakrya dari aktivis GENRE, Revi, dalam pesan kesannya, mengatakan, Alhamdullilah sangat bermanfaat ilmu yang didapat dalam program ini, mengenai kesetaraan GENDER, dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), berharap kegiatan ini tidak berhenti disini saja namun ada kegiatan berkelanjutan.
“Ilmu yang kami dapat tentunya bukan untuk diri sendiri, namun juga dapat menyebarluaskan kemanfaatnya untuk orang lain dengan mengadvokasi apa yang sudah didapatkan ilmu TPPO dan Gender” kata Revi. (ndy)




